Sabtu, 22 Agustus 2020

Merantau Jangan Galau, Buat Kamu Mahasiswa Baru


     Kata merantau bagi saya seperti makan nasi saja karena sudah akrab sejak lulus SMU. Jauh dari orang tua, menahan rasa demi cita-cita.

By Nur Ida Zed

                                                                                            Foto: Pinterest


       Sudah lama pengalaman saya merantau kali pertama. Karena selepas SMU, kalau ingin melanjutkan kuliah harus mau merantau alias ke luar kota karena di tempat saya waktu itu belum ada kampus yang menurut saya ternama. Maklumlah, harus berfikir idealis dan termotivasi demi mengejar asa, ya. Selain itu, karena terlahir sebagai anak sulung, setidaknya juga ingin menjadi teladan yang baik buat adik-adik saya.

       Jadi ceritanya saya memilih Yogyakarta sebagai tempat perantauan pertama. Terang saja karena saya melihatnya sebagai kota pelajar dan mahasiswa yang menjadi tempat tujuan banyak siswa dari berbagai kota, bahkan berbagai negara. Saya pikir di sini mungkin bisa lebih membuka wawasan, dapat bertemu langsung dengan para ahli dan pakar yang akan menunjang harapan saya untuk menapaki masa depan.   

       Awalnya tentu tak mudah bagi saya, karena harus mandiri jauh dari orang tua. Kangen masakan mama, dianterin bapak kalau mau kemana-mana, langsung bisa curhat saat ngadepin masalah, serta hal lain yang seringkali membuat rindu. Semacam homesick, begitu. Dan ini tak seperti destinasi yang hanya satu dua hari, seminggu dua minggu saja, tapi bakal tahunan lamanya. Karena kuliah harus sampai lulus juga, kan. Setidaknya untuk S1 butuh waktu delapan semester atau empat tahun, bahkan bisa lebih lama lagi.  Nah, ini tak main-main tentunya, karena selain bekal materi, yang terpenting bagi perantau juga musti siap mental dan tidak boleh galau.

       Buat kamu yang kebetulan mahasiswa baru dan juga harus merantau seperti saya, yang utama kuatkan motivasi dan tujuannya. Selanjutnya, beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain:

 

Cari Lingkungan Yang Nyaman

       Ini penting karena bisa berpengaruh pada semangat belajar. Sebagai pendatang baru sebaiknya beradaptasi dengan lingkungan baru, termasuk kebiasaan dan adat istiadatnya. Lingkungan di sini seperti tempat tinggal, mess atau kost. Menurut pengalaman saya, sebaiknya cari lokasi yang tak terlalu jauh dari kampus, apalagi bila buat mahasiswa baru yang dituntut untuk lebih sering kuliah dan banyak aktifitas kegiatan di kampus. Kalaulah dapat tempat yang agak jauh, pastikan dekat dengan sarana transportasi umun sebagai alternative bila kendaraan pribadi mengalami gangguan.

       Berkaitan dengan lingkungan menyangkut teman-teman. Cari teman yang punya visi dan misi yang sepaham. Artinya yang juga menunjang untuk suasana belajar. Untuk teman ini saya sarankan bisa menyaring mana yang baik buat kita dan sebaliknya. Sebagai perantau, perlu berhati-hati karena bisa saja ada teman yang menjerumuskan. Teman saya pernah cerita, merasa salah memilih teman,  dikira baik-baik saja ternyata sindikat yang perilakunya cenderung membahayakan. Bila bertemu dan punya feeling seperti ini, sebaiknya segera saja dijauhi. Takutnya kita akan terbawa dan rugi sendiri.

       Untungnya sepanjang merantau pengalaman berteman saya baik-baik saja. Merasa senasib dan sepenanggungan, bahkan sampai sekarang masih silaturahmi layaknya saudara. Lingkungan yang nyaman ini artinya bisa membuat hati dan pikiran kita  tenang. Lingkungan yang sehat, dengan teman-teman yang baik dan mendukung untuk tujuan awal.  


Mandiri Meski Sendirian

       Merantau tentu siap untuk mandiri karena jauh dari orang tua dan keluarga. Usahakan untuk tidak tergantung dengan orang lain supaya tidak merepotkan.  Meski begitu, tetaplah berhubungan secara intens dengan orang tua dan keluarga untuk melepas rindu dan saling mengikuti perkembangan, juga ketika harus memutuskan sesuatu yang berkaitan dengan uang.

       Pengalaman untuk menambah uang saku saat di perantauan, waktu senggang saya bekerja dengan menulis di media lokal, juga mengirim artikel dan cerita ke beberapa media ibukota. Dengan begitu bisa dapat tambahan sekaligus mempraktekkan ilmu yang didapatkan. Teman saya ada yang sembari ngajar, memberikan les dan latihan berbisnis yang bisa menghasilkan uang. Tak perlu malu asal halal dan dapat menambah pengalaman.

 

Siap Menghadapi Kesulitan

       Namanya merantau tentu tidak bisa seperti di rumah sendiri. Kesulitan pasti pernah dihadapi dan harus bisa diatasi sendiri.  Seperti ketika sakit dan harus berobat ke dokter. Karena itu sebaiknya selalu menjaga kesehatan. Persiapkan beberapa obat yang biasa dipergunakan untuk menjaga hal yang tidak diinginkan. Asal tahu saja,  ketika sakit di perantauan itu rasa sakitnya jadi  berlipat ganda, karena ditambah rasa sedih juga.

       Waktu itu saya pernah mengalami kecelakaan kecil ketika di perantauan, sedihnya berlipat-lipat, karena tidak bisa langsung dijenguk oleh orang tua dan keluarga. Untung ada banyak teman yang peduli dan bisa menghibur hati. Saya anggap semua sebagai ujian, tempaan jiwa yang merupakan proses panjang menuju mimpi mendatang.

 

Tetap Fokus Pada Tujuan

      Di saat merantau, tentu banyak  hal baru yang akan dihadapi, termasuk kemungkinan untuk tantangan baru yang justru menggiurkan. Misalnya challenge seperti tawaran pekerjaan yang menjanjikan.  Saran saya tetaplah fokus pada tujuan awal, seperti saat ingin kuliah, ya harus cepat lulus pada waktunya. Boleh saja mencoba challenge itu,  tapi setidaknya capailah juga harapan utama kita dan orang tua yang telah membiayai agar bisa membahagiakannya.

       Bagi saya, merantau itu menyenangkan, bagian dari proses perjalanan hidup yang panjang. Ada suka dan dukanya yang harus dihadapi sendiri dan diselesaikan. Dengan merantau kita menemukan hal baru dalam kehidupan, jadi  merasa lebih kaya dengan pengalaman, sehingga banyak mendapatkan pelajaran, termasuk untuk bisa lebih fight serta bijak menghadapi keadaan. Saran saya, jika ingin merantau jangan lupa dengan kampung halaman, agar tidak seperti cerita Si Malin Kundang.

       Percayalah. Ibarat pisau akan lebih tajam ketika ditempa berulang ulang. Salam sehat dan selalu semangaatt…!***NZ

Tidak ada komentar:

Posting Komentar