Rabu, 26 Agustus 2020

Pengalaman Itu Guru Terbaik

 

Pendidikan formal bisa menjadi landasan kita untuk melangkah. Tapi pengalaman membawa kita pada tujuannya. 

By Nur Ida Zed

                                                             Kuis Citra Rasa.- dokpri. Taffienda Project

Sebuah hadist mengatakan carilah ilmu sampai ke negeri China. Mengapa? Bukan saja berarti ilmu harus dicari kemanapun jauhnya, tapi negeri tirai bambu ini ternyata memiliki peradaban dan kekayaan ilmu pengetahuan yang tinggi. Di sana banyak hal yang perlu kita ketahui, pelajari dan amalkan dalam menjalani kehidupan ini. Seperti ilmu perdagangan yang bisa menguasai pasar dan ekonomi, ilmu pengobatan serta ilmu beladirinya. 

Waktu memutuskan untuk merantau saat kuliah pun, filosofi ini menjadi semacam motivasi. Lulus sebagai sarjana ilmu komunikasi, saya merasa ijasah saja tidaklah cukup untuk mengasah diri selanjutnya. Yang terpenting adalah karya, dan pengalaman yang mengiringi proses dalam setiap langkahnya. Karena itu banyak hal yang saya pelajari, dengan berbagai kegiatan dan organisasi komunitas sehingga bukan sekedar jadi mahasiswa “steril” yang hanya sibuk dengan diktat tebal dan literasi. Antara lain dengan ikut GJM - Gladi Jurnalistik Mahasiswa, Universitas Gajah Mada yang kemudian lebih menguatkan saya untuk menjadi "kuli tinta" alias Journalist.

Saya percaya Allah SWT telah menggariskan jalan hidup seseorang. Ketika kecil kita punya cita-cita yang sering disebut setiap kali orang bertanya. Tak pelak itu menjadi harapan yang ditulis dalam list untuk diraih ke depannya. Siapa sangka saat menulis cerita dan dimuat  untuk rubrik Antara Kita pada sebuah majalah anak-anak waktu itu membuat saya berkeinginan untuk menjadi penulis hingga saat ini. Sebagai anak daerah waktu itu saya hanya merasa senang tulisan itu bisa dibaca banyak anak se Indonesia. Sungguh perjalanan yang begitu panjang sampai akhirnya saya memilih tinggal di Jakarta dan berkarir di bidang tulis menulis juga.

Setelah lulus kuliah dan kembali merantau ke Ibukota, awalnya karena diterima kerja di Majalah Indonesia Indah, Taman Mini Indonesia. Nah, dari sini saya mulai ditempa dengan pengalaman dan kehidupan yang baru lagi. Saya banyak bergaul dengan orang televisi,  sekarang MNCTV karena letaknya berdekatan dengan kantor saya. Dan ditawari membuat program acara “Kuis Citra Rasa” yang sempat berjaya di jamannya.  Bersama teman-teman saya membuat tim kreatif yang bernama Taffinda Project Multimedia.

 

Banyak Belajar dan Suka Membaca

Saya juga percaya lingkungan keluarga setidaknya bisa membetuk pribadi seseorang. Meski latar belakang keluarga pedagang (baca: wiraswasta), orang tua saya suka membaca. Kami dikenalkan dengan berbagai bacaan apapun seperti komik wayang, serial Ramayana dan Bharatayudha, aneka majalah dan koran, bahkan dari kecil berlangganan majalah anak-anak, lalu majalah remaja supaya membiasakan diri untuk membaca. Sekarang saya tahu semua itu merupakan bentuk dukungan untuk cita-cita saya, karena kemudian sempat bersinggungan langsung dengan produksi beberapa majalah ternama.  

Bacaan biografi para tokoh, pahlawan dan orang-orang terkenal lain menjadi pilihan yang biasa saya baca, karena bisa memunculkan semangat dan mengambil pelajaran dari pengalamannya. Mungkin ini juga yang membuat saya menjadi lebih taft dan enjoy untuk menghadapi tantangan dan menjalani hidup ke depannya. Hingga saat ini saya juga merasa memiliki banyak pengalaman yang bisa di share untuk memperkaya blog saya.

 

Keinginan untuk Berbagi

Ketika memulai menulis blog, awalnya saya hanya ingin mengabadikan karya sendiri saja. Seperti yang telah saya tulis di link sebelumnya. Tapi kini saya juga ingin berbagi lebih banyak pengalaman yang bisa dibagi lewat laman blog juga. Dengan maraknya dunia digital seperti sekarang ini, agaknya keinginan ini bisa menjadi semakin luas dan berkembang lagi. Dan bertutur lewat blog sendiri rasanya dapat menularkan energi positif untuk saling bersinergi dalam membangun negeri kita tercinta ini.

Menurut saya, latar belakang pendidikan bisa menjadi landasan kita untuk menulis, tapi pengalaman yang akan memperkaya tulisan itu sendiri. Sebab untuk tulisan  yang baik membutuhkan ruh yang seringkali menyatu dengan sang penulis, salah satunya lewat pengalaman pribadi. Ya. Pengalaman itu guru terbaik.

Semoga blog saya bisa bermanfaat dan mari saling berbagi. Salam sehat dan selalu semangaatt..!***NZ

Tidak ada komentar:

Posting Komentar