Senin, 30 Januari 2023

Belajar dari Pengalaman Orang Tak Ada Salahnya

    Pengalaman kurang baik yang dihadapi orang lain bisa menjadi pelajaran buat kita juga. Karenanya harus pandai memilah saat memilih agar tak membuat kesalahan yang sama, termasuk soal menjaga kesehatan. 

by. Nur Ida Zed

                                            Foto:design by Canva @nuridazed


     Masih menjadi perbincangan panjang meski sudah dua hari lalu kami menengok seorang teman di rumah sakit karena terkena maag akut. Awalnya tak dirasakan, hanya seringkali mual dan nyeri lambung biasa, nanti setelah diberi obat hisap yang dijual di pasaran juga sudah mendingan. Tapi karena terus dibiarkan, sampai menyebabkan radang dan melukai dinding lambung hingga infeksi. Sedih banget melihatnya waktu itu. Kondisinya terlihat semakin parah, wajahnya begitu pucat dan badannya lemas sekali. Nampak jarum infus dan selang di sana sini. Kata dokter salah satu penyebab sakitnya itu karena banyak pikiran dan terlambat makan. 

     Saya kenal teman saya ini seorang yang rajin dan pekerja keras. Punya dedikasi dan jarang mengeluh. Setiap tugas yang diberikan selalu dikerjakan dengan sungguh-sungguh. Katanya bila sudah sibuk bekerja begitu, apalagi bila sedang deadline seringkali lupa mengisi perut, karena tak sempat terpikirkan bahkan tidak merasa lapar. 

     Rasanya kebiasaan seperti teman saya ini banyak juga yang mengalami, ya, termasuk saya. Seringkali ketika sudah keasyikan melakukan sesuatu, seperti menyelesaikan tugas yang sedang ditunggu atau lagi mood menulis, bahkan saat menonton serial kesayangan di Hotstar Disney atau Netflix sampai lupa kalau perut kosong dan waktunya minta diisi. Tahu-tahu aja berasa kenyang lagi (kenyang karena udara maksudnya, haha). Kalau sudah khusuk begitu, bawaannya gak kepikiran makan, selalu menunda dan menunda lagi. Nanggung deh, paling kelar nanti dikit lagi. Tapi demi melihat pengalaman teman saya ini rasanya jadi kayak ditampar, diingatkan, dengan suatu pesan yang sebenarnya gampang: Jangan telat makan.


Belajar dari Pengalaman Orang 

     Kalimat bijak mengatakan, selalu belajarlah dari pengalaman. Saya setuju banget dengan ini. Sebab dari pengalaman membuat kita mengerti dan mengalami sehingga dapat menjadi pembelajaran yang berarti. Namun pengalaman itu, pada beberapa kasus tentu tak harus dialami sendiri ya, terutama untuk pengalaman yang kurang baik, seperti kesalahan dan kebiasaan buruk. 

     Di banyak berita yang kita baca dan siaran di televisi seringkali menyiarkan hal yang bisa dipelajari termasuk dari pengalaman orang lain. Kasus-kasus yang menyedihkan, yang menimpa orang lain hendaknya bisa disaring agar tidak kita alami. Seperti kasus penipuan berkedok ibadah umroh dulu itu, penipuan dengan iming-iming bisa masuk PNS, pembobolan mobile banking, juga penculikan anak yang kini lagi marak bisa menjadi warning agar tetap waspada terhadap kemungkinan kejadian ini. Bagi saya ini merupakan cara belajar dari pengalaman orang lain, yang dapat mebuat kita lebih berhati-hati agar tidak mengalami hal yang sama. 

     Begitupun pengalaman orang lain mengenai kesehatannya, seperti pada teman saya tadi. Jika tidak mau terkena maag akut hingga harus opname di rumah sakit, sebaiknya tetaplah menjaga kesehatan dengan memperbaiki pola makan dan memperhatikan gaya hidup sehat. Boleh saja fokus dan loyal terhadap tugas dan pekerjaan, tapi tetap selalu ingat jangan lupa makan. Sebab kalau sudah drop dan tepar begitu, kita sendiri yang merasakan. 

     Saya sering bawel terhadap anak-anak dan bapaknya mengenai hal ini. Setidaknya mengingatkan waktu makan di grup whatsapp my family. Kalau ada yang belum merespon, saya akan tanya dan tanya lagi. Sesibuk apapun itu, tak boleh meremehkan masalah yang sepele ini karena bisa berakibat fatal. 

     Ya. Pengalaman orang bisa menjadi cermin yang mengingatkan agar tidak mengalami kesalahan serupa yang  merugikan. Semacam alarm begitulah, ya, sehingga mencegah terjadi kesalahan itu pada kita. Ibaratnya kalau diberi tahu di depan ada lubang, sebaiknya dihindari dan jangan ditabrak juga, sebab  pasti ada resikonya.  Kejebuur, haha. 

     Lepas dari itu, belajar dari pengalaman orang lain membuat kita bisa lebih bijak melakukan sesuatu untuk kebaikan bagi diri sendiri. Meluaskan pandangan agar terbuka dengan kenyataan lalu mencermati dalam bertindak dan bersikap lebih teliti. Menurutmu bagaimana? Pasti ada pengalaman buruk orang lain yang bisa dijadikan pembelajaran juga, kan? Belajar dari pengalaman orang lain memang tak ada salahnya.

      Salam sehat dan selalu semangat.***NZ

Kamis, 26 Januari 2023

Perjalanan Akhir Tahun untuk Refleksi dan Relaksasi

     Setiap libur akhir tahun bagi saya saatnya "menyepi" bareng keluarga kecil untuk refleksi sekaligus relaksasi. Mengingat perjalanan yang sudah dilalui dan membuat resolusi sendiri.

by. Nur Ida Zed

                                                            Foto: dok.pribadi @nuridazed

     Ketika banyak orang sibuk mencari tempat dan merencanakan perjalanan ke luar kota atau bahkan ke luar negeri untuk liburan tahun baru di holiday season, saya tak pernah gundah karena cukup puas dengan perjalanan kecil yang tidak terlalu jauh dari Jakarta. Kebiasaan ini sudah dilakukan dari anak-anak masih kecil dulu hingga saat ini. Sengaja melewatkan waktu untuk "menyepi" dengan mencari destination yang akan membuat kami lebih dekat satu dengan lainnya.

     Selain itu karena di setiap akhir tahun biasanya kami sama-sama tak cukup memiliki waktu libur juga ya, sebab di momen itu malah sibuk dengan pekerjaan, deadline menumpuk dan rekap tahunan. Sementara  bapaknya, maksudnya suami juga paling bisa libur beberapa hari saja. Begitupun anak-anak, hari kedua tahun baru sudah masuk sekolah lagi. Kata Puan malah biasanya awal masuk gitu pasti diabsen dan takut kena poin, hehe, dia kan memang murid yang rajin dan patuh sama peraturan sekolah. Karena itu supaya win win solution, kita check in saja di hotel agar terasa benar suasana family time. Dan pilihannya tentu yang ada fasilitas kolam renang sehingga bisa bermain air sepuasnya sambil melepas kepenatan. Sekalian numpang mandi saat mengakhiri dan mengawali tahun baru nanti, hihi.

                                                        Foto: dok. pribadi

     Sebenarnya sih perjalanan kecil di akhir tahun ini tujuannya untuk refleksi dan relaksasi. Mengenai sebuah perjalanan keluarga kecil yang tentu memiliki banyak kisah sebagai proses pembelajaran dalam melalui kehidupan ini agar bisa saling bersinergi, berbagi tugas dan saling mendukung. Ibarat sebuah perahu, bapak bertindak sebagai nahkoda, saya navigatornya dan anak-anak para penumpang yang dibawa mengarungi lautan kehidupan ini. Jadi tugas saya sedikit berat, menyelaraskan arah jalan yang ada di depan, mengingatkan jika sedikit lengah atau membahayakan dan meyakinkan agar para penumpang tetap nyaman sampai tujuan. 

     Di saat ada gelombang yang bisa membuat perahu bergoyang, bahkan terkendala untuk melaju kencang, sebagai navigator harus sigap dengan alternatif jalan keluar yang membuat semua tetap merasa tenang. Pada perjalanan di setiap tahun akan memberikan pembelajaran dengan segala pengalaman yang berbeda. Oleh karenanya harus selalu siap manakala menghadapi situasi dan kondisi yang seringkali tak terkendali, tanpa diprediksi.


Yuk simak Podcast Morning Daughter episode Akhir Tahun: 

https://anchor.fm/nuridazed/episodes/Akhir-Tahun-e1spmqt


Masalah Anak Remaja

     Permasalahan yang muncul pada setiap anak sepertinya sama ya, sedikit ketegangan antara satu dengan lainnya dan  harus diselesaikan dengan bijaksana. Mungkin ketika masih pada kecil dulu, semua bisa cepat diatasi karena tak banyak kompromi dan bisa diselesaikan dengan mengatakan: Ayo saling memaafkan. Tapi menghadapi anak remaja tentu akan berbeda. Masing-masing memiliki cara pandang dan argumentasi yang kadang butuh pembuktian serta paparan idealismenya, sehingga sebagai orang tua harus bisa lebih bijaksana menghadapinya. Karena itulah menurut saya perlu family time dengan menyisihkan waktu bersama dalam kondisi rileks dan santai, alias healing time bareng sebagai sarana refleksi diri, saling terbuka apa maunya supaya lebih memahami sebagai satu keluarga. 

                                            foto: dok.pribadi @nuridazed

     Masalah kecil kadang bisa membuat kesal seperti ketika sang kakak bermaksud bercanda dengan keisengan  khasnya terhadap adik, tapi kemudian malah berbuntut pertengkaran yang harus didamaikan karena sama-sama ngeyel. Lucu juga ya. Dinamika anak laki-laki dan perempuan memang butuh penanganan tidak sama. Hal ini  kadang perlu sinkronisasi untuk kemudian menambah hangatnya kebersamaan. 

     Saya tentu tidak ingin menjadi orang tua yang egois dengan memaksakan kehendak kepada anak, terutama yang menyangkut masa depan dan cita-citanya. Ketika sang kakak lebih memilih jurusan IPS sewaktu di SMA dulu, saya tak bisa komplain karena memang sudah menjadi tujuan dan keinginannya, meski guru BK menyarankan mengambil eksakta. Begitu juga dengan si adik, Puan yang lebih memilih jurusan  IPA di SMA sekarang ini, saya hanya mendukung sepenuhnya dengan keputusannya itu. Bagi saya apapun itu hendaknya saling menghargai dengan passion masing-masing.

     Untung saja keduanya sama-sama suka olah raga, sehingga bisa saling kompak saat latihan atau berkegiatan yang melibatkan olah tubuh dan pikiran ini. Mereka bisa berdiskusi panjang lebar hingga lupa waktu, terutama saat menghadapi kejuaraan, karena sang kakak juga merupakan coach yang bisa mendampingi adiknya.  

     Saya selalu berpesan, bahwa adik harus menghormati sang kakak, sedangkan kakak musti menyayangi adiknya, sehingga eksistensi sebuah keluarga seperti bagian tubuh yang berbeda tempat dan posisi tapi tak bisa dipisahkan untuk tetap saling mendukung serta mengasihi dalam keadaan apapun. 

                                                            foto: dok.pribadi

      Ya. Perjalanan keluarga kecil ini dimulai dari sebuah komitmen antara saya dan suami yang kemudian bagaimana mendampingi anak-anak sebagai amanah dari Allah SWT yang harus dijaga dan disyukuri. Sepanjang ini tentu tidak selalu mulus dan lancar seperti jalan tol yang bebas hambatan sampai tujuan ya, namun penuh liku dan up and down juga. Hanya setiap kali nyaris berhenti, selalu saling mengingatkan tujuan sebelum mengawali perjalanan ini. Barangkali inilah perlunya refleksi dan relaksasi. 

       Bahwa setiap perjalanan memiliki dua konsekwensi. Ketika berhasil dan menyenangkan, lanjutkan dengan tetap berserah diri, di saat menemukan kegagalan tak harus putus asa dan coba lagi. Ibarat nasi sudah menjadi bubur, bila dilengkapi dengan kuah kare, taburan kacang, bawang goreng dan seledri, lalu dilengkapi dengan suwiran ayam goreng dan kerupuk pasti akan jadi bubur ayam yang rasanya enak sekali. Begitupun dengan perjalanan hidup ini, tentu tak ada yang sempurna, tapi setidaknya menjadi resolusi untuk lebih baik lagi. Selamat Tahun Baru yaa.


                                                dok.pribadi @nuridazed

           Salam sehat dan selalu semangat. ***NZ  

Selasa, 24 Januari 2023

Memahami Stoikisme Agar Lebih Bijak dan Bahagia

     Mengenal filosofi stoikisme akan membantu kita untuk selalu mensyukuri apa yang dimiliki dan mengontrol emosi negatif. So, hidup tentu akan menjadi lebih indah. 

by. Nur Ida Zed

                                                    foto: dok.pribadi

     Terhadap sesuatu yang tak bisa dikendalikan seringkali hati ini menjadi kesal. Saat menemukan kemacetan yang panjang di jalanan, sementara sudah berusaha untuk bangun pagi agar tidak terlambat datang, ternyata di depan ada kecelakaan sehingga terjebak di tengah jalan. Apa yang bisa dilakukan selain bersabar menerima keadaan, dan mengubah kondisi yang menyebalkan itu dengan mendengarkan musik lewat listing lagu kesayangan agar sedikit terlarut dengan kesenangan. Setidaknya mengurangi kejenuhan sementara menunggu situasi kembali lancar.

     Atau ketika pekerjaan sedang menumpuk, tiba- tiba ada urusan keluarga yang harus diselesaikan, sementara kondisi sedang tidak enak badan, semua terasa overload dan memusingkan. Juga di saat mendapati kenyataan bahwa apa yang selama ini diperjuangkan ternyata tega melakukan penghianatan. Yang dapat dilakukan hanyalah menenangkan hati, lalu bersyukur saja dengan semua yang dialami tanpa kemarahan dan kekecewaan sebab semua itu pasti bisa kita lalui.  

     Ya, kondisi seperti itu seringkali ditemui pada hampir setiap orang dengan bermacam situasi dan keadaan. Namun bila kita lalu terjebak dengan kekesalan yang panjang, apalagi hingga menimbulkan kemarahan, maka energi negatif yang akan menguasai pikiran. Dan ini hanya akan menghancurkan energi positif yang sudah dibangun dari awal seperti mood dan kebahagiaan.

     Konsep bahagia pada dasarnya bisa diciptakan lewat pola pikir dari apa yang diinginkan, dan apa yang dapat dikendalikan. Karena itu ketika pikiran terganggu dengan sesuatu yang membuat rasa resah, gundah, kesal serta marah karena emosi yang tak terkendali, akibatnya bisa membuat kita merugi.  


Teori Stoikisme dan Mengelola Emosi

     Di dalam kehidupan, antara manusia dengan alam semesta ini sebenarnya ada banyak hal yang saling mempengaruhi. Hal yang ada dalam diri kita dan yang di luar kendali kita, seperti situasi yang tak bisa dirubah dan diberdayakan. Karena itu ketika mengalami situasi yang mau tak mau harus dihadapi, atau yang kadang membuat kita terkaget-kaget karena tidak menyangka akan terjadi, yang paling benar adalah mengendalikan diri dan menyelaraskan emosi. 

     Ada teori stoikisme yang merupakan aliran filsafat dari Yunani kuno menyebut tentang bagaimana membantu mengontrol emosi negatif dan mensyukuri segala sesuatu yang dimiliki saat ini. Cakupan ini mengenai penerimaan keadaan yang tidak bisa dirubah dengan mengubah apa yang bisa dirubah, serta kebijaksanaan untuk tahu perbedaan antara keduanya. Prinsipnya tentu pada pola pikir dan bagaimana sikap kita menghadapi situasi yang tidak terkendali ini.

     Nah, bagaimana cara membentuk pola pikir a la stoikisme ini tergantung pada diri kita sendiri. Pertama tentu dengan menyadari bahwa ada hal yang bisa dirubah dan yang tidak bisa dirubah, alias hal yang di luar kendali. Daripada kehilangan energi untuk merubah sesuatu di luar kendali, sebaiknya  mengendalikan emosi diri dengan mensyukuri apa yang dimiliki. 

     Dalam menghadapi masalah yang tak bisa dihindari, selesaikan dengan sabar dan tawakal, tanpa rasa kekesalan. Ketika sedang terpuruk atau terjatuh, pikirkan bahwa hidup seperti roda berputar dan tidak selalu di zona nyaman, Biasakan diri dengan tetap kuat dan optimis karena Tuhan pasti memberikan hikmah terbaik di baliknya. Percayalah bahwa setiap hal buruk yang dihadapi merupakan sumber kebahagiaan manakala dengan ikhlas kita bisa menjalaninya.

     Menyadari bahwa alam semesta ini adalah milik Yang Maha Kuasa, dan kita manusia hanyalah makhluk kecil di dalamnya akan memunculkan rasa syukur terhadap apa yang telah kita punya. Tak ada iri, dengki dan kecewa terhadap semua yang telah ditakdirkan sebagai garis hidup kita. Kalau mungkin, biasakan menyusun jurnal harian, atau catatan kejadian yang pernah dilalui sehingga kita bisa bercermin dan belajar mengenai kehidupan ini dengan bijaksana.

      Memang bukan hal yang mudah untuk memahami ini ya. Melihat sesuatu yang tidak sesuai harapan, pasti bisa dengan mudah membangkitkan emosi untuk melawan. Namun ketika bisa berdamai dengan emosi ini, maka akan memberikan dampak positif dan merasakan hidup lebih tenang.

     Lepas dari semua itu, mengelola emosi merupakan hal penting disaat menghadapi situasi tak terkedali. Kuncinya adalah fokus pada apa yang dapat dikendalikan, yakni hati dan pikiran. Tips sederhana saya ketika menghadapi ini biasanya dengan menarik nafas panjang lalu menghempaskan secara perlahan, kemudian pikirkan hanya pada hal yang baik-baik saja, dan serahkan pada Tuhan. Maka ini akan membantu membangun kebahagiaan lahir dan batin kita. 

      Salam sehat dan selalu semangat.***NZ 

Jumat, 20 Januari 2023

Berbagi Kasih dengan Anabul

      Menularkan kebiasaan baik dimulai dari hal yang kecil dan sederhana. Seperti berbagi kasih dengan anabul, anak berbulu alias binatang peliharaan yang diajarkan oleh Revin dan Puan.

by. Nur Ida Zed

                                                    foto: pinterest


     Sebagai ibu saya mengerti saat anak-anak mulai menyukai hewan peliharaan sebagai teman. Sejak masih kecil dulu mereka pernah meminta ijin untuk memelihara kucing tapi saya belum mengabulkannya karena banyak pertimbangan. Salah satunya karena waktu itu saya merasa mereka masih belum bisa diberi tanggung jawab terhadap binatang peliharaan.

     Lalu ketika kami kebetulan sedang jalan-jalan ke Pejaten Village, dan melewati area pet shop, anak-anak saya, Revin dan Puan terlihat antusias dan anteng memperhatikan aneka binatang peliharaan yang dijual di sana. Sampai sewaktu saya ajak untuk bergegas belanja bulanan, mereka bilang:"Nanti dulu, lihat itu hamsternya lucu-lucu", katanya sembari menunjuk binatang kecil berbulu itu bermain di kandangnya. Apalagi saat keeper (baca: penjaga binatang peliharaan) memperbolehkan memegang dan menaruh salah satu hamster itu di tangannya sambil mengelus bulu halus di kepala kecilnya, jelas terlihat betapa senangnya.

     Setelah itu, mereka pun kembali meminta ijin untuk memelihara binatang itu. Dan saya mengiyakan, dengan catatan harus rajin merawat dan membersihkan kandangnya.

     "Setujuu...!" 

    Kemudian kami membelikan dua hamster berwarna putih dengan kandang yang ada mainan di dalamnya, lengkap dengan makanan, pasir wangi, serutan kayu dan vitamin agar tetap sehat dan terjaga kebersihannya. Terus terang, saya sebenarnya kurang begitu suka dengan bau khas anabul, anak bulu alias binatang peliharaan yang berbulu karena sedikit alergi. Tapi ini demi anak-anak. Kata bapaknya tak apalah, sekalian ingin  mengajarkan rasa tanggung jawab terhadap mereka.

     Benar saja, sejak ada Mamori, nama hamster pertama dulu itu, membuat mereka berdua semakin akur, berbagi tugas kapan harus memberi makan, membersihkan kandang, memandikan hingga mengajaknya bermain. Kelucuan binatang kecil pengerat ini memang terlihat ketika bermain dan berputar-putar di rollercoster dan terowongan aneka warna. Tak jarang diajak ngobrol juga selayaknya teman bercanda. Setiap pulang sekolah, bahkan yang ditemui pertama selalu teman kecil di kandangnya itu. Rasanya memiliki binatang peliharaan memang bisa menjadi sarana healing dan penghilang stres juga. 

    Suatu ketika, saat salah satu hamsternya meninggal, mereka sepertinya sedih juga. Karena hamster tak bisa berumur panjang hingga tahunan, maka sepanjang itu sudah berkali-kali membeli untuk menukar yang sudah tiada. Sampai beberapa tahun belakangan, sejak Oni, hamster yang terakhir tiba-tiba hilang dan ditemukan kandangnya kosong, maka diputuskan untuk tidak memelihara lagi.

     Namun kesukaan terhadap binatang tak berhenti sampai disitu saja. Berbagi kasih dengan anabul, anak binatang berbulu seperti kucing rupanya tak membuatnya berkecil hati. Saya bahkan menemukan mereka sering menyisihkan uang jajan untuk membeli wishkas, makanan kucing buat beberapa kucing yang sering singgah di depan rumah, entah kucing siapa. Pantas saja setiap mereka datang suka disambut dari membuka pagar dan terus mengikuti dari belakang. Untunglah tidak sampai masuk rumah dan hanya di teras saja. 

     Saya sudah pernah menawarkan untuk memelihara, tapi mereka tidak mau. Tak apa, berbagi kasih dengan anabul tak harus memiliki dan memeliharanya namun dengan peduli seperti  memberi makanan akan menjadi kebaikan juga. Saya sendiri merasa mendapat pelajaran berharga, untuk berbuat kebaikan bisa dilakukan bagi siapa saja, pun terhadap binatang yang mendekati kita. 

     Salam sehat dan selalu semangat.***NZ 

Rabu, 18 Januari 2023

Performa Tulus Membius Closing Forca 5.0

     Lirik lagu bertutur seringkali tak sekadar menghibur. Terasa seolah larut di dalamnya dan mewakili cerita nyata. Seperti penyanyi Tulus yang mampu membius dengan performanya di Forca 5.0. 

by Nur Ida Zed

                                                    Foto: dok. pribadi @nuridazed

     Tak pelak masih saja mengular panjang antrian menuju gerbang ticketing yang sudah dibuka sejak jelang tengah hari di Gedung Bapra-Balai Prajurit waktu itu. Beberapa anak berkaos seragam crew, tepatnya para panitia di bagian tiket terlihat sibuk menangani barkot bagi yang ingin masuk, sebagian memeriksa tas pengnjung dan barang bawaan yang memang tidak diperbolehkan dibawa ke venue karena khawatir bisa membahayakan. Lalu beberapa lagi menyita (baca: menyimpan) benda seperti parfum, korek api, botol minuman kemasan serta ikat pinggang dan yang lain ke dalam kotak dengan ditandai nomor tiket pemilik supaya setelah usai acara nanti bisa diambil lagi. 

     Di halaman dalam, terdapat area bazaar dengan aneka booth  makanan, minuman serta marchandise yang ditata dan disediakan beberapa kursi, lalu booth untuk foto-foto dan games yang menambah semaraknya suasana menjelang konser musik hingga malam. Begitulah gambaran hiruk pikuknya suasana closing Forca- Forty One Club, event tahunan yang diselenggarakan SMPN 41 Jakarta untuk merayakan ulang tahunnya.

     Keseruan semacam itu sudah dilaksanakan beberapa tahun terakhir, dengan tujuan untuk melatih jiwa kepemimpinan dan enterpreuneur anak muda, remaja belasan tahun setingkat sekolah menengah pertama ini dalam berorganisasi, saling mendukung dan mensukseskan sebuah event dengan berbagai lomba seni budaya seperti tari Saman dan modern dance serta beberapa cabang olah raga tingkat DKI Jakarta. Kemudian ditutup dengan puncak acara sebagai Closing Forca untuk pengumuman pemenang yang dimeriahkan dengan konser musik  dan aneka bazaar dalam satu venue dari siang hingga malam hari. 

                            Puan saat di venue. (foto: dok.pribadi )

      Ketika itu memang sebelum pandemi ya, di November 2019, sehingga pelaksanaanya bisa di dalam Gedung Balai Prajurit (Bapra) Cilandak Marinir, Jakarta Selatan karena lebih representative dan nyaman. Kebetulan Puan, putri saya ikut menjadi salah satu panitia, di seksi keamanan sehingga para orang tua pun ikut mendampingi sebagai pengurusnya. 

    Setelah berdiskusi panjang dan menimbang-nimbang, akhirnya untuk Closing Forca 5.0 saat itu panitia mengundang beberapa artis penyanyi ibukota seperti grup musik Maliq & D'Essensial, Yovie n Nuno, Payung Teduh, Rahmania dan Tulus. Konser ini dekemas dengan menyatukan beberapa aliran musik yang masing-masing telah memiliki penikmat tersendiri. Dari musik pop, jazz dan soul yang memiliki ciri khas dengan gaya bertutur.


    
    
                 Suasana Closing Forca di Bapra (foto:dokpri)                                               

     

      Nama Tulus menjadi penyanyi favorit yang banyak ditunggu penampilannya malam itu selain Yovie and Nuno. Penyanyi bernama lengkap Muhammad Tulus, S.Ars ini juga penulis dan pecipta lagu serta merilis karya musik yang ia ciptakan sendiri,  sehingga kekuatan di setiap kata dalam bait liriknya begitu terasa. Seperti Monokrom yang bercerita tentang kenangan bersama teman yang diungkap dalam detail sajak yang dinyanyikan dengan penuh rasa. Lalu Pamit, yang mengungkap sebuah perpisahan terindah karena saling mengerti untuk menjadi teman baik. Dalam alunan denting piano dan paduan biola yang membawa pada suasana syahdu lewat kekuatan lirik yang bertutur.

                                       Menikmati lirik lagu Tulus (foto: dok pri)

     Kemudian Manusia Kuat yang memberikan semangat bagi setiap generasi untuk tetap bermimpi dan  berjuang untuk meraihnya meski banyak kendala. "Manusia-manusia kuat, itu kita. Jiwa-jiwa yang kuat, itu kita", begitu tuturnya. "Kau bisa hitamkan putihku, kau takkan gelapkan apapun. Kau bisa runtuhkan jalanku, kan kutemukan jalan yang lain", tegasnya.

       Bila bukan kehendak-Nya,

       Tidak satupun culasmu 

        Akan bawa bahagia. 

     Kau bisa patahkan kakiku, patah tanganku rebut senyumku. Hitamkan putihnya hatiku, tapi tidak mimpi-mimpiku...

     Ya. Penuturan lirik dalam musik sanggup menyentuh hati yang paling dalam bagi setiap penikmatnya, bahkan membius dan menumbuhkan motivasi. Karena musik merupakan bahasa universal yang dapat dicerna oleh berbagai kalangan. Lewat musik hidup ini jadi lebih berwarna. 

      Salam sehat dan selalu semangat. ***NZ

   

Jumat, 13 Januari 2023

Belajar "Biasa Saja" dari Pak Jokowi

     Kehidupan ini seperti air, ikuti saja alurnya, lalu syukuri semuanya. Nikmati apa yang telah diberikan olehNya supaya tetap selalu bahagia. 

by Nur Ida Zed

                                            Foto: create instagram from @Jokowi

     Pasang surut di kehidupan ini merupakan hal yang biasa. Seperti roda pedati, kadang ada di atas, kemudian turun ke bawah, sehingga ketika dewi fortuna sedang berpihak sebaiknya tidak lalu takabur dan semena-mena, begitupun sebaliknya. Di saat sedang berada di posisi yang kurang menguntungkan, anggap saja sebagai hal yang biasa. 

     Saya ingat ketika Pak Jokowi, presiden kita sekarang ini diwawancara oleh media mengenai bagaimana perasaannya jadi presiden setelah dilantik dulu itu, jawabnya selalu: biasa saja. Begitu juga dengan Ibu Iriana, serta putra-putrinya, ketika ditanya mengenai posisi dan jabatan yang diemban Sang Ayah. Kata biasa saja yang diutarakan memberikan banyak makna, setidaknya mengungkapkan sikap yang andhap asor alias rendah hati manakala sedang berada di posisi yang tinggi. Begitupun saat beliau menerima kritikan dari berbagai pihak, atau bahkan hinaan, akan selalu menghadapi dengan sikap yang biasa saja.

     Pak Jokowi memang salah satu figur panutan untuk saya, tidak hanya jiwa kepemimpinan dan leadership sebagai kepala negara. Sejak menjadi Walikota Solo, kemudian Gubernur DKI Jakarta, lalu Presiden Republik Indonesia saya merasakan kongkrit perubahannya menuju kemajuan bangsa dan tanah air Indonesia. Sebagai warga DKI ketika dalam kepemimpinan beliau semua jadi mudah dan lancar. Birokrasi tertata dari tingkat kelurahan hingga gubernuran, dengan sikap disiplin dan suka sidak di tempat-tempat yang nyaris tak terpikirkan, memberi contoh dengan turun langsung ke lapangan. Meski ada pihak yang mengkritik semua hanya pencitraan, namun bagi beliau itu biasa saja, tunjukkan dengan kinerja.  

     Ketika menjadi Presiden, sayapun ikut bangga karena merasakan pembangunan yang begitu nyata, dari Sabang sampai Merauke. Salah satunya tol Trans Jawa yang kini begitu  nyaman dinikmati http://nuridazuhayanti.blogspot.com/2023/01/biaya-rutin-tahunan-siapkan-dari.html?m=1Banyak sudah kemajuan bangsa ini yang membuat Indonesia kian disegani di manca negara. Prestasi dan kedigdayaan kita diperhitungkan di kancah dunia, hal ini terlihat ketika pelaksanaan perhelatan G20 kemarin serta event lainnya. Ya, walaupun ada saja yang tidak suka, lalu meremehkan dengan memandang sebelah mata, namun tetap dihadapi dengan biasa saja, dengan kerja kerja kerja. 

       Saya ingin belajar dari kata biasa sajanya pak Jokowi, karena kata ini rasanya mampu memberikan energi dan positive vibes bagi anak bangsa ini manakala menghadapi situasi dan kondisi yang kadang tak bisa dihindari, merasa kecil dan tak bersemangat ketika dikritik, dan dipandang sebelah mata oleh orang-orang di sekitarnya, terutama ketika membuat karya. Padahal bila ingin maju dan berkembang, fokus saja pada tujuan, jangan peduli orang berkata apa, yakin dengan kemampuan kita. 

     Ya, meski semua itu tidaklah gampang, seperti membuka telapak tangan, tapi percayalah Tuhan pasti akan memberikan jalan. Suatu ketika bila bertemu dengan berbagai kendala, anggap saja itu sebagai tantangan yang harus dihadapi dengan biasa saja. Tak usah risau, apalagi galau ketika ada yang tidak peduli, membully bahkan memberikan distruction terhadap apa yang selama ini ditekuni. Sepanjang itu positif, maka berjalan terus, berkarya terus, setidaknya agar bisa membuat diri kita tetap bahagia. 

     Kesan tentang kata biasa saja ini memiliki banyak arti menurut saya, manakala keberuntungan belum berpihak, soal pekerjaan atau sepi job, misalnya, pikirkan saja bahwa Allah SWT pasti akan memberikan yang terbaik untuk kita, sebab rezeki sudah ada takarannya, jadi tak perlu merasa berkecil hati atau bahkan terpuruk dan putus asa, namun tetaplah biasa saja.

     Begitupun terhadap situasi dan orang-orang yang kadang membuat kecewa, saya tak lalu membuang waktu untuk terlalu memikirkannya, atau sibuk meminta pengakuannya. Sebagaimana kalimat bijak dari Ali bin Abi Thalib: "Jangan menjelaskan tentang dirimu kepada siapapun. Karena yang menyukaimu tidak membutuhkan itu, dan yang membencimu tidak mempercayai itu."

   

     Salam sehat dan selalu semangat..!***NZ



Selasa, 10 Januari 2023

Biaya Rutin Tahunan Siapkan Dari Sekarang

     Setiap mengawali tahun baru saya biasanya menuliskan rencana anggaran rutin tahunan. Apa pengeluaran terbesar di tahun lalu, siapkan itu dari sekarang. 

by Nur Ida Zed

                                            foto: dok. pribadi @nuridazed

     Harapan semua orang ketika menapaki pergantian tahun pasti selalu menginginkan semua menjadi lebih baik lagi. Dari setiap hal seperti mengenai kesehatan, kebahagiaan, kesejahteraan, hingga limpahan rezeki berharap akan diberkahi lebih baik dari tahun sebelumnya, atau paling tidak sama baiknya. Untuk menjaga stabilitas itu, saya biasanya merencanakan anggaran rutin tahunan, tentang apa saja yang menyangkut pembiayaan yang biasa dikeluarkan setiap tahun. Mulai dari pajak tahunan yang harus dibayarkan, sampai pada kebutuhan yang biasa dikeluarkan untuk urusan family time seperti holiday season dan mudik lebaran. 

     Selama ini, semenjak tinggal di Jakarta, pengeluaran tahunan terbesar saya sepertinya alokasi untuk mudik ke Jawa, ke daerah asal saya di Blora, Jawa Tengah dan suami di Jawa Timur. Rasanya biaya pulang kampung setiap lebaran menjadi agenda yang membutuhkan anggaran lumayan besar karena harus melakukan perjalanan darat dengan mobil bersama keluarga untuk bersilaturahmi dan  bertemu dengan keluarga besar, serta ziarah ke makam. Meski dilakukan setiap tahun, rasanya selalu memiliki cerita tersendiri di setiap perjalanan.  

     Dulu sebelum ada jalan tol panjang Trans Jawa, mudik selalu melewati jalan pantura yang  membutuhkan banyak perjuangan, karena berjibaku dengan kemacetan panjang ditambah kondisi jalan yang rusak dan bergelombang. Beberapa kali musti berhenti untuk berebut bensin, beristirahat sambil makan di rumah makan pinggir jalan, warung kaki lima dengan harga tak terduga seperti bintang lima, haha. Mungkin para penjual musiman ini juga memanfaatkan aji mumpung setahun sekali meraup untung dari para pemudik.  

                                        foto: dok. pribadi @nuridazed

     Setiap kali selalu menghadapi perbaikan jembatan yang rusak atau proyek pelebaran jalan yang masih belum selesai sehingga seringkali dilempar melewati jalan alternatif dengan medan baru yang belum pernah dilalui dengan resiko tersasar. Bahkan menyusuri jalanan antar sawah berbatu dan di pemukiman pedesaan yang berliku. Pernah rekor perjalanan menghabiskan waktu sampai tiga puluh jam, dan nginep di jalan bersama para pemudik untuk kembali mengatur strategi bagaimana melewati kemacetan panjang karena kian menumpuk.

      Kini setelah ada ruas jalan tol Trans Jawa perjalanan menjadi lebih mudah dan relatif lancar karena pengaturan lalulintas yang terorganisir seperti one way, contra flow dan ganjil genap sehingga bisa mengatasi kemacetan. Paling tidak mengurai simpul keramaian dan bisa beristirahat di rest area yang nyaman. Karenanya juga perlu tambahan budget khusus selain harus menyediakan biaya tol panjang dari Jakarta ke Cikampek, menuju tol Cipali- Cirebon Palimanan, lalu langsung lewat Brexit-Brebes exit hingga tol Kalikangkung Semarang dan keluar Demak. 

                                        video: dok. pribadi @nuridazed

      Perjalanan mudik lewat darat memang butuh biaya yang lumayan. Dengan rute perjalanan saya ibaratnya dari ujung ke ujung, dari barat ke timur, mudik balik setidaknya musti menyediakan biaya sekitar lima, sepuluh juta bahkan lebih. Sebab kadang sekalian vacancy, mampir liburan ke tempat wisata mumpung bisa ngumpul bersama keluarga. Itulah senangnya, jadi selalu kangen suasana ini dan tidak peduli dengan banyaknya biaya, sebab sudah di spent dari sekarang dengan menabung dan menyisihkan penghasilan. 

       Biaya mudik tentu tidak hanya urusan bensin dan tol saja ya, tapi juga persiapan mobil seperti tune up, ceking mesin dan kaki-kaki supaya di perjalanan tidak ada kendala. Selain itu, yang paling penting juga persiapan diri kita, terutama kesehatan dan stamina. 

     Memang sih, kalau dihitung-hitung mudik atau pulang kampung terutama di saat lebaran menjadi pengeluaran rutin tahunan terbesar bagi sebagian orang, tapi saya merasakan manfaatnya juga lebih besar, terutama untuk momen kebersamaan, saling silaturahmi dan ziarah ke makam leluhur di kampung halaman. Tentang biaya itu rasanya jadi nomer sekian, saya yakin rezeki pasti sudah diatur sesuai porsi masing-masing dari Yang Di Atas. Bila itu dikeluarkan dengan niat baik, pasti akan diganti dengan rezeki yang lebih banyak lagi.  

     Lalu, apa biaya terbesar  rutin tahunanmu? Ayo, rencanakan dan siapkan itu dari sekarang. 


     Salam sehat dan selalu semangat...!***NZ



Sabtu, 07 Januari 2023

Suatu Sore di Ol' Pops Coffee, Cinere

     Suasana homey begitu terasa ketika mengunjungi O'l Pops Caffee Cinere, sore itu.  Baik area indoor maupun outdoor ditata apik dan menu yang disajikan juga worth it. 

by. Nur Ida Zed 

                                                             foto: dok. pribadi

     Langit belum lagi semburat merah ketika saya sampai di halaman parkir kafe yang cukup luas ini. Terletak di antara perumahan Puri Cinere, di sisi pojok yang memiliki kontur tanah berbukit indah. Sedikit menanjak untuk mencapai lokasi yang ditata bak vila, bersisisan dengan sebuah butik busana hingga terkesan homey dengan sentuhan vintage selayaknya "Rumah Eyang".

                                                    foto: dok.pribadi

     Memasuki halaman yang cukup luas itu, terdapat area outdoor seperti taman dengan gaya lama dilengkapi banyak kursi dan panggung kecil di garden sebelah kiri yang biasa digunakan untuk live music special. Ada aksen teko blirik bergaya retro dan unik sebagai ornamen air mancur yang mengelilinginya. Area terbuka yang dibiarkan dengan sentuhan kerikil hitam ini agaknya lebih disukai anak muda sebagai tempat kongkow atau acara ulang tahun serta arisan ibu-ibu dan rapat kecil karena terkesan santai dan menyenangkan di bawah pohon besar yang rindang. 

     Di sisi lain, ada juga area terbuka, atau smoking area yang dibuat bergaya lesehan dengan meja-meja kecil di halaman depan. Menyatu dengan pepohonan yang ditanam seolah didesain dengan nuansa hijau segar dengan karpet dari rumput sintetis yang digelar.  

                                                                foto: dvine adinda

     Lalu menuju area dalam disuguhi nuansa cozy yang homey khas kafe modern minimalis. Beberapa tatanan meja yang sengaja dibuat bak ruang keluarga lengkap dengan sofa di setiap sisinya. Di sini kita bisa memesan menu terlebih dahulu sebelum memilih meja mana yang paling disuka. Dan sore itu saya bersama Puan, putri saya memilih area indoor di lantai dua, tepatnya di teras atas dengan view pemandangan luas aneka pepohonan ke arah depan sehingga terlihat lebih nyaman. 

                                                                foto: dvine_adinda

     Di sini saya memesan pasta carbonara karena tadi belum sempat makan siang, sememtara Puan lebih memilih sausage and fries kesukaannya dengan ice cappuccino. Kafe yang memiliki beberapa cabang, diantaranya di Cilandak, Bintaro, Cinere dan Depok ini memang menyediakan aneka menu dari appetizers atau makanan pembuka, main course hingga dessert selain aneka kopi seperti espresso, piccolo, latte dan snack serta pastry sebagaimana sajian menu sebuah coffee and resto. Jadi bisa saja pilih makanan berat seperti sop buntut, nasi goreng atau ayam panggang bila memang lapar. tapi bila ingin nongkrong sembari menyelesaikan tugas atau pekerjaan bisa pilih kopi dan makanan ringan saja. Kalau mau sehat, di kafe ini juga menyediakan salad, dan yang ingin sedikit bereksperimen dengan minuman  bisa mencoba mocktail.

     Menu makanan dan minuman di O'l Pops Caffee ini semua enak. Harganya pun standart kafe dan tidak terlalu mahal, worth it lah dengan rasa dan kenyamanan suasana serta pelayanannya. Kisaran 25 ribu hingga 133ribuan belum termasuk pajak.    

                                                            foto: dvine_adinda

    Ditemani semilir angin sore itu, saya menikmati menu pesanan sambil menyelesaikan pekerjaan, sementara Puan menuntaskan tugas sekolah dengan laptopnya. Rasanya kami memang memilih tempat yang pas karena di setiap meja di sepanjang teras atas ini disedikan colokan listrik sehingga tidak perlu khawatir bila ingin mengisi batere hape dan laptop yang kebetulan habis. Beberapa pengunjung juga terlihat asik dengan layar monitor sembari menunggu pesanannya. 

                                        foto: dok. pribadi @nuridazed

     Kafe memang seringkali menjadi tempat yang nyaman buat nongkrong atau mencari inspirasi. Tak hanya karena suasananya yang mendukung, namun juga sajian menu yang ditawarkan harus enak dinikmati dan ramah di kantong kita ini. Satu lagi, musti tersedia wifi agar bisa berselancar di dunia maya tanpa kendala.  

                                                            foto: dok.pribadi

     Salam sehat dan selalu semangat.***NZ


O'l Pops Caffee and Resto Cinere

Jln. Ciloto III B2 no 17, Puri Cinere, 

Depok, Jawa Barat. 


Kamis, 05 Januari 2023

Komunitas ISB di Era Literasi Digital

     Di era digital sekarang ini komunitas menjadi penting. Selain networking, juga sebagai tempat sharing yang saling mendukung untuk maju dan berkembang. Komunitas ISB memberi banyak arti bagi para blogger, termasuk saya.

 by. Nur Ida Zed

                                            foto: dok.pribadi

     Awal menemukan komunitas ini ketika saya mulai mengulik media sosial instagram pada masa pandemi. Waktu itu semua kegiatan seperti mati suri dan hanya diperbolehkan lewat online sehingga semua orang harus update dengan dunia baru, dunia digital dan literasi. Dari anak sekolah yang harus terbiasa belajar dari rumah, pekerja yang musti work from home (WFH) serta  begitu banyak aktivitas lain yang dibatasi demi menjaga penularan virus corona alias Covid-19 yang ternyata sudah memasuki negeri ini, dan terindikasi dari salah seorang warga yang melapor dan memberi sinyal tentang gejalanya.  

    Lalu segala macam pertemuan bisa lebih nyaman dilakukan lewat zoom meet atau google meet, begitupun saat ingin bersilaturahmi dan networking dengan komunitas, tinggal klik dan follow saja. Selanjutnya saya mulai enjoy dengan mengikuti aktivitas seperti IG live serta semacam webinar bersama konten kreator dan para blogger yang membahas berbagai tema yang lagi hangat dibicarakan. Kemudian ikutan ngobrol langsung lewat G-meet bersama Founder ISB, Teh Ani Berta bareng salah satu  keluarga penyintas covid pertama di Indonesia yang sempat viral saat itu, yakni Ratri Anindyajati dari Depok sehingga kami bisa berinteraksi dan mendapat cerita dari nara sumber mengenai apa yang sebenarnya terjadi, dan apa yang sesungguhnya dialami. Dari situ setidaknya saya merasa punya kesamaan visi, apalagi setelah terhubung di grup whatsapp yang membuat kami saling mendukung dalam berkarya.

     Sebagai Founder, Teh Ani, begitu perempuan Sunda Batak ini biasa disapa selalu memberi semangat dan terbuka mengenai ide dan masukan untuk kemajuan bersama. Dari berbagai pertemuan virtual saya bisa merasakan kegigihan dan positive vibes sosok blogger panutan yang menginspirasi. Banyak hal yang telah dilakukan sepanjang ini bersama para pendukung yang menggawangi (baca: admin) komunitas ini seperti Mbak Liswanti, Mas Ardhan dan Mas Adhe untuk para member yang ternyata tak hanya di seputaran Jabodetabek seperti saya saja, tapi juga berasal dari berbagai daerah di penjuru negeri ini. Bahkan konon ada yang pernah berdomisili di luar negeri juga. Artinya peran komunistas ini di era literasi digital semakin terasakan.

     Untuk menambah insight baru pernah berkolaborasi dengan Dandiah Care, psikolog Diah Mahmudah dan Dandy Birdy dari Bandung tentang Inner Child yang bisa berpengaruh terhadap karakter seseorang. Tentu ilmu ini sangat bermanfaat bagi pembaca blog dan diri sendiri agar lebih  mengenali sisi terdalam sebagai proses kehidupan untuk mendapatkan kebahagiaan. Selain itu, challange one day one post alias ODOP juga memberikan motivasi agar terus konsisten sebagai blogger. Dengan tema yang sudah disiapkan, kita bisa mengupas dari berbagai sisi manapun sesuai dengan cara pandang dan latar belakang masing-masing. Dengan begitu, para member jadi semakin kenal satu sama lain lewat tulisan ketika blog walking dengan meninggalkan komentar. 

       Dengan mengikuti komunitas ini banyak manfaat yang bisa didapat, terutama akan memperluas akses di berbagai kalangan sehingga tidak merasa sendirian. Selain itu juga akan memperkaya cara pandang dan wawasan maupun networking dan silaturahmi, karena member komunitas ISB ini dari berbagai kalangan usia, latar belakang kehidupan, pendidikan dan profesi. Ada yang mahasiswa, pebisnis dan pengusaha, ibu rumah tangga, pekerja, guru dan yang lainnya. Semua memiliki komitmen bagaimana mengenbangkan diri dengan menuangkan karya tulisan dalam sebuah blog. Setidaknya blog yang memberikan plus value yang akan menjadi  salah satu sarana healing maupun branding untuk bisa menghasilkan cuan. 


                                            foto: dok.pri

     Ya. Komunitas Indonesian Social Blogpreuneur - ISB yang tetap eksis hingga saat ini diharapkan bisa menjadi wadah bagi para kreator digital dengan membawa energi positif, sehingga setiap blogger mampu menjadi agent of change bagi lingkungan sekitar sesuai dengan passion dan talent yang dimiliki. Ngeblog bareng komunitas akan semakin asyik dan menyenangkan bahkan dapat menjadi ladang pahala yang bermanfaat buat masyarakat luas.  

     Salam sehat dan selalu semangat. ***NZ