Minggu, 20 Maret 2022

Berdamai Dengan Inner Child


        Tanpa disadari trauma masa kecil kadang bisa berpengaruh pada seseorang hingga usia dewasa, lho. Bila itu negative, maka berdamailah dengan inner child ini.

by Nur Ida Zed


                                            Foto: Pinterest

        Istilah inner child seringkali kita dengar berkaitan dengan luka batin seseorang. Pengalaman masa kecil saat mendapatkan pola pengasuhan yang salah, misalnya bisa saja menyisakan trauma yang sulit diobati, bahkan melekat dan akan menjadi kendala yang berpengaruh terhadap karakter dan perkembangan mentalnya. Seperti perceraian dalam keluarga, kematian orang yang disayangi, kekerasan dalam rumah tangga, kekecewaan terhadap keadaan dan kejadian lain yang membuat kesan membekas dan tak mudah hilang dalam ingatan.

 

                                    Foto: Dokpri

        Pada siang kemarin (19 Maret 2022) saya berkesempatan mengikuti webinar bareng pakar di bidang ini, yakni Dandiah Care (IG: @dandiahconsultant) bersama Komunitas ISB secara virtual, dengan zoom meeting yang mengulas seputar inner child ini. Konsep mengalaman masa lalu yang tidak atau belum mendapatkan penyelesaian dengan baik. Menurut Diah Mahmudah S.Psi dan suaminya Dandi Birdy S.Psi,  setiap orang bisa jadi memiliki inner child karena memang punya pengalaman masing-masing dalam menjalani kehidupan masa kecil bersama keluarga, dan circle di sekitarnya. Sehingga tidak menutup kemungkinan akan terjadi peristiwa yang dapat memberikan luka, maupun sebaliknya, kesenangan yang akan disimpan dalam memori dan ingatannya.

        “Ada beberapa level inner child yang dialami oleh masing-masing orang ini. Dari yang ringan dan biasa-biasa saja, sedang hingga berat sehingga butuh waktu dan terapi khusus untuk menanganinya,” terang pasangan psikolog klinis yang sudah membuat banyak buku mengenai pengasuhan dan kesehatan mental ini. Tak hanya luka dan kepedihan yang biasa dinamakan negative inner child, tapi ada juga positive inner child yang merupakan kenangan manis tentang hal yang positif.

        Seseorang yang menemukan ini sebaiknya self awareness atau mengenali bahwa dirinya mengalami keluhan dan akan berusaha untuk mengatasi kondisinya. Beberapa ciri-ciri yang biasa dialami seperti rasa insecure, hilangnya percaya diri, pendiam dan menarik diri, atau sebaliknya sangat frontal dan tidak bisa menguasai emosi manakala menemukan hal yang berkaitan dengan situasi inner child ini.

        Banyak memang yang menjadi penyebabnya, termasuk masalah luka pengasuhan. Seringkali tanpa disadari  orangtua justru berkontribusi terhadap perkembangan anak mengalami “kepedihan” ini. Ungkapan rasa sayang yang salah, fungsi orang tua sebagai pelindung yang kerap memberi semacam dogma harus dipatuhi kadang membuat anak tak bisa melawan suara hati. Dandiah Care merangkum ada tujuh tema luka pengasuhan yang dapat menjadi pemicu inner child ini, yaitu:

1.       1. Unwanted Child, artinya keinginan masa kecil yang belum pernah tercapai. Seperti ketika kecil ingin punya sepeda, tapi karena orang tua takut nanti bakal jatuh dan kenapa-napa sehingga tidak dibelikan.

2.           2. Bullying atau perundungan. Hal yang seringkali kita dengar, bahkan mungkin pernah dialami yang membuat masa kecil dulu jadi takut dan insecure, bahkan sampai menyisakan dendam dan butuh pembuktian.

3.       3. Sibling Rivalry, persaingan antar saudara. Dari kecil seringkali dibanding-bandingkan dengan dengan saudaranya, entah masalah kepintaran, prestasi atau apapun. Bahkan setiap kali ada pertemuan atau kumpul keluarga besar yang membawa anak kecil selalu dibanding-bandingkan akan membuat anak menyimpan rasa sakit yang tak terkatakan.

4.           4. Buah helicopter parenting, pola asuh dimana orang tua terlalu dominan pada anak, dan cenderung terlalu terlibat pada kehidupan mereka. Bahkan anak tidak dibiarkan mengambil keputusan sendiri karena takut mengambil pilihan yang salah, meski untuk masa depannya sendiri karena semua fasilitas sudah diberikan oleh orang tuanya secara afeksi atau perhatian.

5.      5. Parent way, orang tua yang terlalu keras dalam bersikap seolah mengendalikan anak, sehingga berkesan otoriter.

6.       6. Anak broken home, kondisi perceraian orang tua yang menyisakan pengalaman pahit dan menjadi luka. Mungkin karena pertengkaran mereka, pengalaman yang tidak menyenangkan, bahkan kekerasan dalam rumah tangga. Kondisi anak seperti ini akan menjadi rapuh.

7.          7.  Anak terlantar di rumah mewah, seperti burung dalam sangkar emas. Bukan hal yang menyenangkan juga berada di situasi keluarga yang berkecukupan tapi tak pernah mendapat kasih sayang dari orang sekitar, terutama keluarga dan orang tua karena sibuk  bekerja, mungkin sehingga anak akan merasa trauma sendirian, merasakan tak punya teman yang bisa diajak bicara, sharing kehidupan dan sebagainya.

 

Membasuh Luka Pengasuhan

        Ketika seseorang menemukan inner child sebaiknya mulai menyadari bahwa luka hati ini harus segera disembuhkan. Masa lalu yang menjadi beban sebaiknya segera diselesaikan sehingga tak akan ada lagi ganjalan yang dirasakan.

        Ada tiga hal yang dapat dilakukan untuk membasuh luka pengasuhan, yaitu dengan:

1.       * Ilmu Self Healing Therapy, agar bisa keluar dari zona mental kurban. 

2.       * The Power of Forgiveness, memaafkan untuk membersihkan jiwa dari ragam penyakit hati.

3.       * Anger Management, mengatur kemarahan dan ledakan emosi dengan baik, terutama saat menemukan situasi dan kondisi yang membuat seseorang mengingat kembali atau mengenangkan hal yang berkaitan dengan luka batinnya.

            Selain itu, yang tak kalah penting adalah menyadari dan mengelola dengan melakukan pemulihan jiwa yang terluka sebagai tindakan kuratif dengan melakukan terapi self healing tadi, serta preventif dengan mencegah agar luka pengasuhan stop hanya di kita. Artinya berharap tak akan terjadi lagi pada anak-anak kita dan seterusnya. Anggap saja yang sudah dialami adalah pelajaran penting untuk proses pengasuhan selanjutnya. Berhenti saja pada diri kita dan berdamai dengan inner child, lalu fokus terus berdaya. Seperti Han Sun Joo, tokoh ibu dalam Drama Korea Show Window yang menerima luka batin dengan perceraian orang tuanya, lalu ia berusaha sekuat tenaga mempertahankan pernikahannya demi kebahagiaan sang anak agar tidak memiliki luka hati yang sama dengan dirinya.

        Akhirnya, tak ada manusia yang sempurna. Perjalanan hidup ini merupakan proses panjang pembelajaran yang sudah ditentukan oleh Allah SWT sesuai dengan takdirNya. Ketika kita menemukan inner child, maka berdamailah sebagai rasa syukur atas karunia dan nikmat yang diberikan oleh Nya. “Jika kamu terlahir bukan dari keluarga berlimpah cinta, pastikan keluarga berlimpah cinta itu lahir mulai dari keluarga kecilmu saat ini,” Begitulah pesan dari Dandiah Care Center. Setuju, kan? 

         Terima kasiih banyak sudah singgah di blog saya.

        Salam sehat dan selalu semangat..!

                                      Suasana webinar "Bertemu dengan Inner child"

               Referensi buku dari Dandiah Care (IG: @dandiahconsultant)


***NZ

Tidak ada komentar:

Posting Komentar