Senin, 21 Maret 2022

Membalas Kebaikan Dengan Doa


        Pernah menerima kebaikan hati dari orang yang baru ditemui, lalu tak pernah berjumpa lagi? Saya selipkan doa dan rasa terima kasih ini.

by Nur Ida Zed



        Perjalanan masih separo lagi waktu itu, ketika tiba-tiba merasakan ada yang tak beres dengan mobil kami. Bukan masalah bensin habis, ban bocor atau mesinnya, tapi seperti dari salah satu kaki yang terasa beda di depan sebelah kiri. Ah, padahal kata suami sudah dicek sebelum berangkat tadi. Tapi namanya juga kendala, datangnya tanpa diduga dan kadang tak bisa diprediksi. Jadi ya sudahlah, jalannya pelan-pelan saja sambil mencari bengkel siapa tahu masih ada yang buka.

        Tapi senja kemudian telah menghilang, dan malam mulai menjelang. Setelah meniti perjalanan begitu lama, tak terlihat bengkel di kanan kiri jalan, hanya menemukan warung kecil dengan lampu menyala, seperti rumah penduduk biasa. Maklumlah, waktu itu sudah lama sekali, jalanan masih sepi, belum banyak pertokoan menjamur seperti sekarang ini. Dan kami, saya, suami serta anak yang masih balita mau menengok neneknya yang ada di daerah karena ada acara keluarga.

       “Coba kita tanya,” kata saya pada suami seraya meminta untuk berhenti. Kami lalu turun dan bertanya sekiranya ada bengkel di sekitar sini. Rupanya bapak yang saya tanya ternyata mantan orang bengkel, tapi sudah tidak beroperasi entah karena apa. Kemudian dia periksa sebentar, kemungkinan lahernya, katanya. Olala. Jadi sebaiknya onderdil ini harus diganti ya, karena kalau diteruskan takut lebih parah, apalagi membawa anak kecil.

        Setelah diskusi sebentar, suami menelpon saudaranya yang lumayan dekat dengan lokasi, katanya mau dijemput dan diminta menunggu sebentar lagi. Tapi setelah lama menunggu, ternyata tak juga muncul, sampai akhirnya si bapak bengkel tadi selesai memperbaiki. Lalu ketika kami pamit meneruskan perjalanan dan mau membayar jasa bengkel, si bapak menolak seraya berkata, tidak usah, sudah dibayar mawi paseduluran kemawon. Ya Allah, saya jadi trenyuh, katanya tak perlu bayar jasa sebab sudah dianggap saudara. Mungkin karena kami sempat ngobrol panjang lebar sembari menunggu tadi, dia bilang pernah merasakan hal yang sama saat anaknya masih balita. Jazakallahu khairan.  

        Ya. Kejadian malam itu membuat saya terkesan, kebaikan bisa datang dari siapapun juga, tidak hanya lewat saudara, kerabat atau teman dekat, bahkan dari orang yang baru diketuk pintu rumahnya. Sayangnya, ketika beberapa tahun setelah itu saya lewat lagi, bermaksud mampir dan membeli makanan kecil seperti dulu, rumah dan warungnya sudah tidak ada.  Waktu itu saya sempat menanyakan namanya, tapi entah karena sudah begitu lama saya lupa, tapi tidak dengan kebaikannya.

 

Cara Membalas Kebaikan

         Tak berhenti sampai di situ, saya merenungi hikmah dari kejadian ini sebagaimana dalam Al-Quran Surat Ar-Rahman ayat 60 yang artinya: “Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan juga”. Dan saya akan meneruskan kebaikan ini kepada orang lain sebagai balasan atas kebaikannya.

        Memang selayaknya manusia berbudi ketika menerima kebaikan sudah seharusnya membalas dengan kebaikan pula. Seperti yang tertuang dalam HR. Ahmad yang mengatakan; “Dan barang siapa yang berbuat baik kepada kalian, maka balaslah (kebaikannya) dengan kebaikan yang setimpal.Dan jika kalian tidak mendapati sesuatu untuk membalas kebaikannya maka berdoalah untuknya sampai kalian merasa telah membalas kebaikannya”. Ada beberapa cara yang bisa dilakukan bahkan yang dianjurkan oleh Nabi. Antara lain:

1. Ucapkan Terima Kasih

Satu kata yang wajib dilakukan untuk membalas kebaikan adalah mengucapkan terima kasih. Sesuatu yang begitu mudah, namun bisa menunjukkan adab seseorang itu rendah hati dan tidak sombong (seperti yang pernah saya tulis di artikel sebelumnya Say Thanks for Everything  ). Ucapan terima kasih yang dilakukan dengan tulus merupakan ungkapan rasa syukur dan akan memberikan kebahagiaan sebagai balasan kebaikan. Terhadap bapak bengkel itu saya juga melakukannya, karena tidak mau dibayar jasanya, sebagai ganti saya membeli banyak makanan kecil yang dijual di warungnya itu untuk ucapan terima kasih juga.   

2. Berikan bingkisan

Agar tetap terjalin silaturahmi yang baik, bila mungkin berikan bingkisan sebagai bentuk perhatian telah memberi kebaikan agar membuatnya senang. Tak harus mahal, semacam cendera mata atau apapun untuk mengingat moment kenangan.   

3. Ceritakan Kebaikannya

Meski tak pernah bertemu lagi, ceritakan kebaikannya pada orang lain agar kita tidak serta merta melupakannya. Bahwa masih ada orang baik di dunia ini yang dengan tulus mau membatu, ikhlas tanpa pamrih dan  tidak malah memanfaatkan serta ngelabui. Saya tulis cerita inipun bermaksud sama, dalam rangka memberikan inspirasi tentang kebaikan hati yang ternyata ada, dan saya pernah mengalaminya.

4. Doakan Yang Terbaik

Meski terdengar sepele, doa merupakan salah satu yang bisa dilakukan untuk membalas kebaikan. Saat tak bisa bertemu lagi, doakan yang terbaik agar diberi kesehatan, umur panjang, berlimpah rezeki dan selalu dalam lindungan Tuhan. Doa adalah ungkapan rasa yang langsung menuju kepada Yang Maha Kuasa. Segala kebaikan akan ditumpahkan lewat ketulusan doa. Terhadap bapak ini dan keluarga saya juga menyelipkan doa layaknya saudara.

5. Tanamkan Kebaikan Yang Sama

Balaslah kebaikan yang telah diberikan dengan kebaikan yang sama pada orang lain, agar energi positif ini menjadi rantai kebaikan yang memberikan manfaat buat semuanya. Sekecil apapun, kebaikan akan dibalas dengan kebaikan pula.

        Pada intinya, jangan sampai melupakan kebaikan seseorang karena dalam menjalani kehidupan ini hendaklah saling membantu dan menebar kebaikan. Percayalah Tuhan pasti akan membalasnya meski tidak lewat tangan yang sama. Ketika kita memberi kemudahan pada orang lain, niscaya akan membuat kemudahan untuk jalan kita sendiri, begitupun sebaliknya.

       Salam sehat dan selalu semangat..!**NZ

Tidak ada komentar:

Posting Komentar