Kamis, 30 Mei 2013

Posesif, Cinta Atau Petaka ?


Posesif, Cinta atau Petaka ?
By Nur Ida Zuhayanti



Rasa memiliki yang berlebihan membawa pada perilaku posesif. Meski biasanya mengatas namakan cinta, namun hal ini akan membuat diri sendiri dan pasangan menjadi tidak nyaman.

     Bagaimana rasanya dicintai orang yang kita cintai? Hm,tentu sangatlah menyenangkan. Sebab saling mencintai merupakan kunci kebahagiaan hubungan antar pasangan. Tapi bagaimana bila orang yang mencintai itu kemudian menguasai dan mengekang. Begitupun sebaliknya, cinta yang mendalam justru membuat kita takut kehilangan sehingga selalu cemas akan ditinggalkan dan cenderung posesif ?. Wah, pasti kondisi ini akan menjadi petaka atau rasa tidak nyaman. Imelda misalnya, terpaksa harus membuang cita-citanya untuk mengambil S2 di Belanda karena Johan, kekasihnya tidak ingin bila ia jauh darinya. Sementara Sinta seringkali sewot dan uring-uringan disaat Ilham harus mengikuti rapat direksi ke luar kota . Baru setengah jam sampai di ruangan, sudah lebih dari tiga kali ia menelepon dan menanyakan keberadaanya. Di situ bersama siapa, dan hal-hal lain yang tidak perlu, yang lama-lama membuat jengkel juga. 

     Sikap posesif memang dapat dialami oleh siapa pun juga. Menurut Dra. Mayke Tedjasaputra, MSi, kecenderungan perilaku ini lebih banyak dilakukan oleh pria, karena dilihat dari sisi budaya di Indonesia , kaum pria lebih memiliki kesempatan dan peran yang dominan untuk menguasai perempuan. “Tapi perempuan juga dapat menjadi posesif terhadap anak, sahabat dan pasangannya. Walaupun pada akhirnya semua itu akan menyiksa diri sendiri,” terang psikolog dari Lembaga Psikologi Terapan Universitas Indonesia ini, ketika saya temui di kantornya.

Mengapa Menjadi Posesif ?
     Istilah posesif  sebenarnya berasal dari kata  possess yang berarti memiliki. Possessive sendiri bermakna suka menguasai barang miliknya.  Jadi perilaku posesif lebih mengarah pada keinginan seseorang untuk selalu menguasai sesuatu yang dirasa telah menjadi miliknya. Entah itu anak, sahabat serta pasangannya.  Karena merasa memiliki, maka ia cenderung memproteksi secara berlebihan, bahkan terhadap apapun yang dilakukan oleh orang yang dicintai tanpa alasan yang masuk akal. Terhadap pasangan, ia menginginkan berlaku seperti apa yang dimauinya. Termasuk membuat larangan dan keharusan tentang apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan karena takut untuk berpisah. Bila tidak mau mengikuti dan melanggar larangan, maka ia akan marah dan kecewa besar.

     Banyak hal yang menjadi latar belakang seseorang berperilaku seperti ini. Diantaranya karena diyakini bahwa cinta itu memiliki, maka harus ada yang mau berkorban meski dengan terpaksa sekalipun. Semua ini bisa terjadi karena ada kekosongan dalam dirinya, yang dirasa hanya ditemui pada pasangan sehingga membuat ketergantungan dan tidak mau ditinggalkan. Akhirnya ia menjadi teramat egois tanpa memperhatikan kebutuhan dari pasangan.

     Selanjutnya karena tidak adanya kepercayaan, hingga menyebabkan sikap yang penuh curiga, khawatir dan waspada secara berlebihan. Seperti dengan melarang pasangan untuk meneruskan berkarir dan menjalankan aktivitas sesuai hobinya karena takut akan bertemu banyak orang lalu pindah ke lain hati dan memutuskan hubungan. Serta kemungkinan-kemungkinan  lainnya yang belum tentu akan terjadi.

     Yang lain bisa karena trauma dari pengalaman masa lalu, atau kejadian yang telah lama dialami oleh keluarganya. Misalnya bila di dalam lingkungan keluarga si Ayah berperilaku posesif terhadap ibu, dan sebaliknya, maka tanpa disadari kondisi ini akan membawa sikap dan perilaku yang sama terhadap pasangannya.

Ketika Kecemasan Memuncak
     Seseorang yang berperilaku posesif biasanya tidak menyadari akan sikapnya yang telah mengekang dan membatasi hingga merugikan orang lain. Bila ada yang menegur, maka dia tidak akan peduli. Karena di dalam pikirannya, semua yang dilakukan merupakan manifestasi dari rasa tanggung jawab untuk menjaga dan melindungi  miliknya.

     Mengenai hal ini, menurut Mayke bila perilaku masih dalam taraf yang wajar, barangkali belum perlu dikhawatirkan. Tapi bila sudah mencapai tahap kecemasan yang berkepanjangan dan disertai reaksi panik dan gamang hingga mengganggu bahkan menjadi beban pikiran, maka sebaiknya dilakukan psikoterapi oleh seorang psikolog. Antara lain dengan cognitive behavior therapy untuk dapat merubah kepercayaan serta pola pikirnya.

     “Masalah seperti ini sebenarnya terletak pada kepercayaan dan pola pikir seseorang,” jelas psikolog yang hobi traveling dan jalan-jalan pagi ini. Selain itu, bila prilaku posesif disebabkan oleh trauma, dapat dilakukan hypnotheraphy agar tidak menjadi satu gangguan kepribadian. 

     Ya. Posesif tentu akan berdampak tidak baik bagi diri sendiri maupun orang lain yang terlibat. Rasa curiga dan cemas yang berlebihan pasti akan membuat pikiran menjadi capek hingga dapat menimbulkan ekses lain yang merugikan kesehatan. Bagi pasangan, pengekangan  kebebasan itu akan membuatnya tidak berkembang dan merasa tertekan hingga perlu mengkaji ulang untuk meneruskan hubungan.

Persepsi Cinta Yang Salah
     Tak dapat dipungkiri bahwa timbulnya kecenderungan perilaku ini seringkali mengatas namakan cinta. Karena terlalu mencintai, maka ia dapat melakukan apapun sesuai keinginannya dengan tujuan untuk menunjukkan kasih sayang. Padahal tidak. Pola pikir yang seperti ini harus dirubah. Ungkapan : Saya melakukannya karena cinta sama dia, sebenarnya hanyalah ilusi dari perasaan saja. Mayke menambahkan, kalau semua itu merupakan persepsi cinta yang salah.

     Bahwa cinta adalah rasa kasih sayang yang mendalam, maka ia tidak akan membelenggu dan mengekang. Saling mengisi dan memberi, serta memahami bila setiap manusia memiliki latar belakang yang berbeda. Dia juga punya sifat, pemikiran, perasaan dan keinginan serta harapan yang mungkin tidak sama dengan kebutuhan dan keinginan kita. Sebab pada dasarnya, manusia merupakan makhluk sosial yang membutuhkan pengembangan diri dan relationship dengan orang lain. Dengan demikian, kita akan dapat merasakan cinta sebagai satu anugrah yang membahagiakan.***NZ



Tips Menghindari Prilaku Posesif.
-        Mencoba berbesar hati dengan membuka pikiran bahwa tidakan posesif akan menghalangi orang lain   atau pasangan
-        Bersikap untuk tidak egois dengan alasan apapun.
-        Membuka diri bahwa tidakan posesif akan berdampak buruk terhadap orang lain dan diri sendiri seperti peluang ketidak jujuran dan benar-benar ditinggalkan.
-        Mencoba membuka komunikasi dengan pasangan agar tidak muncul kekhawatiran yang berlebihan.
-        Positive thinking terhadap keputusan yang dilakukan oleh pasangan.***



Bila Pasangan Anda Posesif
-        Berterus terang terhadap tindakannya dan memberitahukan hal yang membuat Anda tidak nyaman
-        Sekali-sekali ajaklah pasangan melihat langsung kegiatan Anda agar memberikan rasa percaya dan saling mendukung.
-        Tunjukkan bahwa Anda tidak seperti yang selama ini terlalu dikhawatirkan.
-        Jangan mencoba berbuat kebohongan.  ***
 Foto-foto: Istimewa

Minggu, 12 Mei 2013

Living in Harmony


Living in Harmony
By Nur Ida Zuhayanti
 



Gaya modern yang diusung memadukan komposisi selaras dan memesona. Elemen yang melengkapi membawa kenyamanan yang sempurna di rumah Budi Setiadharma.

     Ya. Dalam balutan nuansa alam yang penuh kesejukan itulah, Presiden Komisaris PT. Astra International Tbk. ini mewujudkan ketenangan yang  privacy untuk hunian bagi keluarganya. Di atas lahan yang begitu  luas di kawasan eksklusif Bukit Golf, Pondok Indah, Jakarta Selatan itu, saya menyambangi rumah bergaya modern dengan aksen jalusi di beberapa sisi yang terlihat maskulin dan artistik sekali.

     Konstruksi bangunan yang dibuat tinggi dengan konsep terbuka untuk keseimbangan air flow di dalamnya, tak pelak membawa kenyamanan tersendiri. Di tangan Anto, sang arsitek, rumah yang dihuni sejak beberapa tahun lalu itu diciptakan dengan membagi tiga bagian atau blok yang memiliki fungsi masing-masing. Dalam komposisi  selaras antara kayu jati, batu alam serta kaca tebal yang mendominasi pilihan material, membuat bangunan dua setengah lantai seluas 900m2 itu terkesan kokoh dan elegan.

     Ketika pagar kayu yang cukup tinggi itu terbuka, pemandangan hijau dari tatanan taman yang didesain bertingkat menambah suasana kian sejuk saja. Beberapa anak tangga dari batu alam di sebelahnya membawa langkah kaki saya menuju ke area teras nan apik sebelum mendapati pintu utamanya. Permainan elemen air dengan kecipak ikan warna-warni di sepanjang teras yang tinggi itu mampu memberi nuansa kesegaran yang berbeda di halamannya.

     Setelah menemui pintu utama berdesain kupu tarung dari kayu jati tebal  yang dibiarkan guratan teksturnya itu, sebuah ruang pembuka seolah menyambut kedatangan saya. Area depan  yang berfungsi sebagai ruang tamu ini didesain dengan ceiling setinggi lebih dari enam meter sehingga terasa kemegahannya. Ditempati oleh dipan kayu jati gelondong yang antik selaras pintu utama, dengan bantal dan hiasan patung ayam serta tokoh Hanoman. Guci besar beraksen naga dan kursi bersandaran dari China menemani keberadaannya. Sebuah lukisan bertema humanis goresan Hendra yang terlihat sebagai art work memberi sentuhan artistik di area ini. Dalam effect lighting yang sangat sempurna, ruangan bernuansa cozy ini seakan sengaja dibuat dramatis untuk memberi kesan pertama.

     Dari sini lalu dibawa pada area sentral yang dihubungkan oleh jembatan berkasen tangga dari bahan kayu yang didesain terbuka. Ruangan yang cukup luas ini terasa begitu lapang karena memanfaatkan kaca tebal sebagai pembatas sekaligus penghubung visual antara penghuni dengan lingkungannya. Sehingga dari ruang keluarga yang bergaya minimalis modern itu dapat dinikmati oase elemen air yang diciptakan melalui lansekap berbentuk angka delapan dengan dua air mancur dan tanaman hijau lainnya. Begitupun dapat langsung membawa pada taman tropis di halaman belakang yang ditata asri menyatu dengan kolam renangnya.

     Hampir setiap pagi, penyuka olah raga golf ini dapat menikmati segarnya suasana dengan minum teh sembari baca koran atau nonton televisi ditemani kicauan burung perkutut dan cucak rawa. Atau bila menjelang senja, akan terasa nyaman untuk mendengarkan alunan musik dari audio pengontrol berLCD, karena di setiap ruang di rumah ini dilengkapi peralatan bertehnologi itu, juga untuk pengaturan air conditioner dan lightingnya.

Ruang makan yang artistik
     Menuju ke bagian sebelah kiri, ditempatkan ruang makan tertutup yang biasa dipergunakan sebagai tempat perjamuan khusus bersama rekan dan kolega. Seperangkat meja makan dengan sepuluh kursi yang terbuat dari kayu jati setebal lima senti itu menunjukkan selera furniture bercita rasa tinggi. Tatanan guci-guci antik dan beberapa lukisan yang melengkapi memberi kesan eksklusif dan VIP di ruangan ini.

     Sementara di sebelahnya adalah ruang makan keluarga yang didesain lebih ringan bergaya minimalis modern. Lengkap dengan lampu gantung cantik serta pantry yang cukup luas bergaya clean and smart. Guci-guci antik yang ditata di atas medianya seperti menguatkan konsep untuk interior di ruangannya. Dari area ini dapat dinikmati taman air serta pemandangan di balik tembus kaca yang memanjakan mata. Selanjutnya adalah  ruang kerja yang didesain fungsional dan sangat nyaman.

Mezzanine dan Galeri Lukisan
     Kembali ke area sentral, kemudian kaki saya menaiki anak tangga berbahan kayu jati  menuju ke lantai dua. Tangga yang menjadi point of interest itu ditata demikian apik dengan konstruksi desain seolah mengapung dalam ruangan. Setiap sisi anak tangga dilengkapi dengan pengaturan lighting yang sempurna sehingga dari jauh seolah tergambar sebagai letter Z.  

     Sebelum sepenuhnya sampai ke lantai dua, sebuah area yang menyerupai mezzanine lebih dahulu menarik perhatian saya. Dari persimpangan tangga yang biasa dimanfaatkan untuk ngobrol santai sembari minum-minum, ini dapat ditemui balkon kecil dengan view area pembuka dan pintu keluar menuju teras atas yang dipenuhi bunga-bunga. Akhirnya langkah saya selesaikan di lantai dua, sebagai penempatan galeri lukisan dan kamar kedua anaknya.

     Galeri yang didesain artistik dengan konsep modern lengkap dengan penataan lighting dan lampu-lampu sorot di atasnya, itu memajang sebagian lukisan koleksinya. Tak main-main, karya-karya pelukis ternama seperti Affandi, Sri Hadi, Jiehan, Popo Iskandar, Ariesmith, Sucipto Adhi,  I Wayan Sadia, Li Shu Ji, Theo Meyer dan maestro lain menjadi bagian yang tertata rapi di sisi-sisi dindingnya.
    
     “Setiap lukisan  memiliki tema yang penuh makna, serta banyak menyimpan cerita,” terang pria low profile kelahiran Solo, Jawa Tengah itu kepada saya, seolah menuang kisah tentang kegemarannya berburu karya seni ini. Ia memang  telah mengoleksi lukisan sejak lama. Dan sebuah bangku panjang dari kayu jati gelondong serta meja tingkat unik beraksen marmer menambah kental nilai artistiknya. Ruangan inipun dibuat terbuka dengan dinding kaca di sisinya, sehingga pandangan mata tetap dapat melumati oase taman air di bawahnya.
      
     Dalam balutan lantai kayu yang hangat, dipadu kaca tebal di salah satu sisi  ini pula, Indriati, sang istri biasa berbincang dengan rekan-rekan atau berlatih yoga dan meditasi. Ketenangan sungguh dapat dirasakan manakala alunan musik lembut dari audio  memenuhi ruang yang lapang itu, menembus membran telinga dan menyusupi relung hati. Suasana nyaman penuh kedamaian tentu akan menjadi pemantik aura refresh yang ada di dalam diri. Ya, karena bagi Budi, rumah tidak sekadar sebagai tempat berteduh dan beristirahat saja, tetapi juga perlu ditata harmonisasinya dengan elemen alam semesta sehingga mampu membawa energi positif bagi seluruh penghuninya. ***NZ
foto-foto: Skas

Minggu, 05 Mei 2013

Peduli Pendidikan Anak Bangsa



Peduli Pendidikan Anak Bangsa
Oleh Nur Ida Zuhayanti


 



  Ketika tangan kanan memberi bantuan, sebaiknya tangan kiri janganlah sampai mendengar. Begitulah  hakekat sebuah pemberian. Tulus dan ikhlas hanya
karena Tuhan. Bagaimana dengan Anda ?

     Suatu pagi di Kecamatan Kertopati, Palembang , Sumatera Selatan. Seorang  gadis kecil bernama Syalsa Dilla kembali melangkahkan kakinya ke sekolah. Bersama teman lainnya, siswa kelas IA SD 220 itu nampak berbinar menenteng tas baru dengan seragam putih merahnya. Tak bisa ditutupi, bahwa kebahagiaan begitu memancar dari sudut matanya yang polos, bening tanpa dosa.
     “Akhirnya aku bisa sekolah,” ujarnya dalam hati. Bapaknya yang sudah meninggal tentu juga akan merasa senang, karena putri kecilnya itu ada yang menyantuni, setidaknya untuk satu tahun ini. “Terimakasih GN-OTA,” demikian tulisnya pada sebuah lembaga yang menyalurkan bantuan kepadanya. “Semoga ini akan berkelanjutan, sampai tercapai cita-cita, “ ungkapnya lagi. Dan kebahagiaan ini ternyata membawa pada sepasang mata lain ikut berkaca-kaca. Sosok tanpa nama yang dengan tulus ikhlas mengulurkan tangannya. Tak seberapa, memang, menurutnya. Tapi sangat berarti bagi Dilla, juga bagi Rahma Amrita, Retno Wahyuningsih, Danang Suripto, Suparno dan yang lainnya.


     Di sisi lain, seorang ibu muda sedang menasehati anaknya. “Kita harus berbagi,” katanya pada si buah hati. Hal itulah yang selalu diajarkan kepada putranya agar bisa saling membantu. Karena itu manakala seseorang menawarkan brosur untuk menjadi orang tua asuh pada pameran kepedulian di sebuah Mall beberapa waktu lalu, sang ibu menjelaskan kepada si anak.
     “Kalau begitu, sisihkan sebagian uang jajan Nanda, Mama,” kata si anak kepada ibunya. Lalu mereka mengisi formulir, dan menyerahkan kepada petugas setelah mentransfer uang via sebuah bank. Pemandangan seperti ini membuat hati merasa bangga, betapa anak-anak itu telah mengerti bahwa dalam hidup hendaknya saling membahu dan membantu sesamanya.
     “Banyak juga lho, generasi muda yang peduli dan mau menjadi orang tua asuh,” terang Aurina Setyawitta, Pengurus Pusat Yayasan Lembaga GN-OTA ketika saya temui di kantornya, Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat. Sebuah lembaga yang mempunyai fokus utama mengupayakan peningkatan kesadaran dan tanggung jawab sosial masyarakat untuk  berperan serta sebagai orang tua asuh dalam memperjuangkan anak usia sekolah dari keluarga tidak mampu agar dapat menamatkan pendidikan dasar.

Orang Tua Asuh
     Yayasan Lembaga GN-OTA yang merupakan organisasi sosial, independen, koordinatif dan transparan dibentuk sebagai wadah kepedulian dan partisipasi masyarakat yang mengacu pada pengertian  atas wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun. Program nasional yang berhubungan dengan pemberian hak, kewajiban dan kesempatan bagi setiap anak usia sekolah, yakni 7-15 tahun. Memiliki visi mewujudkan pemerataan kesempatan pendidikan bagi setiap anak bangsa melalui pembudayaan tradisi masyarakat sebagai orang tua asuh demi masa depan bangsa ini.
     Yang termasuk orang tua asuh ini adalah warga masyarakat, perorangan dan kelompok, seperti lembaga, organisasi, instansi pemerintah atau korporasi yang secara sukarela memberi bantuan pendidikan kepada anak asuh yang membutuhkan. Bantuan itu berupa uang yang dapat dipergunakan untuk membeli ubo rampe alias perlengkapan sekolah seperti buku-buku, sepatu, tas, seragam sekolah dan sebagainya.
     Mengingat semakin banyaknya anak Indonesia usia sekolah yang belum tersentuh, maka peran orang tua asuh ini sangat dibutuhkan. Tak hanya sekedar memberikan bantuan, orang tua asuh juga dapat memilih dan menentukan sendiri jumlah anak asuh yang akan dibantu, tingkat pendidikan, daerah asal, dan berapa lama akan membantu calon anak asuh.
     Pada dasarnya, semua lapisan masyarakat dapat menjadi orang tua asuh. Dalam hal ini, lembaga yang telah berdiri sejak tahun 1996 ini menetapkan bantuan bagi siswa Sekolah Dasar (SD) sebesar 198.000 per tahun dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) sebesar 258.000,- per tahun.  Sumbangan dari orang tua asuh ini disalurkan kepada anak asuh dalam bentuk dana bantuan melaui kepala sekolah. Penyaluran dilaksanakan sesuai dengan permintaan orang tua asuh, dan akan dikirimkan melalui Bank BRI atau PT. Pos Indonesia.

Terdata dan Transparan
     Dalam menyalurkan dana bantuan, yayasan yang memiliki cabang hampir di seluruh pelosok tanah air ini mempunyai mekanisme pendataan tersendiri. Kepala sekolah SD atau SMP setara, guru kelas dan komite sekolah melakukan seleksi serta pendataan terhadap siswa yang layak menjadi calon anak asuh, dengan kriteria tergolong anak usia sekolah dari keluarga tidak mampu. Tentu saja tidak mampu menurut data kondisi keluarga yang ada di kantor kelurahan  atau desa, dan tercatat sebagai siswa atau calon siswa di suatu sekolah serta membutuhkan biaya sekolah.
     Data calon anak asuh yang telah disahkan oleh kepala sekolah bersama wakil  aparat desa  dan unsur masyarakat setempat lalu dikirimkan ke kantor pusat YLGN-OTA. Selanjutnya akan dicatat dan diolah oleh kantor pusat untuk menghindari duplikasi data. Nantinya, kepala sekolah bertugas mencairkan dana bantuan, dan memberikan kepada anak asuh yang dimaksud, kemudian menandatangani formulir bukti penerimaan bantuan, lalu mengirimnya kepada kantor pusat YLGN-OTA. Kemudian yayasan akan menyampaikan identitas anak asuh dan bukti penerimaan bantuan kepada orang tua asuh yang bersangkutan.
     Setiap penerimaan sumbangan, yayasan ini akan mengirimkan kwitansi tanda terima dana serta surat ucapan terima kasih kepada orang tua asuh. Juga salinan dari bukti penerimaan bantuan yang telah ditanda tangani oleh anak asuh, kepala sekolah, wakil aparat desa dan unsur masyarakat. Untuk akurasi data, setiap saat dapat dimonitor melalui webside GN-OTA.

Beasiswa Sampoerna Foundation
     Tak hanya GN-OTA, Putra Sampoerna Foundation (PSF) juga peduli terhadap kelanjutan nasib bangsa lewat jalur pendidikan. Memang, ada banyak hal yang dapat dilakukan, namun lembaga yang didirikan di Jakarta pada 1 Maret 2001 ini lebih mengutamakan program beasiswa. Organisasi filantropi yang memperoleh ISO 9001:2008 ini yakin bahwa program beasiswa adalah program yang sangat penting untuk menghasilkan calon-calon pemimpin yang berkualitas. Hingga saat ini, jumlah penerima beasiswa yang telah dibantu sebanyak lebih dari 34 600.
     Program beasiswa terbesar yang dimiliki oleh PSF ini adalah beasiswa pendidikan tingkat sekolah dasar dan menengah. Program ini membantu para siswa yang kurang beruntung dalam hal finansial di tingkat sekolah dasar (SD), sekolah menengah pertama (SMP) dan sekolah menengah atas (SMA) yang berprestasi. Untuk program ini PSF bekerjasama dengan Departemen Pendidikan Nasional.
     Bagi para donatur yang ingin membantu mengulurkan tangan, lembaga ini menetapkan jumlah tertentu per bulan untuk siswa SD, SMP dan SMA.  Bantuan ini akan disalurkan setiap semester atau tiap enam bulan sekali. Selain merekrut siswa untuk program beasiswa, SF juga telah memilih murid berprestasi dari beberapa  SMA  untuk menimba ilmu di Kanada, Amerika Serikat, Italia dan Inggris. Begitu juga untuk Olimpiade Sains Nasional.
     Tak hanya itu, dalam meningkatkan kualitas pendidikan, institusi bisnis sosial yang berkantor di bilangan Sudirman, Jakarta Pusat ini memberikan akses pendidikan kepada generasi muda yang kurang mampu secara finansial dan memberikan kontribusi nyata bagi perbaikan masa depan bangsa melalui pengembangan sistem pendidikan. Antara lain menyediakan program beasiswa kepada guru, program beasiswa S1 dalam negeri dan luar negeri serta program beasiswa S2 dalam negeri dan luar negeri. Untuk program ini, calon penerima beasiswa hendaknya mendaftarkan diri. Karena komitnya terhadap pendidikan bangsa, yayasan yang didirikan oleh Putera Sampoerna ini senantiasa berusaha memperbanyak penerima beasiswa setiap tahunnya. 

     Ya. Pendidikan memang merupakan salah satu kebutuhan anak bangsa. Namun situasi ekonomi yang memprihatinkan saat ini menuntut kita membuka mata demi berlangsungnya satu generasi. Kini, banyak juga yayasan serta lembaga nirlaba yang memiliki kepedulian terhadap pendidikan dengan menyalurkan beasiswa kepada mereka yang membutuhkan. Seperti Supersemar, Dompet Dhuafa, MNC Foundation, Sinar Mas Foundation, Bakrie Foundation, dan yang lainnya.  Karena itu, apapun bentuknya, bagaimanapun caranya, mari ulurkan tangan untuk ikut serta membangun masa depan bangsa dengan peduli terhadap pendidikan. ***NZ
Foto-foto: Revin Ananda