Sabtu, 01 Agustus 2020

Kompak Bareng Generasi Z


Saling melengkapi menjadi kunci saat melakukan kerjasama bareng generasi ini. Semua bisa  lancar apabila kita mengetahui triknya.

By Nur Ida Zed

 

                                                                                         

        “Anterin mama beli matras yoga yuk, Mas,”

        “Bentar. Lagi naggung, nih.” Lalu,

       “Mama mau yang mana ? Ini, ini, atau yang ini aja...” kata sulungku sembari menunjukkan aplikasi belanja online di gadged-nya. Akhirnya aku milih juga. Dan alhamdulillah, pesanan datang tepat pada waktunya, sesuai keinginan dan tanpa kendala. Begitulah. Seringkali kalau ngobrol sama jagoanku ini berasa dicuekin aja. Dipanggilpun seolah gak denger karena earphone ada di telinga. Baru nyaut kalau di WA- Whats App. Karena itu kami sekeluarga bikin WAG my family, supaya bisa saling tegur sapa.

     Ya. Bisa dibilang kedua anakku terlahir sebagai generasi Z, di mana lahir langsung kenal dengan internet. Tak lagi harus diajari memakai perangkat tehnologi karena sudah otomatis update tanpa menunggu lagi. Dunia maya sudah menjadi bagian dari hidupnya. Inilah yang membuat generasi sebelumnya, seperti saya harus beradaptasi dengan pola pikir, perilaku dan karakternya sebagai generasi yang hiper kognitif, yang lebih nyaman mengumpulkan referensi silang dari banyak sumber informasi dan mengintegrasikan pengalaman virtual dengan kehidupan nyata.

 

     Gak salah sih sebenarnya, karena kemajuan jaman dan tehnologi membuat semua bisa diakses  hanya lewat ujung jari. Tinggal klik, apapun yang diinginkan bisa dipenuhi tanpa melalui proses panjang lagi. Segala aplikasi, informasi, belajar mandiri, hiburan, layanan, bahkan kencan, kerjaan dan pergaulan tersedia di banyak laman.  Sehingga generasi ini lebih menyukai hal-hal yang simpel, praktis dan instan.  

 

Ambil Positifnya

     Generasi Z, yang kerap disebut sebagai Gen Z atau Gen Net, Gen Tech  serta i-Generation alias digital natives ini biasanya memiliki rasa percaya diri tinggi dan menyukai hal yang detail. Berkeinginan besar untuk mencapai kesuksesan dan menyukai  kebebasan, baik dalam berpendapat, berekspresi, berkreasi dan bereksplorasi.

    Lahir di tengah dunia modern yang serba digital, membuat generasi  ini lebih mahir dalam mengakses  tekhnologi  dan tidak gaptek sehingga banyak yang faham cara meraih keuntungan lewat internet. Tak heran jika  sebagian bisa mandiri secara finansial dengan menjadi selebgram, selebtwit, vloger, influencer,  youtuber dan semacamnya hanya  dengan mengunggah foto dan video di media sosialnya.

     Memang sih, generasi ini cenderung terkesan susah diatur. Mereka tidak suka diperintah tanpa penjelasan yang logis, termasuk aturan yang menurutnya tidak masuk akal. Sisi baiknya mampu menunjukkan sikap optimis dalam menghadapi banyak hal, cepat move on ketika mengalami kegagalan dan lebih bisa memandang segala sesuatu dari sisi positif.

     Generasi yang lebih pragmatis dan analitis ini cenderung toleran dan bisa menghargai perbedaan. Tidak menyukai perdebatan berkepanjangan karena percaya setiap permasalahan pasti memiliki solusi yang menyenangkan.

 

Berikan  Pengakuan

     Saya sendiri  tidak masalah ketika harus bekerjasama dengan generasi multitasking ini. Meski kadang kurang fokus  karena selalu berinovasi dengan pembaharuan terus menerus, namun pada dasarnya mereka ingin mendapat pengakuan atas kerja keras dan usaha yang telah dilakukan. Sesekali memberi pujian dan penghargaan tak ada salahnya.  Apalagi ketika mau membagi ilmu dan menorehkan prestasi.

     Sebagai generasi sebelumnya, ada baiknya selalu memberi motivasi dan mengingatkan agar tidak melupakan interaksi sosial yang sebenarnya. Sebab dunia nyata akan  terus tumbuh dan berkembang dengan kehidupan yang  berjalan seiring dan seimbang.

    Cobalah menjadi rule model yang baik  dan berakhlak mulia untuk saling melengkapi. Juga kompak dengan generasi ini dalam komunitas yang cenderung memiliki pola pikir realistis.

   Begitulah.  Mari terbuka dengan  Generasi  Z  yang kini mulai merambah pada dunia kerja yang nyata. ***NZ

Foto: Revin Ananda-Komunitas Kejar Mimpi Jakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar