Jumat, 13 Januari 2023

Belajar "Biasa Saja" dari Pak Jokowi

     Kehidupan ini seperti air, ikuti saja alurnya, lalu syukuri semuanya. Nikmati apa yang telah diberikan olehNya supaya tetap selalu bahagia. 

by Nur Ida Zed

                                            Foto: create instagram from @Jokowi

     Pasang surut di kehidupan ini merupakan hal yang biasa. Seperti roda pedati, kadang ada di atas, kemudian turun ke bawah, sehingga ketika dewi fortuna sedang berpihak sebaiknya tidak lalu takabur dan semena-mena, begitupun sebaliknya. Di saat sedang berada di posisi yang kurang menguntungkan, anggap saja sebagai hal yang biasa. 

     Saya ingat ketika Pak Jokowi, presiden kita sekarang ini diwawancara oleh media mengenai bagaimana perasaannya jadi presiden setelah dilantik dulu itu, jawabnya selalu: biasa saja. Begitu juga dengan Ibu Iriana, serta putra-putrinya, ketika ditanya mengenai posisi dan jabatan yang diemban Sang Ayah. Kata biasa saja yang diutarakan memberikan banyak makna, setidaknya mengungkapkan sikap yang andhap asor alias rendah hati manakala sedang berada di posisi yang tinggi. Begitupun saat beliau menerima kritikan dari berbagai pihak, atau bahkan hinaan, akan selalu menghadapi dengan sikap yang biasa saja.

     Pak Jokowi memang salah satu figur panutan untuk saya, tidak hanya jiwa kepemimpinan dan leadership sebagai kepala negara. Sejak menjadi Walikota Solo, kemudian Gubernur DKI Jakarta, lalu Presiden Republik Indonesia saya merasakan kongkrit perubahannya menuju kemajuan bangsa dan tanah air Indonesia. Sebagai warga DKI ketika dalam kepemimpinan beliau semua jadi mudah dan lancar. Birokrasi tertata dari tingkat kelurahan hingga gubernuran, dengan sikap disiplin dan suka sidak di tempat-tempat yang nyaris tak terpikirkan, memberi contoh dengan turun langsung ke lapangan. Meski ada pihak yang mengkritik semua hanya pencitraan, namun bagi beliau itu biasa saja, tunjukkan dengan kinerja.  

     Ketika menjadi Presiden, sayapun ikut bangga karena merasakan pembangunan yang begitu nyata, dari Sabang sampai Merauke. Salah satunya tol Trans Jawa yang kini begitu  nyaman dinikmati http://nuridazuhayanti.blogspot.com/2023/01/biaya-rutin-tahunan-siapkan-dari.html?m=1Banyak sudah kemajuan bangsa ini yang membuat Indonesia kian disegani di manca negara. Prestasi dan kedigdayaan kita diperhitungkan di kancah dunia, hal ini terlihat ketika pelaksanaan perhelatan G20 kemarin serta event lainnya. Ya, walaupun ada saja yang tidak suka, lalu meremehkan dengan memandang sebelah mata, namun tetap dihadapi dengan biasa saja, dengan kerja kerja kerja. 

       Saya ingin belajar dari kata biasa sajanya pak Jokowi, karena kata ini rasanya mampu memberikan energi dan positive vibes bagi anak bangsa ini manakala menghadapi situasi dan kondisi yang kadang tak bisa dihindari, merasa kecil dan tak bersemangat ketika dikritik, dan dipandang sebelah mata oleh orang-orang di sekitarnya, terutama ketika membuat karya. Padahal bila ingin maju dan berkembang, fokus saja pada tujuan, jangan peduli orang berkata apa, yakin dengan kemampuan kita. 

     Ya, meski semua itu tidaklah gampang, seperti membuka telapak tangan, tapi percayalah Tuhan pasti akan memberikan jalan. Suatu ketika bila bertemu dengan berbagai kendala, anggap saja itu sebagai tantangan yang harus dihadapi dengan biasa saja. Tak usah risau, apalagi galau ketika ada yang tidak peduli, membully bahkan memberikan distruction terhadap apa yang selama ini ditekuni. Sepanjang itu positif, maka berjalan terus, berkarya terus, setidaknya agar bisa membuat diri kita tetap bahagia. 

     Kesan tentang kata biasa saja ini memiliki banyak arti menurut saya, manakala keberuntungan belum berpihak, soal pekerjaan atau sepi job, misalnya, pikirkan saja bahwa Allah SWT pasti akan memberikan yang terbaik untuk kita, sebab rezeki sudah ada takarannya, jadi tak perlu merasa berkecil hati atau bahkan terpuruk dan putus asa, namun tetaplah biasa saja.

     Begitupun terhadap situasi dan orang-orang yang kadang membuat kecewa, saya tak lalu membuang waktu untuk terlalu memikirkannya, atau sibuk meminta pengakuannya. Sebagaimana kalimat bijak dari Ali bin Abi Thalib: "Jangan menjelaskan tentang dirimu kepada siapapun. Karena yang menyukaimu tidak membutuhkan itu, dan yang membencimu tidak mempercayai itu."

   

     Salam sehat dan selalu semangat..!***NZ



Tidak ada komentar:

Posting Komentar