Sabtu, 20 Desember 2014

Mendukung Aktivitas Positif Anak



Sabuk  Merah  Puan

By Nur Ida Zuhayanti

 
Orang tua tentu wajib mensupport kegiatan anak, ya. Tak haya soal materi, sesekali juga dibutuhkan kehadirannya. 


     Dua minggu sebelum UKT-Ujian Kenaikan Tingkat, Puan sudah meminta saya agar bisa mengantarkan dan menungguinya. Ini ujian dia menuju Sabuk Merah. Tidak seperti sebelumnya, karena materi yang diuji selain taegeuk atau poomsae, ada juga penilaian untuk kyorugi atau fighting dan kyopa atau memecahkan benda dengan tendangan kaki. 

     “Bener ya, Ma,” katanya sembari menunjukkan formulir yang sudah diisi. Saya mengangguk pasti, ”Tentu saja, sayang,” batinku. Bukan saja karena hari Minggu, tapi kami memang sudah sepakat, bila anak sedang mengikuti aktivitas, terutama ada event, setidaknya ada salah satu di antara kami yang mendampingi.

     Saat ini usia Puan sembilan tahun.  Sejak usianya belum genap empat tahun, saya sudah mendaftarkannya untuk ikut  latihan taekwondo. Waktu itu kami sering mengajaknya mengantarkan kakaknya, Revin yang sudah lebih dulu ikut olah raga beladiri dari Korea ini. 

    Saya melihat dia begitu antusias, apalagi ketika diajak nonton kejuaraan. Karena itu saat Sabeum (baca: pelatih) menanyakan apakah dia mau ikut latihan juga, anak perempuanku ini langsung mengiyakan. Dia tetap percaya diri meski waktu itu jadi siswa paling kecil di dojangnya, tempat latihannya. Maklumlah, dia masih duduk di Play Grup saat itu, sementara teman yang lain minimal SD kelas tiga. Tapi progressnya begitu baik. Hingga  ketika sabuk hijau dan sempat mengikuti kejuaraan Jakarta Taekwondo Festival- JTF V di GOR POPKI- Pusat Olahraga Persahabatan Korea Indonesia, dia  mampu mengalahkan lawan yang lebih besar dan mendapatkan medali.


Aktivitas Positif

    Sebenarnya sih, aktivitas Puan tidak hanya latihan taekwondo saja. Saya mendukung dia untuk mengikuti aktivitas atau kegiatan yang positif selain sekolah. Seperti menari, menyanyi, berenang dan mengaji. Hal ini supaya anak dapat berekplorasi dengan bakat dan hobinya. Yang penting dia suka dan tidak dipaksa. Sebab aktivitas seperti ini  banyak manfaatnya bagi tumbuh kembang anak, lho. Antara lain:

> Akan menambah rasa percaya diri  pada anak.
> Belajar bersosialisasi karena memliki banyak teman dari berbagai kalangan.
> Melatih kemandirian anak
> Memotivasi anak untuk bisa berprestasi
> Mengajarkan komitmen pada pilihan anak.

    Untuk latiahan taekwondo ini, misalnya, saya memberitahu pada Puan agar tidak ‘hangat-hangat tahi ayam’, atau sekedar coba-coba dan asal senang sekejap saja. Artinya, anak juga musti memiliki komitmen dengan aktivitas pilihannya itu. Sebab dia harus melewati tahapan-tahapan tertentu dari awal dengan sabuk Putih menuju Sabuk Kuning, Kuning Setrip, Hijau, Hijau Setrip, Biru, Biru Setrip, lalu Sabuk Merah, Merah Setrip dan seterusnya.


Menjaga Mood Anak

     Namanya juga anak-anak. Ketika sudah agak lama mengikuti satu kegiatan, bisa saja merasa jenuh atau bosan. Begitu juga dengan anak perempuanku ini, D’vine Adinda Nizbach, yang biasa dipanggil Puan. Ketika melihat teman se-angkatannya banyak yang ‘tumbang’ di tengah jalan, atau vakum tidak latihan lagi,  setidaknya dia merasa sedikit gentar. Di sini peran orang tua sangat dibutuhkan, yakni menjaga mood anak agar tetap semangat latihan. Termasuk saat kenaikan sabuk seperti saat ini. 

      Ya. Saya ingin menyemangati dia dengan hadir dan menungguinya, walaupun pada beberapa materi  anak harus berada di ruangan tersendiri. Tapi ketika kyorugi, saya dapat melihat  langsung penampilannya meski dari jauh. Dan lihatlah, matanya begitu berbinar saat menemukan saya berada di antara supporter yang memberi applaus ketika  berkali-kali Puan mendapat point karena tendangannya mengenai sasaran. Hmm… moment seperti inilah yang tak bisa tergantikan. Apalagi saat menyaksikan dengan mata kepala manakala bidadari kecilku ini dipilih secara simbolik oleh pelatih untuk penyematan Sabuk Merah. Itu artinya dia lulus dengan kualifikasi yang baik.  Yap! Ada getaran yang membuncah di dadaku, sebagai ibu, yang entah tak bisa kusebut sebagai apa.

     Itulah.  Mendukung aktivitas positif anak sebenarnya tak hanya dibutuhkan oleh mereka, tapi juga kita, orang tuanya. Rasanya bukan hanya dukungan secara meteri saja ya, tapi jika ada waktu dan kesempatan, sesekali juga kehadiran, keep in touch yang diperlukan untuk menambah kekuatan mental dan psikologisnya. Lagi pula, pengalaman seperti ini hanya terjadi sekali di sepanjang pengalaman hidup seorang anak, bukan ? 

     Saya berharap anak perempuanku ini  akan tetap enjoy dengan aktivitasnya, hingga tahapan-tahapan selanjutnya. Good luck my little girl.  Mom love you soo much !  ***NZ
foto-foto: Revin Ananda-dok.pribadi

Senin, 17 November 2014

Keep Healthy with Happy Soya Oil




Let’s “Start Soya Culture Today”
By Nur Ida Zuhayanti 


Tinggal di kota besar memang memiliki banyak pilihan. Karenanya, kita musti bijak dengan memulai gaya hidup sehat.  


     Ya, kesehatan itu mahal harganya lho. Bayangin aja, bila sedang tidak sehat, maka apapun yang dikerjakan tentu tidak maksimal. Apalagi bagi kita, kaum perempuan, terutama yang bekerja sekaligus ibu rumah tangga. Efek sehat tak sekedar kurang produktif, tapi juga bisa berpengaruh terhadap kecantikan jiwa dan raga. Sebab ketika sakit akan terlihat pucat dan tidak bergairah, sehingga perlu ke dokter dan butuh biaya ekstra. 

     Namun demikian, menjaga kesehatan memang tidak mudah. Berbagai penyakit bisa saja menghampiri tanpa disadari. Selain faktor resiko, banyak penyebab yang justru datang karena diri kita sendiri. Nah lho. Contoh kecilnya karena kebiasaan kita mengkonsumsi makanan yang tidak sehat, semacam junk food, gorengan, juga mie instan. Jenis makanan ini begitu akrab ditemui sehari-hari karena terbilang enak dan praktis sebagai ‘pengganjal perut’ di saat lapar. 

     Padahal, bila keseringan bisa menimbulkan timbunan lemak jenuh yang akan mengganggu peredaran darah dan memacu penyakit  jantung, stroke, kardiovaskuler, bahkan kanker. Untuk itu kita perlu mencermati bahan baku makanan yang dikonsumsi, seperti dengan memakai Happy Soya Oil yang terbuat dari 100% kacang kedelai murni.


Mengapa Harus Soya? 

      Pada kenyataannya soya (baca: kacang soya) atau kedelai  mengandung senyawa yang disebut isoflavon yang bermanfaat untuk meningkatkan kesehatan lho. Senyawa ini mampu berfungsi sebagai antioksidan yang mencegah kerusakan sel dan memperbaikinya dari kejahatan polusi dan sinar matahari yang sering kita jumpai.

     Selain itu  protein dan isoflavon yang ada pada kedelai ini dapat mengurangi kolesterol jahat atau LDL di dalam tubuh dan menurunkan kemungkinan pembekuan darah, sehingga  mampu  mengurangi resiko penyakit jantung dan stroke. Isoflavon juga bertindak sebagai agen anti kanker yang dapat melawan sel-sel kanker dan melindungi  tubuh kita dari  kanker hormon, seperti kanker rahim dan payudara yang menjadi momok bagi perempuan.

     Menurut penelitian para ahli, soya atau kedelai membantu menunda aksi estrogen alami tubuh, yang dapat mengurangi dan mencegah rasa sakit selama menstruasi. Dan isoflavon pada kedelai ini juga membantu mengatur estrogen tersebut sehingga dapat mengurangi hot flushes atau demam yang berlebihan pada perempuan di usia menapouse.

     Hebatnya lagi, protein kedelai berfungsi membantu penyerapan kalsium dalam tulang dengan lebih baik. Karenanya, isoflavon dalam makanan dari kedelai dapat memperlambat kehilangan tulang, menghambat kerusakan sehingga mampu mencegah osteoporosis yang seringkali dikeluhkan oleh perempuan. 

     Begitu banyak manfaat dan kegunaan dari soya atau kedelai ini, sehingga para ahli gizi dan nutrisi sering menyarankan diet sehat dengan menambah asupan protein nabati sebagai pengganti protein hewani yang cenderung mengandung lemak jahat. Salah satu caranya dengan mulai membudayakan makanan berbahan soya pada pola makan untuk keluarga. 


Soya Untuk Keluarga

     Sebenarnya banyak sekali jenis makanan berbahan soya yang dapat dinikmati.  Tak hanya susu, tempe dan tahu, kecap serta jenis makanan lain yang dibuat khusus dari kacang-kacangan yang berasal dari Asia Timur ini. Kini, hampir semua jenis makanan dapat dikreasikan dengan bahan baku soya. 

     PT.Indofood Tbk. bahkan sudah memproduksi Happy Soya Oil, yang terbuat dari 100% kacang kedelai murni yang dapat diaplikasikan untuk berbagai sajian masakan sehat bagi keluarga. Kaya akan vitamin E yang dibutuhkan dalam proses peremajaan kulit, antioksidan serta Omega 3 dan Omega 6 yang berfungsi mengurangi kadar kolesterol dalam darah, juga mencegah kanker. Memiliki kandungan asam lemak tak jenuh hingga 85% dan asam lemak tak jenuh ganda 62% yang sangat baik dan aman bagi tubuh kita. Diproses dengan tehnologi modern yang higienis sehingga tidak menghilangkan rasa maupun aroma alami pada masakan, dan yang jelas  akan menambah kelezatannya. 

     Happy Soya Oil ini mempunyai gerakan yang disebut “Start Soya Culture Today” yang bertujuan agar keluarga kita tetap terjaga kesehatannya. Antara lain,

·                Konsumsi Makanan Berbahan Dasar Soya. Pikirkan manfaatnya, sehingga kita tidak  ragu lagi   untuk menerapkan budaya ini bagi  keluarga.
·         Rencanakan Menu Soya Anda. Tak harus setiap hari, kok. Dua hingga empat porsi makanan berbahan dasar soya dalam seminggu cukup baik untuk konsumsi tubuh kita. Buatlah variasi menu agar tidak membosankan.
·         Masak Sehat dengan Happy Soya Oil. Menggoreng dan menumis dengan Happy Soya Oil membuat kita tidak khawatir. Tentu saja, karena selain sehat, Happy Soya Oil memberi rasa dan aroma alami pada semua jenis masakan yang kita suka.  
·         Kontrol Lemak Jenuh dengan Soya. Caranya: ganti mentega dan margarin biasa dengan Happy Soya Oil untuk makanan dan camilan favorit keluarga. Saya pun suka membuatkan salad buah kiwi kesukaan Puan, anak perempuan saya dengan Happy Soya Oil.

Nah, mudah kan. Menurut saya sih, menjalani pola hidup sehat merupakan investasi kita untuk masa depan. Jangan lupa selalu berfikir positif, dan seimbangkan dengan olah raga.   Mensana en corpore sano. So, Lets “Start Culture Soya Today”.***NZ   
foto-foto:Revin Ananda

Selasa, 11 November 2014

Weekend @Let's Eat Food Garden



Enjoy The Garden with Taste
By Nur Ida Zuhayanti
 


Berlokasi di Jalan Paso, Jakarta Selatan, tempat jajanan ini kental dengan suasana taman. Malam itu bersama Puan, saya menikmati beberapa menu yang disajikan.


     Sesuai dengan namanya: Let’s Eat Food Garden, tempat makan ini seakan mengajak pengunjung untuk menikmati aneka makanan dalam nuansa taman yang nyaman. Didesain terbuka layaknya cafeteria yang asyik, lahan seluas 4000m2 ini seperti  memadukan gaya retro  dengan tatanan lampu dan kursi warna-warni. Saat menjemput Puan, anak perempuanku dari latihan taekwondo sore itu, kuturuti saja usulannya untuk singgah di tempat ini sembari menunggu malam.
     Setelah memasuki area parkirnya yang lapang, kami lalu menyusuri deretan foodcourt yang menyajikan berbagai jenis makanan dan minuman. Ada kudapan semacam bakso, somay, burger serta masakan tradisional seperti gudeg Yogya, soto lamongan, rujak cingur, cotto Makasar, lontong cap go meh hingga fast food dan Japanese food macam sushi, teriyaki serta steak. Minuman seperti aneka jus, es pisang ijo, selendang mayang, wedang ronde, angsle dan yang lainnya juga disediakan di sini.
     “Puan mau pesen apa?”tanyaku seraya meneliti satu demi satu menu yang ditawarkan. Ia menyebut es shanghai dan ifu mie, makanan favoritnya. Sementara saya memilih tahu campur dan soft drink saja. Saya sengaja ingin mencicipi taste masakan Jawa Timur ini, sesuaikah dengan lidah saya.Hm…
     Sembari menunggu pesanan, saya mencari posisi tempat duduk di sayap kanan. Dari situ mata saya dapat mencumbui pemandangan sunset lewat sela-sela pepohonanan,  juga lalu lintas yang tak pernah sepi dari kemacetan panjang di tikungan jalan. Sekaligus tetap dapat keep in touch Puan yang enjoy di playground dengan berbagai permainan.

Live Music No Wifi
     Di antara tempat duduk yang berderet panjang itu, saya menemukan sisi area yang didesain berbeda. Ada beberapa meja kayu yang menghadap tiang-tiang tinggi selayaknya area untuk presentasi. Atau bisa sebagai tempat ngumpul bareng teman arisan dan meet and great karena dapat dimanfaatkan untuk perangkat screen dan proyektornya.
     Di sisi kiri dekat counter Arabic Middle Easten yang dilengkapi shisha, terdapat  smallstage untuk pertunjukan live music yang digelar setiap Jumat malam dan weekend. Saya sempat menikmati beberapa lagu yang dimainkan cantik dari home band di sini sembari menghabiskan sajian tahu campur pesanan saya yang terasa standar saja. Ya, menurut saya petisnya tak begitu gurih dan sedikit encer, kurang sepadan dengan harganya.
    Namun demikian, kafeteria yang buka dari jam 10.00 pagi ini ternyata dilengkapi dengan fasilitas ATM centre dan tempat ibadah. So, rasanya pas juga ya, untuk tempat singgah melepas lelah dari kemacetan supaya tak kehilangan waktu menghadap Tuhan.  Sayangnya, di tempat ini tidak  tersedia area hot spot alias free wifi. Jadi, kalau ke sini harus bawa modem sendiri, ya.
     Tak apa. Sebelum pulangpun, saya sempat membeli kerak telur, kudapan khas Betawi yang enak itu untuk buah tangan. Dibuat langsung di atas angklo kecil oleh penjualnya di area teras paling depan yang didesain unik dengan sentuhan tradisional, dekat dengan parkiran.  Well, happy days and happy weekend.***NZ
foto-foto: Revin Ananda