Sabtu, 08 Agustus 2020

When You Meet Me Now

 

 

     Saat bertemu orang baru, janganlah punya penilaian tertentu. Sebab kita ini sama, ada kurang dan lebihnya.

 

     Foto: Pinterest

     Apa yang tersirat di benak kita ketika bertemu dengan orang baru ? Saya percaya dengan pepatah  yang mengatakan: Don’t judge book by its cover, jangan melihat buku dari sekedar sampulnya, karena bisa saja kita terpedaya hanya karena penampilan luarnya saja. Bagi saya ini berlaku juga saat bertemu dengan orang baru. Tak bisa begitu mudah mengadili seseorang dari satu sisi saja.

     Tapi ketika kita bertemu dengan orang baru, tak mungkin juga langsung mengerti dan mengenali karakternya kan. Dalam situasi ini, first impression dapat menunjang bagaimana sebenarnya sosok yang ada di depan kita.  Seringkali saya memakai ‘Feeling’ dengan ‘pandangan pertama’. Entah kenapa, rasanya teori yang mengatakan, perhatikan pada dua menit pertama seolah memberi petunjuk untuk mengenali seseorang selanjutnya. Setidaknya, apakah dia orang yang terbuka- ekstrovert, atau sebaliknya, justru tertutup alias introvert yang seringkali canggung saat langsung bertegur sapa.

   Adakalanya kita dapat melihat karakter ini ketika sedang  berbicara. Biasanya bila suka menggunakan tangannya saat bicara, bisa jadi dia seorang  ekstrovert yang mudah bergaul dengan siapa saja. Penggambaran ekspresi itu ditunjukkan dengan penekanan pada gerakan tangannya. Bebeda bila banyak diam dan cenderung canggung, mungkin dia seorang yang introvert yang sedikit sensitive dan perasa. Bisa saja terlihat cuek dan seolah tidak peduli saat berbicara, karena lebih berhati-hati dan berfikir dua kali untuk mengemukakan ekspresi dan pendapatnya.

     Kedua karakter ini yang akan dijumpai saat kita bertemu dengan orang baru. Selanjutnya barulah mengenal bagaimana sifat, sikap dan kepribadian yang sebenarnya. Pastinya butuh proses interaksi beberapa kali ya, seperti menjalin kerjasama, bersahabat baik atau berkawan biasa dan saling silaturahmi saja.

 

Teman Baru di Dunia Maya

      Tak jarang saat kita bersosial media, seringkali bertemu dengan teman baru di dunia maya. Entah itu ketika bergabung dengan komunitas, saling sapa dan berkomunikasi lewat jejaring sosial dan tidak saling bertatap muka. Hal pertama yang saya lakukan biasanya mengenali karakternya melalui jejak digital yang dia punya. Seperti postingan di Instagram atau facebook, cuitan di twitter atau bahkan postingan di blog pribadinya.

     Banyak hal yang dapat diketahui mengenai profil teman baru ini  sebagai pembuka saat ingin bertegur sapa. Setidaknya bias mengerti apa yang menjadi tujuan saat kita ingin berkomunikasi, seperti karena kesamaan hobi, visi dan misi, atau sharing informasi sehingga passion kita dapat bersinergi. Ada baiknya cek juga teman yang sama, biasanya media sosial menunjukkan teman yang sama-sama diikuti agar dapat memperluas jejaring sosial kita.

     Tidak semua menyenangkan dengan relationship di dunia maya. Bisa saja informasi yang tertulis sebagai identitas maupun jati diri berbeda dengan kenyataan yang sebenarnya. Begitupun mengenai sikap dan karakternya. Mungkin saja teman yang terlihat seru, ramah dan aktif berkomunikasi saat di media social justru seorang introvert ketika bertemu langsung dengannya, begitupun sebaliknya. Saran saya jangan terlalu terbuka, tetap jaga keamanan supaya nyaman ke depannya.

     Tapi apapun itu, awal bertemu dengan orang baru sebaiknya berfikir positif saja. Tak perlu memiliki persepsi atau penilaian yang akan menyulitkan kita dalam menjalin relasi asal didasari dengan niat baik. Proporsional saja. Sebab dalam hadist disebutkan bahwa silaturahmi itu akan membuka rizki dan memanjangkan umur kita.  ***NZ

Tidak ada komentar:

Posting Komentar