Jumat, 30 April 2021

Harapan di Masa Mendatang


        Apa yang menjadi harapanmu di jangka pendek dan jangka panjang? Tetapkan hati agar dapat terlaksana di kemudian hari.

By Nur Ida Zed



        Keinginan yang selalu diupayakan dengan berulang akan menjadi doa yang didengar dan dikabulkan. Saya percaya ini, karena ketika berharap sesuatu, alam bawah sadar akan muncul dorongan untuk mewujudkannya sehingga timbul usaha yang tidak bisa diduga. Lalu semesta seolah ikut mendukung niat baik kita lewat energi positifnya.

         Sebagai contoh kecil saja ya, sewaktu masih duduk di bangku TK, saya mengajak Puan, putri saya mengantar kakaknya mengikuti kejuaraan Taekwondo tingkat Nasional di arena GOR POPKI- Pusat Olahraga Persahabatan Korea Indonesia di Cibubur. Venue yang biasa dijadikan ajang kejuaraan bergengsi tingkat Nasional dan Internasional semacam Sea Games dan Asian Games. Saat pertama itu kami merasakan aura yang berbeda karena sudah disetting sedemikian rupa, dengan tatanan matras di bawahnya serta spanduk dan baliho pendukung acara, lengkap dengan supporting para atlet dari berbagai kota bersama panitia, para pelatih, orang tua dan penggembira. Ketika itu dia bilang, “ Puan pingin ikutan juga,” katanya.

        Ah, lalu ketika break istirahat, dia diantarkan sahbeum (baca: pelatih) menuju arena untuk main-main sembari melambaikan tangan, dada dada, sementara kami menyambut dengan memandang dari balkon saja, selayaknya melepas Sang Atlet berlaga. Siapa sangka, akhirnya di kemudian hari dia berkesempatan untuk mengikuti kejuaraan di sana dan seringkali menang membawa medali emas karena juara. Anak perempuan juga bisa, begitu pikir saya yang waktu itu tak sengaja berharap dia mau berlatih juga.

 

Harapan dan Doa

        Ya, tak masalah bila kita, manusia,  siapapun juga punya harapan untuk dirinya dan keluarga, misalnya. Apapun itu jangan membuat kita ragu seolah “pungguk merindukan bulan” manakala harapan dan mimpi seakan ketinggian.  Saya selalu ingat cerita Thomas Alfa Edison, penemu listrik yang juga ilmuan pemilik ratusan hak paten yang awalnya dipandang sebelah mata dan “dipaksa” keluar dari sekolah karena dianggap penghayal, tidak bisa mengikuti pelajaran sehingga harus dikembalikan kepada orang tuanya. Sang ibu bersikukuh dan bilang,” Anda yang tidak mampu mengajari anak saya yang jenius, luar biasa.” Kemudian dengan segala upaya, meyakinkan diri dengan penuh harapan dan doa, Thomas akhirnya dapat menunjukkan sebagai seorang ilmuwan yang diakui dunia dan kaya raya.

        Pastinya banyak kisah lain dari sebuah harapan yang kemudian menjadi nyata. Semua itu terjadi karena adanya upaya dan doa. Karena Allah SWT telah berfirman dalam Al-Quran surat Ar-Ra’d ayat 11 yang artinya: “Sesungguhnya Allah tak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri.”

        Untuk saat ini sih harapan jangka pendek saya Puan lulus SMP dengan nilai bagus dan dapat diterima di SMA yang diinginkan. Semoga juga bisa diterima lewat jalur prestasi lagi dengan rekomendasi sertifikat kemenangannya di kejuaraan internasional kemarin. Lalu sekolah bisa kembali tatap muka, anak-anak bersukaria, bersosialisasi juga di dunia nyata dan bermain dengan teman-temannya serta dapat belajar dan berekplorasi sesuai minat atau bakatnya.

        Di situasi pandemi seperti ini, harapan utama saya tak lain selalu diberi kesehatan, keberkahan dan keberuntungan. Karena melihat suasana yang belum normal sempurna, masih banyak yang harus dijaga sehingga setiap doa  dalam sholat saya sisipkan tiga poin itu. Semoga pandemi segera berlalu. Keep your Hope.  Harapan merupakan semangat untuk hidup yang membuat kita selalu bisa bangkit dari kondisi apapun juga.

        Salam sehat dan selalu semangaatt..!***NZ

Kamis, 29 April 2021

THR Untuk Apa Saja ?


         Semua pasti suka ketika pembagian THR tiba. Cermati penggunaannya agar lebih banyak manfaatnya.

By Nur Ida Zed



         Rezeki yang satu ini pasti selalu diunggu setiap kali kedatangan bulan puasa Ramadan. Apa lagi kalau bukan THR alias Tunjangan Hari Raya. Buat pegawai atau karyawan, baik negeri maupun swasta, adanya tambahan penghasilan tahunan ini tentu bisa membantu pengeluaran yang pasti akan meningkat karena kebutuhan yang biasanya bertambah jelang hari raya. Kalau tahun-tahun lalu sebelum pandemi, alokasi THR mungkin lebih banyak digunakan untuk mudik lebaran ya, semacam biaya perjalanan, oleh-oleh, vakansi, angpau dan yang lainnya. Tapi saat tak harus mudik kali ini,  sebaiknya THR untuk apa saja yaa.

 

Zakat yang Utama

        Setiap kali dapat THR, saya langsung menggunakannya untuk membayar zakat. Selain zakat fitrah yang wajib bagi setiap muslim untuk seluruh anggota keluarga sebagai penyempurna ibadah puasa menuju hari kemenangan yang fitri, juga zakat mal dan sedekah.

        Biasanya sih keluarga kecil kami, empat orang ini usai sholat tarawih di masjid mendatangi  panitia amil zakat di sana yang menerima, mendoakan dan mencatatnya. Pernah juga saat berkunjung ke mall, kami titipkan zakat fitrah kepada panitia penyelenggara zakat seperti Dompet Dhuafa  https://instagram.com/dompetdhuafaorg?igshid=3r8xbipqcfb6   yang menyediakan counter staff di area itu. Tapi saat pandemi tahun kemarin, zakat fitrah dilakukan secara online juga, karena di Dhompet Dhuafa dan beberapa peyelenggara badan amil zakat sudah menyediakan aplikasinya. Lebih enak juga sih, lengkap dan praktis. Niatkan dalam hati untuk zakat fitrah supaya kembali fitri.

        Selain zakat fitrah, adalah sedikit untuk zakat mal. Ini dibayarkan tahunan setelah dihitung perkiraan persenannya. Seperti bayar pajak bumi dan bangunan serta pajak kendaraan bermotor saja, supaya lebih tenang dan berkah harta yang kita punya. Ibarat sirkulasi kehidupan, kita perlu respirasi juga kan, mengeluarkan zakat, membagikan untuk mereka yang berhak agar ditambahkan lagi rezekinya, aamiin.

         Kalau sedekah, saya biasa menitipkan amanah ke panti asuhan Kubah Rahmatan Indonesia, selain di sekolah Puan, yang biasanya mengumpulkan donasi infaq, zakat dan sedekah saat Ramadan. Jadi ceritanya waktu lagi belanja di mall bareng Puan, ada ibu-ibu berseragam yang memberikan amplop untuk sumbangan. Awalnya saya acuh, banyaklah yang menawarkan ini untuk jemput bola, pikir saya. Tapi ketika ketemu di toilet, entah kenapa saya tertarik untuk tanya-tanya. Rupanya dari panti asuhan yang lokasinya tak jauh dari rumah saya. Sejak itu hampir setiap bulan dapat notifikasi WhatsApp report kegiatan dan doa bersama anak yatim piatu. Alhamdulillah setiap kali ada rezeki saya hanya perlu berbagi dengan mentransfer saja.

        Setelah zakat dan sedekah selesai, biasanya saya sisihkan untuk berbagi kepada orang tua. Sebagai anak tertua saya merasa harus berbakti dengan ini, agar ridho beliau senantiasa menyertai,  mendapatkan berkah sehingga melancarkan rezeki yang ada. Kemudian berbagi juga kepada anak-anak, supaya mereka merasakan kesenangan dapat THR juga.

 

Keperluan Lebaran dan Tabungan

        Peruntukan THR kurang afdol rasanya kalau tidak digunakan untuk keperluan kebutuhan hari raya. Setuju, kan ? Selain baju lebaran, yang kini juga bisa dibeli secara online, biasanya stok makanan pun harus ditambah. Seperti cemilan lebaran semacam kue kering: nastar, putri salju, kestengel dan teman-temannya. Juga persiapan masakan lebaran yang akan diperbanyak porsinya.

        Meski tahun ini mungkin tidak bisa mudik lagi karena masih pandemi, alokasi dana untuk ini akan ditabung dulu saja. Untuk beli investasi seperti emas atau logam mulia, serta persiapan hari raya Idul Adha yang akan datang sebentar lagi. Buat nambah beli binatang qurban agar lebih sempurna ibadahnya.

        Berapapun THR yang didapat, janganlah sekadar dihitung dari jumlahnya. Syukuri sebagai rezeki agar berkah dan nikmatnya lebih terasa sehingga akan terus ditambah lagi setiap tahunnya. Seperti dalam Al-Quran Surat Ibrahim ayat 7 yang artinya: “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.”

        Semoga bermanfaat yaa.

        Salam sehat dan selalu semangaatt..!**NZ

Rabu, 28 April 2021

Komik yang Menggelitik


        Siapa yang suka baca komik? Tak hanya seru, asyik dan menggelitik, kadang  juga berisi petuah dan filosofi yang baik.

By Nur Ida Zed

                                             foto: @nuridazed pinterest

        Saat ditanya komik apa sih favorit kamu? Saya tak pernah bisa menjawabnya secara spesifik. Ketika kecil dulu, mengenal komik karena melihat Bapak pernah membaca (memiliki) serial Ramayana dan Mahabharata karya R.A. Kosasih. Bukunya sedikit tebal dan banyak, saya suka karena gambar dan ceritanya bagus. Rupanya tak hanya itu, komik ini banyak menyimpan filosofi dan pelajaran hidup saat kita besar dan mengerti tentang ini. Lalu saya baca lagi karena dulu itu belum mencerna dan lebih banyak melihat gambar serta membuka-buka halamannya saja.

        Sebenarnya komik bisa membuat kita tertarik untuk membaca dan mengikuti isi cerita saat menyukai tokoh yang dibuat di dalamnya. Peran penulis dan juga creator design atau gambar bisa jadi penting agar pembaca seperti saya mau melirik dan menikmatinya. Begitupun dengan tokoh yang dimunculkan pada cerita sehingga membuat pembaca ingin tau kelanjutannya, lalu terus mengikutinya dan gak mau ketinggalan serialnya.

        Di toko-toko buku, komik biasa dipajang paling depan. Mungkin supaya mudah terlihat saat penyukanya yang banyak itu ingin membeli dan mendapatkannya. Barangkali salah satu strategi agar bisa menjadi daya tarik ya, karena tak sedikit tumpukan komik yang dipajang itu boleh dibuka-buka lembarannya sehingga dapat mengetahui “bocoran” isinya sebelum memutuskan untuk membeli menuju kasir. Apalagi kalau komik diskonan, haha…

 

Komik Serial Avatar

        Dan cara ini ternyata membuat saya terperangkap juga lho. Saat menemani anak-anak membeli buku pelajaran dan berbagai alat tulis di Toko Buku Gramedia, Gunung Agung maupun Kharisma dan yang lainnya, sembari menunggu mereka memilih, saya sempat terkesima dengan komik serial Avatar: The Legend of Aang yang waktu itu sempat berjaya. Saya intip dengan membacanya sedikit, lalu tertarik dan tergelitik. Ini Avatar yang saya kenal sebelumnya karena tayangan animasi di televisi. Tokoh Aang dengan petualangannya menyelamatkan dunia dari kekejian Negara Api yang menggambarkan keseimbangan semesta dalam kekuatan pengendalian diri. Ah, saya suka mengikuti serial animasi Jepang ini di jaringan televisi Nickelodeon, yang sekarang juga sudah dibuat filmnya.

        Kemudian saya tanya anak-anak, katanya mereka juga suka. Jadi berhasillah strategi penjual untuk ‘menjebak’ saya, hahaha…karena tanpa pikir panjang  lalu membeli beberapa serialnya. Rasanya tak hanya keseruan cerita saja yang didapat, tapi juga berbagai pelajaran yang tersirat semacam bagaimana mengendalikan diri saat menghadapi segala situasi yang menghimpit, menyelaraskan dengan unsur alam semesta agar mendapatkan kekuatan energi positif serta hal lain semacam ilmu thaichi, dengan mengembalikan penyerangan sebesar apapun tanpa ada keinginan untuk membalas dendam.

        Semua yang dituturkan dalam komik rasanya lebih mengena karena dilengkapi dengan gambar yang menunjukkan ekspresi dan gerakan setiap tokoh dalam adegan yang dibuat. Dan bentuknya saat itu relatif lebih kecil sehingga mudah dibawa kemana-mana.

        Lalu dengan kemajuan tehnologi literasi digital sekarang ini, komikpun sudah mengalami banyak  perkembangan. Aneka genre komik bisa didapat dengan mudah, seperti mendownload aplikasi semacam webtoon dan yang lainnya. Sehingga untuk memantau jenis bacaan anak-anak, kita, orang tua perlu pendekatan agar mereka bisa lebih terbuka. Ya, kadang sesekali harus mengerti selera mereka juga agar bisa sedikit mengarahkan sebagai teman bincang ringan dengan berdiskusi dan cerita sesuai pola pikirnya.

        Komik yang menggelitik sebenarnya juga bisa menjadi sarana kritik yang membangun serta sentilan dari para tokoh yang diciptakan dengan gaya bahasa guyonan, bercandaan. Seperti komiknya Om Pasikom karya karikaturis GM Sudarta yang legendaris itu.  Sebenarnya komik adalah karyaseni yang memuat komposisi antara gambar dan cerita yang patut diapresiasi oleh anak negeri, seperti kita ini.

        Kalau kamu, suka komik apa ? Semoga bermanfaat yaa.

        Salam sehat dan selalu semangaatt..!***NZ

Selasa, 27 April 2021

Jangan Risau Jika Kenyataan Tak Sesuai Rencana


         Manusia sebatas membuat rencana, Tuhan yang akan menentukan hasilnya. Yang penting selalu optimis dan teruslah berusaha.

By Nur Ida Zed



        Saat tahun baru kemarin, bagi saya menulis resolusi dan harapan memang penting, agar kita terpacu untuk memenuhinya sesuai dengan rencana. Tapi ketika masa pandemi  belum pasti berakhir sempurna seperti saat ini, saya tak ingin membuat ekspektasi yang terlampau tinggi. Bukan tidak optimis, tapi sebaiknya realistis dan menyadari sepenuhnya dengan situasi dan kondisi yang ada.

        Ya, waktu itu diprediksi pandemi sudah akan usai dan situasi akan dapat normal lagi seperti semula. Sekolah bisa bebas tatap muka, kondisi ekonomi berjalan seperti biasa, perkantoran buka semua, restoran, supermarket dan pertokoan boleh saja ramai, tapi ternyata masih belum bisa sepenuhnya.  Apalah daya semua masih harus berjibaku melawan corona, meski sudah ada vaksin dan selalu mematuhi protokol kesehatan. Rasa insecure itu belumlah hilang, dan tetap harus waspada.

        Lalu waktu terus saja berjalan. Akhirnya Puan, putri saya juga harus menyelesaikan Ujian Sekolah tingkat SMP tahun ini, 2021 di rumah saja, walaupun sebelumnya anak-anak kelas 9 di akhir semesternya sudah membayangkan untuk bisa Ujian di sekolah dengan tatap muka. Juga rencana mengadakan acara wisuda setelah kelulusan, akan dilakukan secara virtual saja. Padahal mereka ini tentu menginginkan keseruan perayaan offline supaya dapat bertemu langsung dengan teman-teman dan gurunya di penghujung tahapan sekolah menengah pertama.

        “Kami angkatan Corona,” begitu kata Puan dan teman-temannya saat bercanda. Terang saja. Sejak masuk di kelas Sembilan (IX), praktis mereka tak pernah belajar di sekolah selayaknya anak sekolah, tak bisa bertemu dan bercanda dengan teman-teman baru dari kelas lain, makan di kantin, main musik di ruang akselerasi serta baca buku maupun diskusi di perpustakaan yang nyaman. Dan Puan, putri saya yang juga atlet taekwondo ini, sejak dinyatakan pandemi tak ada lagi kejuaraan secara offline dan merasakan keseruan di arena. Padahal beberapa event kejuaraan sudah dijadwalkan untuk diikuti, dan karena pandemi mau tak mau pihak penyelenggara harus mengundurkannya lagi.

 

Second Plan, dong !

         Tapi untunglah. Bukankah manusia diberi pemikiran yang selalu berkembang untuk mengatasi segala situasi? Ya, tentu saja. Harus ada second plan jika gagal pada rencana utama. Ketika tak ada rotan, akarpun jadi.

        Saat salah satu rencana tak bisa terpenuhi, pakailah strategi yang lain lagi. Buat Puan, meski tak ada kejuaraan offline, masih ada kejuaraan online di event Internasional yang sempat diikuti. Yaitu E-poomsae Changmookwon yang diselenggarakan Asosiasi Taekwondo Indonesia, Kementrian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia-Kemenpora RI bekerja sama dengan Korea. Kejuaraan ini bahkan diikuti oleh sekitar 23 negara. Alhamdulillah…putriku menang sebagai juara pertama dan mendapat medali emas untuk Kelas Poomsae Junior Female. Salah satu doa yang dikabulkan Allah SWT dari hasil kerja keras dalam berlatih.

        Memang sih tidak mudah. Percaya atau tidak kami sempat hampir patah semangat dan fakum latihan karena merasa bosan. Tapi kemudian mengumpulkan sisa-sisa keputus asaan untuk bangkit lagi,  dan   hasil tak akan mengkhianati usaha. Saya rasa begitu juga untuk hal lain, dalam bisnis, pekerjaan maupun cita-cita. Seperti saat belum mendapatkan goal dari resolusi yang sudah dituliskan, perlu dipikirkan kemungkinan lain untuk mencapai apa yang diharapkan. 

http://nuridazuhayanti.blogspot.com/2021/01/kaledoskop-2020-prestasi-di-tengah.html?m=1

        Ya. Karenanya tak perlu takut, jangan risau jika kenyataan tak sesuai rencana. Karena Allah SWT telah berjanji dalam Al-Quran surat Al-Insyiroh ayat 5-6 yang artinya “ Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan” . Dan saya begitu meyakini itu, sehingga bila rencana dan resolusi tak sesuai ekspektasi, yang dibutuhkan hanyalah tetap sabar dan terus bersaha.

        Semoga bermanfaat yaa.

        Salam sehat dan selalu semangaatt..!***NZ 

Senin, 26 April 2021

Tips Atasi Burnout


        Kondisi stres berat yang dipicu oleh pekerjaan atau burnout tak boleh dibiarkan. Atasi dengan beberapa tips berikut ini agar hidup tetap menyenangkan.

By Nur Ida Zed



         Seringkali kita tidak menyadari ketika sedang mengalami kondisi stres akibat pekerjaan. Begitu banyak deadline dan target yang harus dipenuhi sehingga membuat kepala seolah pecah saat harus menyelesaikan satu demi satu. Belum lagi kondisi lingkungan dan suasana di sekitar yang tidak mendukung. Masalah yang menumpuk akan membuat semangat bekerja menurun bahkan kehilangan minat untuk berinteraksi dengan lingkungan sosialnya.

         Saya nyaris mengalaminya saat beberapa pekerjaan mesti diselesaikan secara bersamaan. Ditambah ngeblog, ngepodcast dan beberapa kegiatan yang juga butuh perhatian. Seperti pengurus di sekolah Puan yang seringkali banyak kegiatan, juga masalah domestik yang biasa dihadapi perempuan. Komplit, kan. Lalu tiba-tiba ngerasa, kok gini amat ya. Olala...


Kenali Burnout Syndrome

        Istilah burnout syndrome adalah kondisi kelelahan mental atau emosional yang terjadi akibat stres terus-menerus. Bisa jadi karena merasa overload atau kecapekan dalam bekerja yang dapat dialami oleh siapa saja. Bahkan kadangkala tidak disadari saat mengalaminya. Namun kita sudah merasa jenuh dan stres dengan apa yang dikerjakan meski sebenarnya merupakan passion sebelumnya. Ini wajar saja sih, karenanya kenali dulu ciri-cirinya yaa. Antara lain:

-          * Hilangnya semangat kerja yang seolah tanpa minat lagi dengan apa yang sudah menjadi pekerjaannya, sehingga akibatnya akan menguras banyak energi dan memicu kelelahan.

-          * Tiba-tiba benci dengan pekerjaan yang sudah lama digeluti tanpa sebab yang jelas. Seperti sulit berkonsentrasi, tidak kompeten dan merasa terbebani seolah bosan dengan dunianya sehingga membuat performa dalam pekerjaan menurun.

·         * Kemudian mudah marah tanpa sebab ketika pekerjaan tak sesuai ekspeksi, dan akan lebih sensitive serta emosional. Apalagi ketika melihat kenyataan pekerjaan masih menumpuk.

-          * Menarik diri dari lingkungan sosial yang biasa dihadapi, misalnya di lingkungn pekerjaan dan komunitas sehingga bersikap sinis terhadap orang-orang yang bekerja dengan mereka. Pekerjaan dianggap sebagai beban dan ingin keluar saja dari lingkungan itu.

-          * Mudah sakit dan kondisi imunitas jadi menurun. Dan ini yang bahaya karena bekaitan dengan kesehatan fisik dan mentalnya.

Jika merasa mengalami hal ini, tips mengatasinya adalah:

1.       1. Buatlah prioritas dalam melakukan pekerjaan. Kita bukan robot yang bisa dipaksa untuk melakukan sesuatu secara terus-menerus. Abaikan dulu yang kurang penting sehingga energi tidak terkuras.

 

2.        2. Kompromi dengan diri sendiri. Kita yang paling tau tentang diri kita. Batasi pekerjaan apa yang perlu dikurangi dengan tujuan untuk kesehatan kita sendiri. Cari solusi yang tepat mengenai hal ini.

3.       3. Turunkan ekspektasi dalam bekerja. Lebih rileks dan santai saja, tak perlu menjadi yang paling sempurna.

4.       4. Sayangi diri sendiri. Cobalah untuk memberi penghargaan pada diri sendiri dengan apa yang kita punya, tak harus membandingkan dengan orang lain.

5.       5. Lakukan relaksasi, olah raga dan wisata. Jaga keseimbangan hidup dari sisi jasmani dan ruhaninya. Misalnya kalau saya dengan me time, olah raga semacam jogging atau yoga dan wisata. Bisa juga sisihkan waktu untuk main bareng anak dan menyalurkan hobi yang tak harus dinilai dengan prestasi.

6.       6. Memahami keterbatasan diri dan terima apa adanya. Ini penting ketika kita sudah melakukan sebaik mungkin. Sadari bahwa overload kurang baik, karena hasil kerjapun gak akan maksimal, jadi hidup dibawa ringan saja, serahkan semua pada Yang Maha Kuasa.

 

        Semoga bermanfaat yaa. Salam sehat dan selalu semangaatt..!**NZ

Minggu, 25 April 2021

Belajar Dengan Yang Lebih Muda, Kenapa Tidak


        Tak ada istilah usia ketika kita mau belajar. Karena itu belajarlah sampai ke negeri China, sejak dari dalam kandungan hingga menjelang ajal.

By. Nur Ida Zed



        Setiap manusia pada dasarnya adalah pembelajar. Dari sejak lahir ke dunia saja, alam dan lingkungan sudah mengajarkan bagaimana harus beradaptasi, tumbuh dan bertahan. Lalu belajar menyusu pada ibu, menangis ketika merasa lapar, memanggil dan mengenali kata-kata, belajar bagaimana cara makan, duduk, berjalan dan berlari. Semua merupakan proses belajar yang harus dilalui agar terus dapat mengupdate diri. Dan ini yang menjadi panduan saya ketika ingin terus belajar.

        Dulu sih, saat mulai masuk sekolah, ketika masih kecil hingga SMA bahkan kuliah kita diajari oleh bapak dan ibu guru. Selain belajar tentang ilmu pengetahuan dan akademik pelajaran yang telah ditentukan oleh kurikulum, juga belajar soal etika, sopan santun dan tata cara menghormati guru, pengajar juga dosen yang lebih tua. Ya, karena ilmu yang diberikan tentu akan dapat bermanfaat untuk kita sebagai muridnya sebagai bekal di masa mendatang. Tapi seiring berjalannya waktu dan perkembangan jaman dan tehnologi yang semakin pesat, konsep belajar rasanya tidak harus kepada yang lebih tua secara usia ya, tapi lebih fleksibel kepada yang lebih paham dan tau mengenai tehnologi dan kemajuan digital saat ini.

        Saya sendiri termasuk ibu yang tak malu ketika harus bertanya pada teman yang lebih muda usianya mengenai hal yang ingin diketahui. Bahkan kepada anak. Ya, untuk beberapa hal seperti soal editing, bagaimana menerapkan beberapa aplikasi digital, soal media social dan yang berkaitan dengan kemajuan tehnologi sekarang ini, tak sungkan lagi untuk belajar dan sharing bareng anak atau kepada yang lebih muda usianya.

        Menurut saya sih bukan hal yang tabu atau bikin malu karena memang kita ingin maju. Tak masalah bila sering bertanya dan harus diulang-ulang karena belum paham. Maklumlah, jaman mama dulu belum ada yang secanggih ini, begitu saya sering berdalih saat putri saya terlihat sedikit kesal ketika ditanyakan hal yang sudah pernah dijelaskan, dan berkali-kali. Hahaha...inilah seninya. Kadang saya sempat bercanda dan bilang: waktu belum bisa maem sendiri dulu, mama juga ngajarinya berkali-kali. Lalu kami tertawa bersama-sama.

 

Saling Mengerti dan Memahami

        Untuk belajar tak kenal usia, antara yang lebih tua dan yang lebih muda. Baiknya saat ini berkolaborasi untuk saling supporting demi menghasilkan karya. Asal sama-sama memiliki niat baik dan visi serta misi yang sama, kenapa tidak ya, lupakan soal usia. Karena dalam berkarya ada baiknya terapkan sebagai rekan kerja.

        Ketika ujian sekolah kemarin saja, karena masih situasi pandemi di sekolah Puan harus dilakukan secara online di rumah saja. Nah, wali kelasnya yang sudah senior secara usia pun tak sungkan untuk mita tolong kita, korlas-koordinator kelas membuatkan kolase absensi anak karena beliau belum paham. Tak masalah kan, meski menurut kita itu hal yang mudah. Sepanjang kita, yang lebih muda tetap memahami dan menghormati untuk saling membantu demi kebaikan bersama.     

        Untuk posting blog, podcast dan channel youtube pun, seringkali saya juga belajar dari anak, atau teman yang lebih muda di komunitas bagaimana supaya menjadi lebih baik. Banyak diskusi dan minta masukan mengenai beberapa aplikasi dan yang lain agar tetap update serta menarik sebagai  sajian bermanfaat yang mengikuti kemajuan jaman. Dengan kata kunci saling berbagi dan sharing inspirasi rasanya usia tak perlu menjadi satu kendala yang berarti. Hanya ada guru saat kita berbagi ilmu, yang tidak dibatasi oleh usia dan kesan harus menggurui. Siapa yang sepakat dengan pernyataan ini ?

https://youtu.be/aLZH1cd7b_Y


       Semoga bermanfaat.

       Salam sehat dan selalu semangaatt..!***NZ

Sabtu, 24 April 2021

Meski Pandemi Ramadan Selalu Hepi


        Banyak kebiasaan yang menyenangkan saat datang bulan Ramadan. Meski pandemi, ibadah puasa di bulan penuh berkah ini harus dijalani dengan hepi.

By Nur Ida Zed




         Marhaban Yaa Ramadhan.

         Alhamdulillah…bertemu lagi dengan bulan Ramadan, bulan suci penuh berkah yang setiap tahun selalu dinanti dan dikangeni. Betapa tidak ? Bulan yang istimewa dimana kita diwajibkan untuk menjalankan ibadah puasa sebulan penuh, seperti yang diwajibkan kepada ummat sebelumnya untuk menakar kadar ketaqwaan kita. Seperti yang sebutkan dalam  surat Al-Baqorah 183, yang arinya: “Wahai orang-orang yang beiman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa”.

         Banyak hal yang menyenangkan sih setiap menjalani Ramadan. Dari masa kecil dulu saat sedang belajar berpuasa, yang hanya mengerti kalau puasa itu harus dapat menahan haus dan lapar saja, gak boleh marah dan musti berbuat baik. Lalu belajar puasa secara bertahap, diawali dari puasa sampai waktu dhuhur dulu sebelum bisa seharian penuh. Setiap tahun selalu merasakan keseruan karena banyak banget aktivitas yang menyenangkan, yang biasa dilakukan di rumah, di sekolah, di masjid dan di lingkungan masyarakat sekitar. Auranya berbeda karena memang tinggal di daerah yang bisa dibilang kental dengan nuansa relegius dengan pola pikir modern.

         Saat menunggu bedug Maghrib, anak-anak belajar mengaji di masjid, lalu membagi takjil yang sudah disiapkan ibu-ibu secara bergantian agar lebih semangat. Begitu juga setelah sholat tarawih. Suasana yang sangat membahagiakan dan berkesan mendalam. Rasanya begitu hangat dengan nuansa kekeluargaan. Ya, meskipun beberapa tetangga kami banyak juga yang nasrani dan berbeda agama, tapi tak mengurangi kekhusukan ibadah karena selalu mendukung. Sesekali bahkan ada yang ikutan podluck, menitipkan takjil kepada Bapak, salah satu orang yang dituakan di lingkungan kami untuk dibagikan kepada anak-anak. Ah…

 

Moment Istimewa

         Ramadan selalu menjadi sarana untuk lebih mendekatkan diri pada Sang Khalik. Dan ini yang kuterapkan juga buat anak-anakku sekarang ini.  Dari kecil, Revin dan Puan sudah diajarkan makna puasa Ramadan dan dapat menerapkannya dengan baik. Menjalankan ibadah puasa yang merupakan rukun Islam keempat ini dengan keihklasan dan rasa bahagia. Buat kami, moment yang istimewa ini sangat bermanfaat untuk menambah kualitas ibadah serta kebersamaan dan silaturahmi yang lebih intensif bareng keluarga.  

         Banyak keseruan yang biasa dirasakan ketika menjalankan ibadah puasa di Jakarta. Dari berburu takjil yang banyak dijajakan di sepanjang jalan, masak bareng buat menyiapkan menu berbuka, bagaimana membangunkan sahur agar tetap semangat menikmati sajian  dan yang lainnya.  

         Saat sebelum pandemi, kami biasa sholat tarawih dan berjamaah di masjid. Kadang nih, setiap weekend juga konvoi mencoba beberapa masjid supaya merasakan suasana lain. Seperti ke Masjid Istiqlal, Masjid Pondok Indah dan beberapa masjid yang direkomendasi teman-teman atau yang sering ditayangkan di media. Asyik aja rasanya. Tapi sejak tahun lalu dinyatakan pandemi, sehingga lebih banyak aktivitas ibadah yang sebaiknya dilakukan di rumah saja, tak menyurutkan untuk tetap merasakan nuansa keseruannya. Toh kemajuan tehnologi sudah semakin canggih, banyak aktivitas dan kegiatan positif yang dapat dilakukan dengan dibantu internet.

         Sembari bersenang-senang menjalankan ibadah puasa, saya dan Puan, putri saya juga menambah segmen SpesialRamadhan21 untuk Podcast Morning Daughter yang ada di aplikasi @anchor.fm dan @spotify. Bincang ringan dua generasi seputar Ramadan ini dapat dinikmati secara berkala selama bulan suci penuh berkah ini. Seperti : Mengapa Harus Puasa, Berkah Bulan Puasa, Nikmatnya Sahur Generasi Dulu dan Sekarang, Laper Mata Saat Puasa, Puasa Terus berkarya vs Tidurnya Orang Puasa, Zakat Jangan Lupa dan yang lainnya. Harapannya tentu akan dapat bermanfaat untuk saling berbagi inspirasi dan berbagi kebaikan. Sebagaimana saat menuang cerita di blog ini yaa...

https://open.spotify.com/episode/6fIJXHmawhiLr7I0AemGe1?si=44ItpvbcShiH3XVy_ntbSw

https://anchor.fm/nuridazed/episodes/Mengapa-Harus-Puasa-SpesialRamadhan21-euo1ar

         Ramadhan akan menjadi lebih bermakna dan menyenangkan bila diisi dengan semua amalan yang mengacu pada kebaikan.  Apapun keadaanmu, semoga selalu dalam berkah dan lindungan Allah SWT.

         Salam sehat dan selalu semangaatt..!***NZ