Minggu, 19 Juli 2020

Tetap Waspada Meski New Normal


Pandemi Covid 19 hingga saat ini belum juga usai. Meski dinyatakan New Normal, sebaiknya tetap harus waspada.

 

By Nur Ida Zed

  
 

 

       Siapa yang gak bosan di rumah saja. Anak sekolah yang biasanya bangun pagi, bergegas semangat ke sekolah untuk belajar dan bersosialisasi, lalu harus belajar dari rumah saja lewat internet atau daring karena penerapan social distancing dan peraturan PSBB - Pembatasan Sosial Berskala Besar.  Belajar dari rumah, bekerja dari rumah, berkegiatan dari rumah. Awalnya mungkin tidak masalah, tapi bila kelamaan, tentu akan menimbulkan efek lainnya, terutama pada sistem ekonomi dan sosial yang ada.

      Ya. Tak bisa dipungkiri bahwa pandemi Corona ini telah memporak porandakan dunia. Bahaya virus Covid 19 yaitu transmisi yang cepat dan lebih mudah dibandingkan wabah SARS yang pernah melanda dunia pada tahun 2003 membuat banyak negara melakukan lockdown untuk mengatasi penyebarannya.  Kasus positif Corona di dunia yang mencapai lebih dari satu juta sejak kasus pertama ditemukan pada November 2019 semakin hari kian meningkat dan belum turun hingga saat ini.

       Virus Corona yang menyerang saluran pernapasan manusia ini dapat menyebar melalui droplet atau tetesan kecil dari hidung atau mulut dari penderita pada saat berbicara, batuk atau bersin. Ketika tanpa sengaja menghirup droplet dari penderita atau menyentuh benda yang sudah terkontaminasi dengan droplet tersebut, maka seseorang bisa terinfeksi Covid 19. Inilah sebabnya mengapa kita penting untuk menjaga jarak hingga kurang lebih satu meter. Virus ini memiliki gejala seperti demam, batuk, pilek, gangguan pernapasan atau sesak, sakit tenggorokan, letih dan lesu.

 

     Dikutip dari BBC London, pemeriksaan data oleh Organisasi kesehatan Dunia-WHO, dari 56.000 pasien menunjukkan 6 persen memiliki gejala kritis seperti gangguan pada paru, septic shock hingga resiko kematian. Sebanyak 14 persen mengalami gejala berat yaitu kesulitan bernapas atau sesak napas, serta 80 persen lainnya memiliki gejala ringan seperti demam, batuk dan beberapa pneumonia. Meski pasien yang memiliki resiko meninggal hanya sekitar 6 persen, namun proporsi ini tidak boleh disepelekan.

 

     Di Indonesia sendiri kasus positif Corona hingga saat ini masih bertambah dan belum turun juga. Yang membuat virus ini lebih berbahaya karena tak semua yang terinfeksi menunjukkan gejala serius. Banyak  yang mengalami gejala ringan bahkan tanpa gejala atau silent carrier yang sulit dideteksi sebab hanya bisa diketahui melalui pemeriksaan. Sementara mereka yang tidak menunjukkan gejala, bisa saja berfikir bahwa dirinya sehat dan beraktivitas seperti biasa. Padahal ia dapat menularkan pada orang lain baik di rumahnya maupun masyarakat umum sehingga penyebarannya akan meluas.

 

Kebijakan New Normal

     Setelah melalui pembatasan ekonomi dan sosial beberapa bulan, penerapan New Normal menjadi salah satu kebijakan pemerintah dalam menghadapi pandemi Corona yang berkepanjangan. New Normal bukan berarti benar-benar kembali normal ya, tapi merupakan tahapan pelonggaran sebagai adaptasi terhadap kenormalan yang baru. Ini skenario yang dipilih banyak negara dalam mempercepat  penanganan Covid 19 sekaligus memulihkan aktivitas sosial ekonomi masyarakat. Menurut Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Virus Corona Achmad Yurianto,  bahwa istilah kenormalan baru atau New Normal diharapkan terus berdisiplin menerapkan kebiasaan baru demi mencegah penularan Covid 19, seperti memakai masker, rajin cuci tangan dengan sabun dan handsanitizer serta tetap jaga jarak fisik dengan orang lain minimal satu meter.

     Mulai Juni kemarin, tempat-tempat umum seperti pusat perbelanjaan, kantor, stasiun, pertokoan dan tempat ibadah di sebagian daerah, termasuk Jakarta mulai dibuka. Namun, pemerintah tetap mengharuskan penerapan protokol kesehatan. Dengan demikian masyarakat akan terbiasa beraktivitas dengan cara yang baru. Sementara pandemi belum berakhir, kita harus berdamai dengan Corona sampai saat ditemukan vaksin serta obat yang tepat yang disepakati oleh para ahli kesehatan.

 

Jangan Euforia dan Tetap Waspada

     Tak bisa dipungkiri ketika dinyatakan pelonggaran New Normal ini, rasanya tak sabar ingin segera bersosialisasi lagi. Seperti saat Car Free Day dibuka pertama, banyak yang ingin menikmati sarana olahraga di GBK sehingga pengunjung membludak. Begitupun saat pembukaan pasar dan tempat keramaian lain. Alhasil siklus penularan Covid 19 kembali meluas. Karena itu meski ada pelonggaran pembatasan namun tidak perlu eforia ya. Harus tetap waspada agar tidak terjadi second wave alias gelombang kedua.

     Untuk menghadapi situasi yang serba tak menentu seperti ini memang tidaklah mudah. Ada beberapa saran agar kita tetap save. Yang utama adalah harus berdamai dengan keadaan. Sadari bahwa New Normal bukan berarti normal beneran, karena kita sebenarnya sedang berperang melawan virus yang tak kelihatan. Selalu berfikir positif dan tidak menyalahkan keadaan. Ini penting karena di banyak negara juga sedang mengalani kondisi yang sama.

     Saling mendukung dan tetap berkomunikasi dengan teman dan kolega. Tingkatkan silaturahmi yang baik dan saling sapa, setidaknya tanya kabar dan kesehatannya, karena konon silaturahmi bisa memanjangkan usia. Sesekali boleh bertatap muka langsung dalam jumlah tertentu dan tetap memperhatikan protokol kesehatan. Namun bila tidak, mungkin bisa daring lewat telpon atau WA.

     Sempatkan untuk berjemur dan berolah raga supaya meningkatkan sistem imunitas tubuh. Bisa sambil yoga atau gerak badan biasa agar otot tidak kaku. Tak harus lama, tapi sebaiknya dilakukan secara rutin dan tepat waktu.  Olah raga tak hanya menjaga stamina, kebugaran serta membuat badan lebih sehat, tapi juga perasaan nyaman dan pikiran yang fresh.  

     Jika ingin refreshing dengan mengunjungi tempat wisata, pilih yang paling nyaman dan hindari daerah yang masih rawan. Ikuti arahan dan protokol kesehatan yang ada. Tak perlu berbondong-bondong mengunjungi mall, misalnya,  restoran atau tempat hiburan lainnya yang sudah mulai dibuka di masa New Normal ini, karena bisa memicu kerumunan orang dan beresiko menyebabkan penularan virus corona secara masif.

      Selanjutnya, jangan lupa selalu memantau perkembangan pandemi Covid 19 dari sumber resmi dan akurat untuk tetap waspada.

     Bagaimana ? Mari bersiap menghadapi New Normal dengan tahapan dan kebiasaan baru agar pandemi Covid 19 segera berlalu.***NZ

foto-foto D'vine Adinda


Tidak ada komentar:

Posting Komentar