Selasa, 23 Januari 2024

No Time for Overthinking

        Wajar gak sih, kalau kadang kita suka baperan, alias dibawa perasaan. Hmm, boleh saja asal tidak terlalu berlebihan.


                                                    foto pinterest created by puan

        

        Bicara perasaan itu tidak ada ukuran yang baku, karena pada setiap orang tidak selalu sama. Bila menyangkut masalah perasaan, tentu akan terkait dengan rasa enak gak enak, serta nyaman dan tidak nyaman, karena berkaitan dengan emosi dan sensitifitas seseorang. 

        Di kalangan ibu-ibu, baper ini juga sering terjadi. Bahkan rentan disaat rapat atau mengadakan pertemuan karena sarat dengan banyak topik pembicaraan. Para ibu tidak hanya bicara soal pengembangan diri, bisnis dan usaha, sharing inspirasi, tukar pengalaman dan cara pandang saja, tapi kadang juga menyinggung soal issue terkini yang lagi marak, dari masalah politik sampai masakan favorit dan tempat makan juga. Itulah serunya. Sambil bercanda-canda, berbincang ringan secara random melepas kangen yang mungkin bisa lose control. Ini yang kadang membuat ada saja yang merasa tersinggung hingga baper. Bahkan sampai selesai meet up masih dilanjut japri agar tidak menjadi beban pikiran. 

        "Itu tadi maksudnya bukan menyinggung saya, kan?" chat japri masuk di WA saya. "Ah, enggaklah. Itu tadi cuma ngobrol untuk memecah suasana saja. Dia pasti gak bermaksud menyinggung siapa-siapa." jawab saya lewat chat juga. "Take it easy" sambung saya sembari menyematkan emotikon hati. Bahkan saya sendiri sudah lupa dengan apa yang dibicarakan tadi. Tapi semua harus baik-baik saja.

        Dan rasa tersinggung yang menjadi baper ini sering diungkapkan lewat status media sosial juga ya, beberapa orang merasa menyindir dirinya. Wah pasti rasa tidak enak hati ini membuat segalanya menjadi tidak nyaman. Padahal ini harus segera diatasi.

  

    Baper atau dibawa perasaan yang erat kaitannya dengan overthinking ini biasanya menyinggung masalah yang sensitif. Pada situasi tertentu,  orang bisa merasa baper dan menganggap menyinggung, bahkan menyindir dirinya. Untuk hal kecil saja dimasukkan ke hati sehingga membuat rasa tidak nyaman yang membelenggu pikiran. 

        Banyak sih penyebab orang menjadi baper dan mudah tersinggung. Seperti pengalaman masa lalu, latar belakang pendidikan, lingkungan sekitar dan kebiasaan serta cara pandang terhadap sesuatu. Orang yang mudah baper karena merasa orang lain menyinggung harga dirinya. Karena terlalu menanggapi sesuatu hal atau tindakan seseorang secara pribadi. Orang yang baper membuat membuat emosinya menjadi tidak stabil dan lebih sensitif sehingga berdampak pada kesehatan.


     Nah, untuk mengatasi masalah ini, menurut saya ada beberapa hal penting yang perlu diperhatian. Antara lain: 


*Hilangkan rasa tidak enak hati. Pertama yang harus dilakukan adalah menghilangkan rasa tidak enak hati. Kadang rasa ini begitu saja datang tanpa bisa dikontrol ketika ada sesuatu yang meski tanpa sengaja menyinggung. Menurut saya hal ini tidak perlu dimasukkan hati, dan anggap angin lalu saja. 

        Pikirkan selalu kesehatan diri karena rasa tidak enak hati ini bisa mempengaruhi mental dan jiwa kita. Belum tentu orang lain menanggapi hal yang sama, sehingga rasa tidak enak hati ini sebaiknya diabaikan saja. Tak perlu ditanggapi karena hanya buang-buang waktu.


* Fokus pada kegiatan sendiri, tak peduli pikiran orang lain. Di saat merasa baper terhadap sesuatu, sebaiknya alihkan pikiran ini pada kesibukan tertentu yang dapat melupakan kebaperan itu. Pikir segala sesuatu yang positif. Lepaskan lewat aktivitas menyenangkan hingga tidak memberikan ruang pada memori otak kita untuk perasaan yang tidak berguna.

        Tak perlu peduli dengan pikiran orang lain, karena belum tentu apa yang dimaksud seperti apa yang kita rasakan. Bila membiarkan ini, maka akan merusak diri sendiri, dan orang lain tentu tidak akan peduli.  


* Perlu bersikap masa bodoh. Untuk sesuatu yang tidak penting, sikap masa bodoh ini memang diperlukan. Jangan bebani pikiran dengan memikirkan hal yang belum tentu kebenarannya, terutama yang menyangkut pada diri kita. Kalimat "Bodo amat" akan membuat kita terbebas dari tekanan pikiran dan lebih mudah move on dari segala persoalan.

        Saya percaya saat sikap bodo amat ini diterapkan pada porsinya, maka akan berimpact pada kesehatan mental kita. Begitu banyak hal yang lebih penting untuk dibahas dan dipikirkan, maka tak perlu terpaku pada sesuatu yang menyesakkan. Take it easy, kata saya. Santai saja. Dan ini bukan berarti membuat kita tidak peduli, tapi lebih pada bijak menyikapi. 


* Selalu menumbuhkan empati. Rasa baper yang berlebihan dan overthinking ini selalu berkaitan dengan pendapat dan pikiran serta asumsi orang lain. Sebaiknya alihkan sebagai rasa empati terhadap masalah ini. Ketika merasa orang membicarakan kita, entah itu menyinggung, menyindir atau apapun itu, tumbuhkan rasa empati saja. Maklumi mungkin  memang mereka tidak sengaja dan memaafkan.

        Rasa empati ini akan membuat hati lebih bahagia. Dan kita tidak perlu mengikuti alur perasaan yang nanti akan membuat hidup tidak nyaman. Hadirkan selalu energi positif dalam pikiran agar lebih bermanfaat dan memberikan ketenangan. 


*Berserah dan bersyukur. Tak perlu lagi berprasangka yang berlebihan karena sayang bila waktu kita terbuang begitu saja. Baiknya berserah dan bersyukur mengenai apapun yang dapat mengganggu pikiran. Akan lebih baik jika memperbanyak istighfar di saat baper dan kembali sadar bahwa di dalam kehidupan tak ada yang sempurna. 

        Berserah diri bahwa fenomena hidup harus disikapi dengan rasa syukur, tanpa mengeluh dan luapan emosi yang berlebihan. Sikap tawaduk yang rendah hati dan tidak sombong menjadi salah satu solusi terbaiknya. Peka terhadap sesuatu yang baik sih tidak mengapa, tapi kalau sudah berlebihan tentu tidak ada gunanya.

      Kepada Gen Z, rasa baper ini juga pasti sering dialami. Apalagi yang menyangkut hubungan antar mereka. Sikap tawaduk yang rendah hati dan tidak sombong menjadi salah satu solusi terbaiknya. Pahami bahwa ini kurang baik dan akan mengganggu bahkan menghalangi kemajuan dalam berfikir dan bersikap. No time for overthinking. Lakukan segala hal yang produktif. Keep your time to positive thinking. 

        Salam sehat dan selalu semangat.***NZ


Tidak ada komentar:

Posting Komentar