Selasa, 26 Desember 2023

Tears for Palestine

    Setiap kali mendengar berita tentang pembantaian di Palestina, hati ini seolah teriris pedih. Lagi dan lagi, banyak perempuan dan anak tak berdosa menjadi korban tanpa tahu permasalahannya.


                                            photo by pinterest

    Masih saja terjadi genosida di negeri yang melahirkan banyak Nabi. Entah sampai kapan rasanya tak pernah kunjung berhenti. Situasi terus memanas, meski serangan Israel kepada Palestina ini mendapat kecaman dunia termasuk dari Indonesia. Aksi kekerasan Israel di Masjid Al-Aqsa membuat wilayah Gaza menjadi porak poranda. 

    Sungguh, tidaklah manusiawi ketika begitu banyak perempuan dan anak-anak terdampak dan menjadi korbannya. Bahkan konon para nakes dan jurnalis serta relawan yang bertugas di sana terkena imbasnya. Bayangkan  ketika rumah sakit di Gaza diserang, dianggap merupakan strategi Israel untuk memusnahkan warga Palestina.  Bahkan kini lebih dari 800.000 warga dilaporkan tidak memiliki akses untuk bantuan kesehatan  termasuk para korban yang terluka.

    Menurut laporan dari TIME, Raz Segal direktur program studi genosida di Stockton University mengatakan bahwa pasukan militer Israel sedang menjalankan tiga tindakan genosida, yaitu membunuh, menyebabkan cedera serius dan tindakan penghancuran serius seperti penghancuran infrastruktur yang parah dan pengepungan total terhadap kebutuhan dasar masyarakat seperti air, makanan, bahan bakar serta peralatan medis. 

    Situasi yang demikian mencekam ini terjadi hampir setiap hari sehingga sangat menakutkan dan membahayakan bagi masyarakat sipil yang tak memahami konflik ini karena serangan bom bertubi-tubi dan tak bisa dielakkan lagi. Sekali lagi ini masalah kemanusiaan yang sudah di luar batas.


Perjuangan Fillind dan Bang Onim

    Ada cerita tersendiri mengenai perjuangan Bang Onim dan keluarganya di tengah kekejaman Islael kepada Palestina. Warga Negara Indonesia - WNI yang awalnya menjadi relawan Mercy dan berangkat menuju Gaza sepanjang tiga belas tahun ini, akhirnya berhasil dievakuasi bersama istrinya yang warga negara Palestina dengan tiga orang anaknya. Saya menyimak percakapannya hingga meneteskan air mata.

    "Suasana begitu mencekam karena sudah digempur di sana sini," terangnya di sebuah Podcast Daniel Tetangga Kamu yang ditayangkan di YouTube. "Kanan-kiri bom, dan jasad manusia ada di mana-mana," lanjutnya menuangkan kisah selama berada di daerah konflik, Gaza dan upayanya menyelamatkan diri. 

    "Setiap hari menjelang tidur dan usai sholat malam berusaha agar tetap menjaga wudhu untuk bersiap menjadi hari terakhir, karena bisa saja terkena bom sewaktu-waktu," begitu cerita Bang Onim yang juga seorang jurnalis itu. 

    Yang menambah sedih saat Fillind, anak perempuan bang Onim yang usianya belum remaja ditanya mengenai sekolahnya bagaimana, dia men jawab " Gak ada". "Kenapa?" "Soalnya semua sekolah-sekolah di Palestina sudah dihancurin. Banyak guru juga meninggal." katanya. 

    "Ada bom dimana-mana. Kita gak tau kapan bom nya akan berhenti, jadi kita takut."

    Ah, apa yang dirasakan keluarga ini merupakan perjuangan yang butuh keberanian dengan banyak resiko di tengah pembantaian dan penjajahan. Ambisi menguasai telah membutakan mata hati hingga ribuan nyawa tak lagi berarti.  

    "Indonesia mengutuk aksi tersebut dan mendesak Dewan Keamanan PBB untuk mengambil tindakan atas kekerasan yang berulangkali dilakukan oleh Israel. Indonesia akan selalu bersama Palestina," tegas presiden kita Jokowi.


Qunut Nazilah untuk Palestina

    Tindakan nyata untuk keprihatinan terhadap Palestina ini bisa dilakukan dengan berdonasi  membantu mereka. Salurkan melalui akun resmi supaya benar-benar sampai pada tujuannya. Kalau tidak, mungkin bisa dengan berdoa. Karena MUI - Majelis Ulama Indonesia mengajak untuk mengamalkan doa Qunut Nazilah, yang biasa diamalkan saat terjadi bencana, musibah, perang dan keadaan yang tidak menyenangkan lainnya.

    Dalam hadist diriwayatkan bahkan Nabi Muhammad SAW pernah membaca doa Qunut Nazilah ini selama sebulan penuh karena tragedi terbunuhnya para qurro' atau ahli Al-Quran. "Aku belum pernah melihat Rasulullah SAW berduka atas musibah yang menimpa delegasi beliau sebagaimana rasa duka beliau atas musibah yang menimpa delegasi beliau berjumlah 70 orang yaang dibunuh di Bi'ru dan Ma'unah, yang mana mereka semua disebut qurra'. Karenanya beliau melakukan qunut selama sebulan gunaa mendoakan kecelakaan atas orang-orang yang telah membunuh mereka" (HR Muslim)

    Untuk Palestina, "Semoga Allah SWT memberi kekuatan dan kemampuan dalam mewujudkan kemerdekaan penuh dan perdamaian abadi"

     Salam sehat dan selalu semaangat.**NZ'


Tidak ada komentar:

Posting Komentar