Selasa, 01 Maret 2022

Juara Dengan Ketulusan Hati

     

    Pernahkah kita menyadari kalau diri ini sebenarnya juara sejati? Selalu mendukung dan mendampingi anak berprestasi dengan ketulusan hati. 

By Nur Ida Zed

                                            foto:DokPri @nuridazed

       Sekali lagi saya bersyukur ketika putri saya Puan kembali meraih medali emas untuk kategori Junior Female di kejuaraan Taekwondo tingkat Nasional Kapolri Cup-3 yang terselenggara pada 25-27 Februari 2022 kemarin. Selain putri saya yang mendapat penghargaan dan ucapan selamat, ternyata saya, ibunya juga ikutan dapat apresiasi.

       “Selamat ya, Mama Puan,” begitu banyak reply  yang dikirim teman-teman setelah saya posting prestasi ini di media sosial. Meski seringkali dia juara, baik di tingkat Nasional maupun Internasional, tapi setiap kali selalu saja terasa ada yang berbeda dan istimewa. Ya, karena setiap kali mengikuti kejuaraan tentu memiliki cerita yang tidak sama. Baik dari persiapan latihan, fisik dan mental serta mood yang harus dibangun agar tetap stabil sehingga akan menghasilkan performa yang maksimal.

       Kali ini entah sudah yang ke berapa kalinya. Meski sebelumnya, sejak dinyatakan pandemi, pemerintah sempat melarang penyelenggaraan kejuaraan olahraga seperti Taekwondo ini dilakukan di arena karena akan mengundang kerumunan yang dikhawatirkan akan terjadi penyebaran Covid-19. Lalu stuck, dan akhirnya kebijakan pemerintah memperbolehkan penyelenggaraan kejuaraan secara virtual. Layaknya mendapat angin segar, hal ini tak menyurutkan generasi muda untuk tetap berkreativitas dan berprestasi, bahkan semakin meluas lagi hingga ke luar negeri. Semua bisa dilakukan secara online.

 

Awal Mula Mendampingi

       Saya masih ingat betul, saat pertama kali mendampingi putri saya ini latihan. Waktu itu dia masih duduk di kelas B, Taman Kanak-Kanak, sekitar umur tiga setengah tahun. Keinginannya terlihat setiap kali menemani kakaknya berlatih dan mengikuti kejuaraan lebih dulu. Lalu oleh Sabeum (baca:pelatih) dia diijinkan mengikuti latihan asal ada orang tua yang mendampingi. Sebagai ibu, saya siap. Sejak itulah kemudian saya selalu mengikuti perkembangan dan effortnya hingga bisa maju ke arena pertandingan sampai sekarang.

       Awalnya tentu saya khawatir. Anak sekecil itu, perempuan pula, maju bertanding kyorugi di arena yang begitu besar, di Gelanggang Olah Raga POPKI, Pusat Olahraga Persahabatan Korea Indonesia di Cibubur, Jakarta Timur. Setiap kali mengikuti kejuaraan, jantung saya terasa berdegup kencang dan dalam hati tak berhenti berdoa agar tidak cedera. Kemudian Alhamdulillah, karena prestasinya itu, dia pernah perform dan diwawancara di acara Anak Prestasi di sebuah stasiun televisi bersama Mentri Pemuda dan Olahraga beserta Deputi Bidang Peningkatan Prestasi pada saat Hari Olah Raga Nasional. Tentu saya bangga, karena ikut ditanya-tanya bagaimana tips mendampingi putri saya Puan, D’vine Adinda Nizbach meraih prestasi hingga saat ini, sebab tidak semua orang tua bisa melakukannya.

       Memang tidaklah mudah, waktu masih kecil dulu membawa dia pada passion bela diri asal Korea ini. Butuh latihan intensif, konsisten dan terprogram agar power dan tekniknya terus berkembang dan tetap konstan meraih prestasi. Godaan rasa malas dan pengaruh teman merupakan salah satu tantangan yang harus dihadapi. Sesekali harus melawan emosi diri, menambah kesabaran dan menetapkan hati supaya terjaga semangat serta suasana selaras harmoni.

       Pernah suatu kali, namanya anak-anak perlu waktu bermain dan bersosialisasi dengan teman, sementara harus mengikuti jadwal latihan. Atau di sekolah ada ulangan yang bentrok dengan kejuaraan. Saya harus mencari solusi dan tetap menyikapi dengan senang. Belum lagi ketika banyak pekerjaan yang harus diselesaikan dengan deadline berbarengan. Mau tak mau butuh ekstra tenaga dan pikiran. Semua itu menuntut penyelesaian dengan bijak serta cermat, yang tak semua orang bisa melakukannya. Dan saya menjalani ini dengan ketulusan hati.      

 

Dengan Ketulusan Hati

       Ya, ketulusan hati menjadi kunci dan kekuatan yang membedakan saya dengan yang lainnya sehingga bisa menjadi juara. Apalagi di tengah pandemi seperti ini. Kadang harus menghadapi segala situasi yang tak terpikirkan sebelumnya, termasuk saat mendapingi putri saya yang kini menginjak usia remaja. 

                                                Foto: DokPri @nuridazed

       Ketika persiapan kejuaraan kemarin itu, wabah omicron sedang menggila. Dan saya selalu akan mendukungnya. Menjaga kondisi fisik serta psikis menjadi hal yang utama agar semua berjalan sesuai rencana. Memang tidaklah mudah, tapi saya menjalani semua ini sebagai ibadah, karena anak adalah amanah. Percayalah, manakala kita membekali mereka dengan ilmu dan amal kebaikan, maka akan berbuah kebaikan juga pada akhirnya.

       Salam sehat dan selalu semangat…!***NZ

Tidak ada komentar:

Posting Komentar