Selasa, 10 Januari 2023

Biaya Rutin Tahunan Siapkan Dari Sekarang

     Setiap mengawali tahun baru saya biasanya menuliskan rencana anggaran rutin tahunan. Apa pengeluaran terbesar di tahun lalu, siapkan itu dari sekarang. 

by Nur Ida Zed

                                            foto: dok. pribadi @nuridazed

     Harapan semua orang ketika menapaki pergantian tahun pasti selalu menginginkan semua menjadi lebih baik lagi. Dari setiap hal seperti mengenai kesehatan, kebahagiaan, kesejahteraan, hingga limpahan rezeki berharap akan diberkahi lebih baik dari tahun sebelumnya, atau paling tidak sama baiknya. Untuk menjaga stabilitas itu, saya biasanya merencanakan anggaran rutin tahunan, tentang apa saja yang menyangkut pembiayaan yang biasa dikeluarkan setiap tahun. Mulai dari pajak tahunan yang harus dibayarkan, sampai pada kebutuhan yang biasa dikeluarkan untuk urusan family time seperti holiday season dan mudik lebaran. 

     Selama ini, semenjak tinggal di Jakarta, pengeluaran tahunan terbesar saya sepertinya alokasi untuk mudik ke Jawa, ke daerah asal saya di Blora, Jawa Tengah dan suami di Jawa Timur. Rasanya biaya pulang kampung setiap lebaran menjadi agenda yang membutuhkan anggaran lumayan besar karena harus melakukan perjalanan darat dengan mobil bersama keluarga untuk bersilaturahmi dan  bertemu dengan keluarga besar, serta ziarah ke makam. Meski dilakukan setiap tahun, rasanya selalu memiliki cerita tersendiri di setiap perjalanan.  

     Dulu sebelum ada jalan tol panjang Trans Jawa, mudik selalu melewati jalan pantura yang  membutuhkan banyak perjuangan, karena berjibaku dengan kemacetan panjang ditambah kondisi jalan yang rusak dan bergelombang. Beberapa kali musti berhenti untuk berebut bensin, beristirahat sambil makan di rumah makan pinggir jalan, warung kaki lima dengan harga tak terduga seperti bintang lima, haha. Mungkin para penjual musiman ini juga memanfaatkan aji mumpung setahun sekali meraup untung dari para pemudik.  

                                        foto: dok. pribadi @nuridazed

     Setiap kali selalu menghadapi perbaikan jembatan yang rusak atau proyek pelebaran jalan yang masih belum selesai sehingga seringkali dilempar melewati jalan alternatif dengan medan baru yang belum pernah dilalui dengan resiko tersasar. Bahkan menyusuri jalanan antar sawah berbatu dan di pemukiman pedesaan yang berliku. Pernah rekor perjalanan menghabiskan waktu sampai tiga puluh jam, dan nginep di jalan bersama para pemudik untuk kembali mengatur strategi bagaimana melewati kemacetan panjang karena kian menumpuk.

      Kini setelah ada ruas jalan tol Trans Jawa perjalanan menjadi lebih mudah dan relatif lancar karena pengaturan lalulintas yang terorganisir seperti one way, contra flow dan ganjil genap sehingga bisa mengatasi kemacetan. Paling tidak mengurai simpul keramaian dan bisa beristirahat di rest area yang nyaman. Karenanya juga perlu tambahan budget khusus selain harus menyediakan biaya tol panjang dari Jakarta ke Cikampek, menuju tol Cipali- Cirebon Palimanan, lalu langsung lewat Brexit-Brebes exit hingga tol Kalikangkung Semarang dan keluar Demak. 

                                        video: dok. pribadi @nuridazed

      Perjalanan mudik lewat darat memang butuh biaya yang lumayan. Dengan rute perjalanan saya ibaratnya dari ujung ke ujung, dari barat ke timur, mudik balik setidaknya musti menyediakan biaya sekitar lima, sepuluh juta bahkan lebih. Sebab kadang sekalian vacancy, mampir liburan ke tempat wisata mumpung bisa ngumpul bersama keluarga. Itulah senangnya, jadi selalu kangen suasana ini dan tidak peduli dengan banyaknya biaya, sebab sudah di spent dari sekarang dengan menabung dan menyisihkan penghasilan. 

       Biaya mudik tentu tidak hanya urusan bensin dan tol saja ya, tapi juga persiapan mobil seperti tune up, ceking mesin dan kaki-kaki supaya di perjalanan tidak ada kendala. Selain itu, yang paling penting juga persiapan diri kita, terutama kesehatan dan stamina. 

     Memang sih, kalau dihitung-hitung mudik atau pulang kampung terutama di saat lebaran menjadi pengeluaran rutin tahunan terbesar bagi sebagian orang, tapi saya merasakan manfaatnya juga lebih besar, terutama untuk momen kebersamaan, saling silaturahmi dan ziarah ke makam leluhur di kampung halaman. Tentang biaya itu rasanya jadi nomer sekian, saya yakin rezeki pasti sudah diatur sesuai porsi masing-masing dari Yang Di Atas. Bila itu dikeluarkan dengan niat baik, pasti akan diganti dengan rezeki yang lebih banyak lagi.  

     Lalu, apa biaya terbesar  rutin tahunanmu? Ayo, rencanakan dan siapkan itu dari sekarang. 


     Salam sehat dan selalu semangat...!***NZ



Tidak ada komentar:

Posting Komentar