Sabtu, 20 Januari 2024

Rayakan Pesta Lima Tahunan

         Setiap menjelang pemilu seperti saat ini, banyak hal yang bisa dipelajari. Pesta lima tahunan ini harus dilewati dengan damai dan suka hati.


                                                foto: pinterest, edit by puan


        Tahun 2024 ini Indonesia kembali bersuka cita karena adanya pesta lima tahunan alias pemilu. Dimana kita sebagai warga negara berkesempatan memilih calon wakilnya di legeslatif, juga calon presiden dan wakil presiden secara langsung untuk memimpin negeri ini. Dengan slogan luber, atau langsung, umum, bebas dan rahasia, semua masyarakat pemilih memiliki hak pilih yang sama untuk menyuarakan lewat pencoblosan.

        Dari awal gaungnya sudah bisa dirasakan, manakala masyarakat begitu antusias menyambut pesta ini. Bahkan dari mulut ke mulut, lewat semua medsos dan berita di semua channel televisi ikut serta membahas soal ini. Memang seru untuk diperbincangkan, dan memberikan insight baru, terutama buat Gen Z seperti Puan, putri saya yang kali ini baru pertama kali akan ikut pemilu.

        Sejak ditetapkannya para kandidat, saya mulai ingin tahu lebih banyak mengenai sosok capres dan cawapres yang ada. Tak percaya begitu saja, saya juga searching di Mbah Google, media sosial serta update berita untuk mengetahui rekam jejaknya agar pilihan nanti semakin mantab. Terlebih karena beberapa kandidat juga merupakan pejabat pemerintah yang masih menjabat maupun mantan pejabat sehingga kita mengenal dan bisa merasakan masa kepemimpinannya. 

    Misalnya sebagai warga Jakarta, saya tahu bagaimana ketika dulu segala aspirasi segera ditangani, kemudian hanya ditampung saja. Ketika pulang dan mampir Solo merasa lebih nyaman karena banyak barang yang murah dan suasana yang ramah tertata. Pas lewat Semarang seringkali krodit karena banyak ruas jalan yang tak pernah selesai diperbaiki. Sesimpel itu sebagai warga non partisan seperti saya melihat bagaimana pemimpinnya peduli. Gak perlu banyak kata-kata, tapi yang penting bukti.


Perlunya Melek Politik

    Sekali lagi saya salah satu warga non partisan, tapi merasa penting melek politik agar tahu dan mengerti bagaimana berjalannya tata kelola negeri ini. Politik tak hanya soal bagaimana memilih pemimpin yang benar, tapi juga soal kebijakan yang menyangkut kehidupan sehari-hari. Jadi tidak asal protes dan mengkritisi, namun juga cara menyampaikan solusi. 

       Di kalangan kaum ibu-ibu dan juga Gen Z seringkali menolak bila bersinggungan dan menyebut kata politik.  Karena menganggap bicara soal politik itu terlalu berat. Padahal tidak demikian,  karena politik tidak seseram yang dibayangkan ketika dimaknai dengan bijaksana. Politik yang berasal dari bahasa Yunani, dari kata Polis yang berarti negara, memiliki arti sebagai suatu aktivitas yang dibuat, dipelihara dan digunakan untuk masyarakat guna menegakkan peraturan yang ada di masyarakat itu sendiri. Jadi sebagai warga, ada baiknya melek politik karena itu menyangkut kepentingan kita juga. 


        Perlunya melek politik ini bukan berarti fanatik apalagi ekstrim, tapi lebih pada pendekatan yang logis dan terbuka dalam cara pandang serta bijaksana dalam bersikap. Politik yang sehat, politik yang menyenangkan akan berdampak pada kebaikan dan kerukunan bangsa, sehingga membawa pada kemaslahatan bersama. Antara lain:

*Menumbuhkan rasa toleransi. Banyaknya partai politik yang tergabung dalam koalisi untuk mendukung calon tertentu seringkali membuat kita berbeda pilihan, juga beda pendapat dan kepentingannya. Dengan melek politik maka akan tumbuh toleransi bahwa perbedaan itu hal yang biasa saja, karenanya harus disikapi dengan bijak tanpa permusuhan dan saling menjatuhkan, apalagi menghalalkan segala cara demi kekuasaan semata. 

*Cara berdiplomasi. Ada tata cara yang elegan saat ingin mengemukakan sebuah kritikan, misalnya, tidak cukup asal cuap agar tujuan bisa mengena. Butuh diplomasi dan keberimbangan dengan menawarkan solusi tanpa terkesan membuli. 

 *Memahami kebijakan. Setiap kebijakan yang dihadirkan pastinya memiliki proses yang panjang dan terikat dengan peraturan. Mengerti politik berarti memahami kebijakan yang diputuskan, menerima sebagai legacy dari kepemimpinan untuk generasi mendatang. 

*Menyuarakan pendapat. Berpolitik berarti mampu menyuarakan pendapat ketika melihat kegelisahan yang harus diluruskan. Tak hanya diam, tapi bersuara dengan sopan sehingga mampu memberikan kontribusi yang bermanfaat bagi pembangunan negeri ini.

*Melawan hoaks. Tak bisa dipungkiri di tahun politik seperti ini banyak sekali berita yang tidak benar sengaja diciptakan untuk tujuan menjatuhkan. Dengan melek politik jadi lebih tahu dan waspada untuk selalu melawan hoaks. Tak begitu saja percaya dengan issue yang tak berdasar, tanpa mencari tahu kebenaran yang sesungguhnya.

*Politik damai dan saling menghargai. Penting dipahami dalam berpolitik perlu adanya saling menghargai terhadap ide dan gagasan yang disampaikan. Tak ada menang kalah karena semua demi kepentingan bangsa dan negara agar tetap menjaga suasana damai dan menyenangkan.


        Di sisi lain, kontestasi politik yang ada sekarang ini diharapkan mampu melanjutkan pembangunan sebelumnya dan menyempurnakan yang sudah ada. Pemilu menjadi ajang yang ditunggu bagi masyarakat  sehingga semua kalangan ikut berpartisipasi dan memberikan suara dengan rasa gembira. 


Senang Banyak Diskonan

        Sudah beberapa kali melewati pemilu, saya selalu menunggu karena saat itu banyak tenant atau brand ternama yang memberikan pesta diskon kepada para pemilih dengan menunjukkan jari bertinta. Di hari itu diharapkan semua warga semarakkan acara lima tahunan ini dengan suka cita, damai dan bahagia.

    Meski non partisan saya tentu memiliki pilihan calon yang nanti akan dititipi amanah untuk merealisasikan janji-janjinya lima tahun ke depan. Bagi saya, siapapun presidennya, yang terpenting harus tetap giat bekerja dan berkarya agar selalu berdaya. Ya. Karena tujuan utama berpolitik hendaknya  sama yakni untuk kemajuan Indonesia.  

         Salam sehat dan selalu semangat.***NZ 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar