Senin, 04 Agustus 2025

Mengelola Emosi Secara Sehat

    Emosi menjadi bagian dari perasaan yang kadang tidak bisa dikendalikan. Di saat sedang erosi, terpuruk dan tertekan, mengelola emosi dengan baik menjadi penting. Bila tidak, emosi bisa saja berakibat fatal.

by Nur Ida Zed

 

                                                                                       Ilustrasi by pinterest


    Gara-gara emosi sebuah hubungan yang sudah terjalin baik sekian lama bisa saja bubar. Entah itu hubungan pertemanan, di dunia pekerjaan, persaudaraan bahkan relationship dengan pasangan.

    Teman saya pernah cerita, karena emosi yang tak terkendali jadinya salah mengambil keputusan. Tidak lagi bisa berpikir jernih, apalagi mempertimbangkan dampak jangka panjang. Emosi ibarat api yang perlu dikelola agar tetap hangat dan bermanfaat, tidak menjalar kemana-mana, membakar dan menghancurkan.

    Tapi bagaimana ketika kita sedang berada di titik terendah seperti terpuruk dan merasa tersisih karena kurang bersinar, sehingga sering dipojokkan? Emosi bisa tiba-tiba meledak. Mudah tersinggung, marah berlebihan dan tidak enakan. Orang di sekitar seolah hanya melihat dengan sebelah mata. Terpecik sedikit saja sudah meluapkan emosi jiwa. Nah ini yang bahaya. 

    Padahal emosi sangat berkaitan dengan perasaan, yang menyangkut masalah hati dan pikiran. Bila terlalu dipendam dan tidak dapat dikelola dengan baik, maka akan berpengaruh dengan kesehatan mental. Dan ketika ini terjadi, pasti akan mengganggu kesehatan fisik juga. Sebuah penelitian bahkan menyebut bila berbagai penyakit kronis dan penyakit berat yang timbul bisa jadi berawal dari bagaimana mengelola emosi ini. Karena emosi sangat berkaitan erat dengan timbulnya stes dan tekanan jiwa.

    Mengelola emosi sangat diperlukan agar tetap stabil dan wise menghadapi segala situasi dan keadaan.  Ini memang membutuhkan latihan dan pembiasaan. Di saat sedang kesal dan seringkali emosi memuncak, maka hal sepele bisa menjadi kemarahan besar. Namun jika sudah terlatih dan terbiasa, maka segala pemicu emosi yang mampu menguras energi akan dihadapi dengan senyum, ikhlas dan sabar.


Lalu bagaimana mengelola emosi secara sehat agar tetap bahagia?

1. Selalu berpikir positif. Ini penting untuk menghadirkan energi baik dalam diri kita. Buang semua pikiran yang buruk karena semua itu tidak ada gunanya. Misalnya kita sedang terpuruk dan labil dengan naik turunnya emosi, maka tetaplah berpikir positif. Ambil hal yang baik saja mengenai pandangan orang terhadap kita. Tidak perlu diambil hati agar tidak menimbulkan emosi.

2. Berpikir sebelum bicara. Disaat sedang emosi seringkali kita tidak bisa mengontrol diri, termasuk dalam berbicara. Mengomentari hal yang tidak seharusnya di media sosial, misalnya, atau mengeluarkan kekesalan sebagai sarana membela diri sehingga terkesan meluapkan emosi. Tunggu dulu, jangan terburu buru. Sadari bahwa tidak semua orang akan mengerti tentang diri kita apalagi disaat disulut emosi. Berpikir sebelum berkata-kata dan berkomentar mengenai sesuatu yang bertentangan dengan hati kita agar tidak memacu emosi selanjutnya.

3. Buat jurnal untuk pelampiasan dan menghasilkan karya. Memendam emosi memang tidak baik juga, terutama bagi keseimbangan hidup dan kesehatan mental kita. Dari pada merancu tak terarah, ada baiknya melampiaskan emosi dengan sesuatu yang bermanfaat, seperti membuat jurnal, menulis apa yang dirasakan dalam karya, salah satunya juga ngeblog. Di saat lagi emosi biasanya malah dapat memberikan kontribusi yang out of the box, lho, di luar ide yang biasa-biasa saja. Beberapa seniman terkenal bahkan ada yang sengaja menyulutkan emosi untuk memantikkan karya yang spektakuler. Karena konon, di saat sedang emosi itulah seseorang sebenarnya sedang jujur terhadap dirinya.

4. Perbanyak Olah Raga. Melakukan olahraga juga bisa menjadi pelampiasan emosi jiwa. Tapi ingat ya,  jangan sering sering mengkondisikan seperti ini, karena berolah raga dalam situsai emosi kadang tidak terkontrol dan malah membahayakan kesehatan kita. Di saat emosi otak kita dipaksa menahan amarah sehingga pembuluh darah bisa saja pecah. Berolah raga yang teratur dengan porsi yang sesuai usia akan bisa mengatasi emosi yang timbul. Take it easy, santai saja dulu.

5. Alihkan dengan humor dan bercanda. Di saat sedang emosi, ada baiknya mengalihkan dengan humor dan bercanda. Menanggapi orang yang sedang emosi dengan emosi juga pasti tidak akan ada habisnya. Bersikap santai dengan humor dan tidak usah dibawa ke hati agar tidak merusak diri sendiri. Lakukan ini agar tidak membebabi pikiran.

6. Pelajari teknik pernapasan. Ada baiknya mempelajari teknik pernapasan untuk megatasi emosi dengan cara yang sehat dan bahagia. Beberapa contoh teknik pernapasan bisa didapatkan di berbagai literasi dan didapat di media sosial. Seperti tarik nafas panjang dari hidung, tahan sebentar lalu keluarkan lewat mulut secara perlahan akan membantu menenangkan hati dan mencegah emosi. Kosongkan pikiran dan lakukan beberapa kali.

7. Jangan pendam emosi, menangis dari cari solusi, mengadu pada Illahi Robbi. Emosi yang dipendam akan merusak jiwa dan raga kita. Tidak salah sih jika kita merasa disakiti, didholimi dan diremehkan akan timbul emosi yang tak tertahankan. Kemarahan dan dan gejolak jiwa yang meletup-letup seolah ingin ditumpahkan. Ini wajar saja, dan bisa dimengerti. Jika itu terjadi, maka luapkan dengan menangis dan cari solusi. 

    Menangis merupakan salah satu cara release dari masalah serta perasaan yang membebani seperti kemarahan dan emosi. Karena dengan begitu maka tekanan yang menghimpit dada akan sirna seiring hilangnya air mata. Terlebih bagi para perempuan yang kadang pandai menyimpan kemarahan dan rasa. Namun ada baiknya menangislah di atas sajadah sembari kita mengadu kepada Sang Pencipta. Sebab Dialah yang bisa membolak-balikkan hati, yang memiliki semua solusi yang kita cari.

    Mengadulah padaNya, ceritakan semua kegundahan dan amarahmu dalam tawadhuk dan rasa pasrah kepaNya. Niscaya semua akan baik-baik saja. Percayalah.

    Salam sehat dan selalu semangat.***NZ


Tidak ada komentar:

Posting Komentar