Jumat, 20 Januari 2023

Berbagi Kasih dengan Anabul

      Menularkan kebiasaan baik dimulai dari hal yang kecil dan sederhana. Seperti berbagi kasih dengan anabul, anak berbulu alias binatang peliharaan yang diajarkan oleh Revin dan Puan.

by. Nur Ida Zed

                                                    foto: pinterest


     Sebagai ibu saya mengerti saat anak-anak mulai menyukai hewan peliharaan sebagai teman. Sejak masih kecil dulu mereka pernah meminta ijin untuk memelihara kucing tapi saya belum mengabulkannya karena banyak pertimbangan. Salah satunya karena waktu itu saya merasa mereka masih belum bisa diberi tanggung jawab terhadap binatang peliharaan.

     Lalu ketika kami kebetulan sedang jalan-jalan ke Pejaten Village, dan melewati area pet shop, anak-anak saya, Revin dan Puan terlihat antusias dan anteng memperhatikan aneka binatang peliharaan yang dijual di sana. Sampai sewaktu saya ajak untuk bergegas belanja bulanan, mereka bilang:"Nanti dulu, lihat itu hamsternya lucu-lucu", katanya sembari menunjuk binatang kecil berbulu itu bermain di kandangnya. Apalagi saat keeper (baca: penjaga binatang peliharaan) memperbolehkan memegang dan menaruh salah satu hamster itu di tangannya sambil mengelus bulu halus di kepala kecilnya, jelas terlihat betapa senangnya.

     Setelah itu, mereka pun kembali meminta ijin untuk memelihara binatang itu. Dan saya mengiyakan, dengan catatan harus rajin merawat dan membersihkan kandangnya.

     "Setujuu...!" 

    Kemudian kami membelikan dua hamster berwarna putih dengan kandang yang ada mainan di dalamnya, lengkap dengan makanan, pasir wangi, serutan kayu dan vitamin agar tetap sehat dan terjaga kebersihannya. Terus terang, saya sebenarnya kurang begitu suka dengan bau khas anabul, anak bulu alias binatang peliharaan yang berbulu karena sedikit alergi. Tapi ini demi anak-anak. Kata bapaknya tak apalah, sekalian ingin  mengajarkan rasa tanggung jawab terhadap mereka.

     Benar saja, sejak ada Mamori, nama hamster pertama dulu itu, membuat mereka berdua semakin akur, berbagi tugas kapan harus memberi makan, membersihkan kandang, memandikan hingga mengajaknya bermain. Kelucuan binatang kecil pengerat ini memang terlihat ketika bermain dan berputar-putar di rollercoster dan terowongan aneka warna. Tak jarang diajak ngobrol juga selayaknya teman bercanda. Setiap pulang sekolah, bahkan yang ditemui pertama selalu teman kecil di kandangnya itu. Rasanya memiliki binatang peliharaan memang bisa menjadi sarana healing dan penghilang stres juga. 

    Suatu ketika, saat salah satu hamsternya meninggal, mereka sepertinya sedih juga. Karena hamster tak bisa berumur panjang hingga tahunan, maka sepanjang itu sudah berkali-kali membeli untuk menukar yang sudah tiada. Sampai beberapa tahun belakangan, sejak Oni, hamster yang terakhir tiba-tiba hilang dan ditemukan kandangnya kosong, maka diputuskan untuk tidak memelihara lagi.

     Namun kesukaan terhadap binatang tak berhenti sampai disitu saja. Berbagi kasih dengan anabul, anak binatang berbulu seperti kucing rupanya tak membuatnya berkecil hati. Saya bahkan menemukan mereka sering menyisihkan uang jajan untuk membeli wishkas, makanan kucing buat beberapa kucing yang sering singgah di depan rumah, entah kucing siapa. Pantas saja setiap mereka datang suka disambut dari membuka pagar dan terus mengikuti dari belakang. Untunglah tidak sampai masuk rumah dan hanya di teras saja. 

     Saya sudah pernah menawarkan untuk memelihara, tapi mereka tidak mau. Tak apa, berbagi kasih dengan anabul tak harus memiliki dan memeliharanya namun dengan peduli seperti  memberi makanan akan menjadi kebaikan juga. Saya sendiri merasa mendapat pelajaran berharga, untuk berbuat kebaikan bisa dilakukan bagi siapa saja, pun terhadap binatang yang mendekati kita. 

     Salam sehat dan selalu semangat.***NZ 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar