Minggu, 17 Desember 2023

Ketika FOPO Menghantuimu


   Sering merasa takut ketika mau melakukan sesuatu yang baru, karena memikirkan pendapat orang lain, bisa jadi itu FOPO. Jika dibiarkan berlarut-larut, maka akibatnya kurang baik buat kesehatan mental kita.  

 

                                                    foto by pinterest


    Siapa yang pernah mengalami ini? Berkali-kali sudah mematut diri di depan kaca, memakai baju model tertentu untuk menghadiri sebuah undangan, tiba-tiba saja ragu dan takut penampilannya nanti akan mejadi omongan. Lalu balik lagi dan merubah diri, berharap bisa diterima oleh siapapun meski sebenarnya merasa kurang nyaman. Ya. contoh sederhana ini kerap terjadi pada semua orang. Untuk hal kecil dan sepele, hingga urusan keputusan yang menyangkut hidup dan masa depan, kadang tergantung pada pemikiran dan pendapat orang atau opini publik. Istilah anak sekarang disebut FOPO, singakatan dari Fear of Other Persons Opinions

    Memang banyak istilah bermunculan di kalangan anak muda jaman sekarang. Di dunia mereka, terutama para Gen Z dan kaum milenial kerapkali kita mendengar kiasan dengan kata-kata baru yang lagi happening, salah satunya FOPO. Semacam istilah bahasa gaul begitu, yang muncul mewakili perkembangan jalan pikiran lalu menjadi populer. Artinya kecemasan terhadap opini atau pendapat orang lain, masyarakat dan lingkungan sekitarnya. 

    Terhadap sebuah keputusan untuk masa depan sendiri pun, seringkali terpengaruh pada pendapat orang lain. Tak mau terlihat berbeda karena takut penilaian orang lain pada dirinya, padahal sih gak penting juga ya. Namun kecemasan ini seperti menghantui, sampai mengganggu ketika harus mengambil keputusan itu sendiri. Akibatnya justru akan membatasi ekspresi diri dan merugikan kehidupannya. 

    Ya. betapa tidak enaknya hidup seperti itu, terlalu menahan diri untuk tidak melakukan sesuatu hanya karena takut dengan apa yang orang lain pikirkan terhadap kita. Tentu hanya akan membatasi dunia kita sendiri, termasuk dalam mengemukakan gagasan untuk maju. Kalau menurut saya sih, kekhawatiran yang tidak beralasan, atau khawatir yang berlebihan.  

  

Mengapa Bisa Terjadi?

    Menurut Novi Puspita Chandra SPsi Msi PhD, psikolog lulusan UGM, rata-rata orang Indonesia sekarang ini mengalami syndrome FOPO- Fear of Other Persons Opinions, seperti takut dinilai jelek, salah dan gagal. Ia menyampaikan jika ketakutan akan pendapat orang lain ini terus berlanjut bisa mengakibatkan gangguan kecemasan sosial. Kondisi tersebut tentunya akan berdampak negatif, salah satunya menjadi peragu dan sulit membuat keputusan atas pikirannya sendiri. 

    Tak bisa dipungkiri sih, karena di Indonesia sebagian masyarakatnya masih dibatasi oleh budaya feodal yang selalu menganggap bahwa yang lebih tua adalah mereka yang lebih berkuasa, sehingga ketika ada anak muda yang berbeda dan berpotensi dianggap menyalahi. Selain itu ada budaya patriarki yang menempatkan kedudukan pria lebih tinggi daripada perempuan, sehingga kaum perempuan harus mengalah dan tak layak meski memiliki potensi lebih tinggi dan berbeda. Pengaruh seperti ini yang membuat sebagian orang tanpa sadar menjadi enggan untuk berpikir dan berpendapat, termasuk atas pilihan dan keputusannya sendiri.

    Keberadaan media sosial juga seringkali membuat orang menjadi ragu untuk berekspresi, manakala ia takut dengan pendapat orang yang beraneka ragam. Takut salah dan jelek nanti kena hujatan netizen, khawatir mengungkap kegagalan karena tidak bisa menerima kenyataan dan entah apalagi yang membuat dirinya tidak bisa berkembang. 

    Memang sih, pada beberapa kasus pendapat orang lain serta masyarakat luas perlu menjadi pertimbanngan saat ingin memutuskan sesuatu. Tapi jangan sampai karena pendapat atau oponi orang lain (baca: opini publik) itu akan membelenggu untuk mejadi lebih maju. Misalnya buat ide-ide cemerlang yang perlu dieksekusi secepatnya. 

 

Apa yang Sebaiknya Dilakukan?

    Perasaan takut, khawatir sebenarnya biasa dan wajar saja dimiliki oleh siapapun juga. Namun jika dirasa tidak normal dan sudah menjadi kecemasan berlebihan yang mengganggu, memang perlu waspada. Ketika tanpa disadari, FOPO begitu saja menghantui, maka yang sebaiknya dilakukan antara lain:

* Tetaplah menjadi diri sendiri. Tanamkan di dalam pikiran bahwa keputusan dan pendapatmu adalah yang terbak untuk hidupmu, bukan karena pendapat orang lain sehingga tidak perlu terpengaruh dengan apapun. 

* Jangan memberi kesempatan untuk berpikir ulang ketika sudah mantap terhadap sebuah keputusan. Seperti mengenai hal-hal yang menyangkut masa depan dan kepentingan mengembangkan diri. Yakinkan terus pada tujuan awal, jangan sampai goyah hanya karena pendapat orang lain.

* Berusaha menutup mata ketika ada yang membuat hati kita tergoda. Kembali pikirkan bahwa hanya diri sendirilah yang akan menjalani garis hidup ini, bukan orang lain 

* Hilangkan pikiran negatif terhadap apapun, termasuk yang membuat kita over thinking dan insecure. Orang lain tak akan mengerti dan tak akan peduli dengan semua keputusan yang sudah kita jalani dan yakini. Sebaliknya, selalu hadirkan pikiran positif terhadap siapapun dan situasi apapun agar tak lagi khawatir dengan diri sendiri.

* Berada di lingkungan yang selalu memberikan support system yang baik untuk terus maju dan berani menunjukkan potensi diri serta menghargai pendapat orang lain.

    Nah, semoga kita senantiasa bijak dalam berpikir dan bertindak ya. 

    Salam sehat dan selalu semangat.***NZ    

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar