Kamis, 26 Januari 2023

Perjalanan Akhir Tahun untuk Refleksi dan Relaksasi

     Setiap libur akhir tahun bagi saya saatnya "menyepi" bareng keluarga kecil untuk refleksi sekaligus relaksasi. Mengingat perjalanan yang sudah dilalui dan membuat resolusi sendiri.

by. Nur Ida Zed

                                                            Foto: dok.pribadi @nuridazed

     Ketika banyak orang sibuk mencari tempat dan merencanakan perjalanan ke luar kota atau bahkan ke luar negeri untuk liburan tahun baru di holiday season, saya tak pernah gundah karena cukup puas dengan perjalanan kecil yang tidak terlalu jauh dari Jakarta. Kebiasaan ini sudah dilakukan dari anak-anak masih kecil dulu hingga saat ini. Sengaja melewatkan waktu untuk "menyepi" dengan mencari destination yang akan membuat kami lebih dekat satu dengan lainnya.

     Selain itu karena di setiap akhir tahun biasanya kami sama-sama tak cukup memiliki waktu libur juga ya, sebab di momen itu malah sibuk dengan pekerjaan, deadline menumpuk dan rekap tahunan. Sementara  bapaknya, maksudnya suami juga paling bisa libur beberapa hari saja. Begitupun anak-anak, hari kedua tahun baru sudah masuk sekolah lagi. Kata Puan malah biasanya awal masuk gitu pasti diabsen dan takut kena poin, hehe, dia kan memang murid yang rajin dan patuh sama peraturan sekolah. Karena itu supaya win win solution, kita check in saja di hotel agar terasa benar suasana family time. Dan pilihannya tentu yang ada fasilitas kolam renang sehingga bisa bermain air sepuasnya sambil melepas kepenatan. Sekalian numpang mandi saat mengakhiri dan mengawali tahun baru nanti, hihi.

                                                        Foto: dok. pribadi

     Sebenarnya sih perjalanan kecil di akhir tahun ini tujuannya untuk refleksi dan relaksasi. Mengenai sebuah perjalanan keluarga kecil yang tentu memiliki banyak kisah sebagai proses pembelajaran dalam melalui kehidupan ini agar bisa saling bersinergi, berbagi tugas dan saling mendukung. Ibarat sebuah perahu, bapak bertindak sebagai nahkoda, saya navigatornya dan anak-anak para penumpang yang dibawa mengarungi lautan kehidupan ini. Jadi tugas saya sedikit berat, menyelaraskan arah jalan yang ada di depan, mengingatkan jika sedikit lengah atau membahayakan dan meyakinkan agar para penumpang tetap nyaman sampai tujuan. 

     Di saat ada gelombang yang bisa membuat perahu bergoyang, bahkan terkendala untuk melaju kencang, sebagai navigator harus sigap dengan alternatif jalan keluar yang membuat semua tetap merasa tenang. Pada perjalanan di setiap tahun akan memberikan pembelajaran dengan segala pengalaman yang berbeda. Oleh karenanya harus selalu siap manakala menghadapi situasi dan kondisi yang seringkali tak terkendali, tanpa diprediksi.


Yuk simak Podcast Morning Daughter episode Akhir Tahun: 

https://anchor.fm/nuridazed/episodes/Akhir-Tahun-e1spmqt


Masalah Anak Remaja

     Permasalahan yang muncul pada setiap anak sepertinya sama ya, sedikit ketegangan antara satu dengan lainnya dan  harus diselesaikan dengan bijaksana. Mungkin ketika masih pada kecil dulu, semua bisa cepat diatasi karena tak banyak kompromi dan bisa diselesaikan dengan mengatakan: Ayo saling memaafkan. Tapi menghadapi anak remaja tentu akan berbeda. Masing-masing memiliki cara pandang dan argumentasi yang kadang butuh pembuktian serta paparan idealismenya, sehingga sebagai orang tua harus bisa lebih bijaksana menghadapinya. Karena itulah menurut saya perlu family time dengan menyisihkan waktu bersama dalam kondisi rileks dan santai, alias healing time bareng sebagai sarana refleksi diri, saling terbuka apa maunya supaya lebih memahami sebagai satu keluarga. 

                                            foto: dok.pribadi @nuridazed

     Masalah kecil kadang bisa membuat kesal seperti ketika sang kakak bermaksud bercanda dengan keisengan  khasnya terhadap adik, tapi kemudian malah berbuntut pertengkaran yang harus didamaikan karena sama-sama ngeyel. Lucu juga ya. Dinamika anak laki-laki dan perempuan memang butuh penanganan tidak sama. Hal ini  kadang perlu sinkronisasi untuk kemudian menambah hangatnya kebersamaan. 

     Saya tentu tidak ingin menjadi orang tua yang egois dengan memaksakan kehendak kepada anak, terutama yang menyangkut masa depan dan cita-citanya. Ketika sang kakak lebih memilih jurusan IPS sewaktu di SMA dulu, saya tak bisa komplain karena memang sudah menjadi tujuan dan keinginannya, meski guru BK menyarankan mengambil eksakta. Begitu juga dengan si adik, Puan yang lebih memilih jurusan  IPA di SMA sekarang ini, saya hanya mendukung sepenuhnya dengan keputusannya itu. Bagi saya apapun itu hendaknya saling menghargai dengan passion masing-masing.

     Untung saja keduanya sama-sama suka olah raga, sehingga bisa saling kompak saat latihan atau berkegiatan yang melibatkan olah tubuh dan pikiran ini. Mereka bisa berdiskusi panjang lebar hingga lupa waktu, terutama saat menghadapi kejuaraan, karena sang kakak juga merupakan coach yang bisa mendampingi adiknya.  

     Saya selalu berpesan, bahwa adik harus menghormati sang kakak, sedangkan kakak musti menyayangi adiknya, sehingga eksistensi sebuah keluarga seperti bagian tubuh yang berbeda tempat dan posisi tapi tak bisa dipisahkan untuk tetap saling mendukung serta mengasihi dalam keadaan apapun. 

                                                            foto: dok.pribadi

      Ya. Perjalanan keluarga kecil ini dimulai dari sebuah komitmen antara saya dan suami yang kemudian bagaimana mendampingi anak-anak sebagai amanah dari Allah SWT yang harus dijaga dan disyukuri. Sepanjang ini tentu tidak selalu mulus dan lancar seperti jalan tol yang bebas hambatan sampai tujuan ya, namun penuh liku dan up and down juga. Hanya setiap kali nyaris berhenti, selalu saling mengingatkan tujuan sebelum mengawali perjalanan ini. Barangkali inilah perlunya refleksi dan relaksasi. 

       Bahwa setiap perjalanan memiliki dua konsekwensi. Ketika berhasil dan menyenangkan, lanjutkan dengan tetap berserah diri, di saat menemukan kegagalan tak harus putus asa dan coba lagi. Ibarat nasi sudah menjadi bubur, bila dilengkapi dengan kuah kare, taburan kacang, bawang goreng dan seledri, lalu dilengkapi dengan suwiran ayam goreng dan kerupuk pasti akan jadi bubur ayam yang rasanya enak sekali. Begitupun dengan perjalanan hidup ini, tentu tak ada yang sempurna, tapi setidaknya menjadi resolusi untuk lebih baik lagi. Selamat Tahun Baru yaa.


                                                dok.pribadi @nuridazed

           Salam sehat dan selalu semangat. ***NZ  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar