Kamis, 11 Januari 2024

Menerapkan Decluttering untuk Kualitas Hidup Lebih Baik

     Kebiasaan menyortir barang sesuai dengan fungsinya bisa memberikan kepuasan tersendiri. Membuang yang sudah usang, mengganti dengan yang lebih rapi.


                                                       foto: pinterest

        Secara rutin para ibu biasanya suka beberes ya. Bahkan bisa dibilang menjadi salah satu hobi yang bisa menghilangkan stres. Menata rumah dan membersihkan ruangan untuk mengganti suasana baru sesuai dengan kebutuhan dan fungsinya. Juga menata lemari pakaian dan dapur agar tidak berantakan dan terlihat rapi. Terlebih supaya tidak bingung saat mau mencari barang yang lagi dibutuhkan saat itu karena lupa menaruh dimana, soalnya sudah kepenuhan. Inilah yang sering terjadi.

        Dulu sewaktu pandemi, ruang keluarga dibuat terkesan luas agar bisa dipergunakan sebagai sentral aktivitas karena lebih banyak kegiatan dilakukan di rumah. Termasuk zoomeet saat belajar, WFH dan sebagainya. Kini semua dirubah dan difungsikan kembali seperti semula dengan menyortir barang-barang yang diperlukan saja. Seperti beberapa meja yang kembali disimpan di gudang dan beberapa perabotan lain agar ruangan tidak penuh.

    Untuk pakaian saya biasa atur ulang juga dengan menerapkan decluttering dengan menyortir yang seringkali dipakai dan menyisihkan yang sudah lama. Pakaian dan segala macamnya ini seringkali menjadi berantakan karena seringnya diambil pakai dan lupa dimasukkan ke dalam lemari. Apalagi ketika membeli pakaian baru yang kadangkala tanpa rencana sehingga membutuhkan tempat lagi. Pun juga dengan kerudung, saat jalan-jalan dan menemukan yang disuka biasanya langsung membeli saja. Dan ini tentu menambah penuh lemari, meski sudah dipisahkan tempat dan hungernya masing-masing. Giliran mau dipakai dan dipadu padan, jadinya bingung karena kebanyakan pilihan. Uff !  

    Begitu juga dengan peralatan dapur,  seringnya para ibu suka lapar mata asal beli saja setiap ada promo dan musim diskon. Ini yang membuat rumah menjadi penuh dan berkesan berantakan. Karena itu saya perlu menerapkan decluttering agar terlihat rapi dan tidak berantakan lagi, sebagai langkah awal memulai kehidupan yang lebih hemat dan efisien, setidaknya dengan tidak menumpuk barang yang tidak terpakai. 


Manfaat Decluttering

    Istilah decluterring ini sangat erat kaitannya dengan gaya hidup minimalis. Menurut Faridah Ghazali, konsep decluttering merupakan proses membuang atau menyingkirkan barang yang tidak dibutuhkan. Artinya tidak berlebih-lebihan dengan menyortir serta hanya menyimpan barang yang benar-benar diperlukan saja sehingga akan membuat kemudahan.  Dan ini memberikan banyak manfaat karena membuat suasana rumah yang rapi menjadi lebih nyaman serta akan memberikan energi positif pada kehidupan. 


Manfaat selanjutnya yang dapat dirasakan, antara lain:   

*Dapat menghilangkan stres. Percaya atau tidak, beberes bisa menghilangkan stes, lho. Ketika pusing melihat rumah berantakan, lalu kita rapi-rapikan, maka stres akan hilang.  Jadi melakukan decluttering bisa menjadi pelampiasan positif untuk menghilangkan stres dan memberikan ketenangan. 

    Lebih dari itu, disaat menemukan suasana yang rapi, nyaman tertata dan teratur maka otomatis hati dan pikiran akan menjadi tenang dan jauh dari stres. Hidup akan lebih produktif karena tidak terganggu dengan waktu dan energinya terbuang untuk mencari benda yang diinginkan di tumpukan yang berantakan. 


Lebih sehat mental dengan suasana segar dan rapi.

    Selain dapat menghilangkan stres, dengan suasana rumah yang bersih dan rapi maka akan mengundang energi positif sehingga membuka pikiran bisa lebih leluasa dan mudah dalam berkarya dan berkreativitas. Ketika rumah penuh dengan tumpukan barang, maka berpengaruh juga dengan suasana hati yang kurang baik. 

        Dengan menciptakan suasana yang rapi, teratur dan tertata dengan baik, maka hati menjadi lebih tenang dan nyaman karena tidak bingung dengan kelebihan barang sehingga jauh dari kekacauan. Hal ini akan menambah ketenangan dan terjaga dari kesehatan mental.


Menambah amal dengan menyumbang barang.

        Prinsip minimalis pada decluttering dengan menyortir barang yang berguna saja membuat kita perlu  menyumbangkan barang yang sudah lama dan tidak banyak berguna lagi. Mendonasikan barang yang sudah tidak terpakai kepada orang lain yang masih membutuhkan merupakan perbuatan yang baik dari sisi sosial dan agama. 

        Banyak orang lain yang masih membutuhkan barang lama kita yang tak berguna, selain menumbuhkan rasa empati kepada orang lain yang membutuhkan, juga membawa pada semangat berbagi. Hal ini membuat kita lebih tawaduk degan memanfaatkan barang yang ada, tidak serta merta tamak dengan mengumpulkan barang demi kesenangan semata. 

        Lebih dari itu, membuat kita tidak terlalu sayang terhadap barang karena lebih menghargai nilai dan fungsinya. 


Membuat kualitas hidup lebih baik.

        Ketika kegiatan decluttering ini dilakukan secara rutin dan berkala, bukan tidak mungkin akan membuat kualitas hidup menjadi lebih baik. Membuat kita menjadi lebih rajin bebenah dan bersih-bersih rumah sehingga menjadi rapi serta indah sehingga akan membuat penghuninya merasa nyaman dan senang. 

        Ketika sudah menjadi rutinitas dan terbiasa dengan decluttering ini, maka semua akan terasa mudah dan lebih menyenangkan. Proses ini kemudian dapat ditularkan kepada orang lain, dan bisa dilakukan bersama keluarga supaya menambah keakraban antar anggota keluarga sehingga membuat kualitas hidup menjadi lebih baik. 

        Nah kan, selain itu bila kita merujuk pada Hadist Nabi yang mengatakan bahwa: Kebersihan adalah sebagian daripada iman (HR.Muslim), maka kegiatan decluttering ini merupakan salah satu indikasinya. Menurut saya sih, seharusnya decluttering ini bukan hanya untuk barang-barang saja ya, tapi juga untuk pikiran dan kenangan yang kita miliki. Menyortir hal yang baik-baik saja dan membuang kenangan buruk menjadi pelajaran berharga yang tidak akan diulang kembali. 

        Buang kebiasaan dan sifat buruk dengan mengganti yang baik dan bermanfaat agar memberikan kebahagiaan buat diri kita sendiri. Ya. Karena semua yang kita lakukan itu akan kembali untuk kita sendiri, dan sekali lagi agar memberikan kualitas hidup yang lebih baik.  

        Salam sehat dan selalu semangatt.**NZ



Tidak ada komentar:

Posting Komentar