Senin, 18 Agustus 2025

Budaya Membaca Buku

    Kegemaran membaca buku membuat saya sering hunting ke toko buku. Rupanya ini menurun juga pada anak, meski di jaman yang sudah serba digital ini.

By Nur Ida Zed

                                           Foto: dokpri @nuridazed

        Membaca buku menjadi salah satu sarana healing bagi saya sejak dulu. Ketika sudah tekun dengan buku bacaan, entah itu buku ilmu pengetahuan, buku biografi dan motivasi, fiksi dan non fiksi hingga banyak lagi, kadang membuat saya lupa waktu. Apalagi ketika harus menyelesaikan artikel atau tulisan dengan tema tertentu, buku bisa menjadi alternatif referensi. 

    Buku sebagai salah satu sumber ilmu dan jendela dunia memang benar adanya ya. Dari buku kita menjadi tahu banyak hal. Karenanya saya juga mengoleksi buku-buku ini. Ditata di rak dan lemari buku agar terlihat rapi dan mudah untuk mencarinya kembali. Buku yang sudah lama pun tetap saya simpan rapi. Sebagian buku-buku ini saya beli sendiri, ada juga hadiah dan pemberian dari sahabat, teman dan relasi. 

    Untuk membeli buku biasanya saya sisihkan budged khusus, meski tidak banyak. Kadang kalau ada teman atau sahabat yang sedang jalan-jalan dan menanyakan mau hadiah apa, saya suka dihadiahi atau diberi oleh-oleh buku. Apalagi ada beberapa teman yang juga penulis buku, seperti Noorca Massardi, Rayni yang suka mengundang saat launching buku barunya agar bisa direview.

    Beberapa penerbit juga kadang mengirim buku untuk direview. Begitu juga nara sumber yang kebetulan menulis buku. Jadi dari buku ini akan lebih bermanfaat karena isinya bisa dibagi di blog dan di media sosial. Dulu saya pernah dikontrak juga oleh penerbit Dinastindo Adiperkasa Internasional untuk Buku Serial Profesi, beberapa waktu lalu juga bersama penulis perempuan menulis buku Mantra Bahagia. Saat di majalah Herworld dan di Global Media pernah menjadi jabrik, penanggung jawab rubrik yang mengulas buku, sehingga kegemaran membaca ini semakin tersalurkan. 

                                                    Foto: dokpri @nuridazed

    Begitulah. Budaya membaca buku agaknya juga menurun pada anak anak, karena dari kecil mereka sudah dekenalkan dengan berbagai macam buku, untuk menambah wawasan dan meningkatkan kemampuan kognitifnya. Tak heran jika sampai saat ini membaca buku masih menjadi prioritas kegiatan yang digemari, karena memang banyak manfaatnya.

    Pernah sewaktu saya ajak di sebuah acara di Semarang waktu itu, dia minta saya menyempatkan juga untuk menemaninya mencari buku novel kesukaan yang lagi hipe di Gramedia. Untung tempatnya tidak terlalu jauh dari hotel tempat kami menginap, masih di seputaran Simpang Lima Semarang, jadi saya bisa atur di sela jadwal yang cukup padat. Saya memang tidak membatasi genre tertentu untuk dia membaca buku, entah fiksi maupun non fiksi, sepanjang itu positif dan sesuai dengan perkembangan usianya.


   Buku Fisik dan Digital

    Ya. Bagi yang hobi membaca buku saat ini rasanya semakin dimanjakan. Dengan adanya buku digital yang membuat para penikmat buku seperti saya sudah tidak repot lagi musti ke toko buku karena semua bisa didapat lewat gadged yang selalu dalam genggaman. Tinggal mencari apa yang dibutuhkan di google, maka akan banyak banget informasi yang didapatkan. Kadang tidak harus membeli buku secara fisik, tapi dengan e-book, pdf dan berlangganan sudah bisa membaca sepuasnya. Tapi sebenarnya membaca buku secara fisik maupun digital ada plus minusnya. Kalau mau yang praktis tentu lebih enak dengan buku digital, tapi ketika ingin merasakan sensasi dan manfaat lebih, membaca buku secara fisik memang tidak bisa digantikan.

    Seperti menandai  dengan pembatas buku yang kini dibuat lucu dan menarik agar kita tidak lupa membaca kelanjutanya. Juga bisa menandai dengan mencorat coret sesuai dengan cara berfikir kita agar lebih mudah memahaminya. Ternyata ini juga berlaku bagi Gen Z yang suka bucin membaca dan belajar dari buku, tak peduli setebal apa. 


Inspirasi dari Buku

    Budaya membaca buku memang patut disuarakan ya, karena bagi sebagian orang membaca buku ini bahkan menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan. Selain bisa menjadi 'pelarian' yang menyenangkan dari tekanan hidup sehari-hari, juga bisa membantu menenangkan pikiran, meredakan stres dan memberi solusi dari permasalahan.

    Membaca buku bisa memberi inspirasi dan motivasi dalam menjalani hidup dan menjadi hiburan yang mudah dan murah didapatkan, baik itu dalam bentuk digital maupun fisik. Semakin banyak membaca, semakin terasa ingin tahu lebih banyak mengenai hal-hal yang kadang tidak terpikirkan oleh otak kita. 

    Saran saya, pilih buku yang sesuai minat dengan genre yang paling disukai agar termotivasi untuk terus membaca. Jangan memaksakan diri jika tidak suka karena setiap orang memiliki ketertarikan di bidang masing-masing. 

    Cari waktu yang tepat dan nyaman untuk membaca, agar bebas gangguan dan bisa lebih fokus. Tak harus membaca buku yang berkesan "berat" agar terlihat hebat, sesekali pilih buku yang isinya ringan semacam Humor Mati Ketawa Cara Rusia, untuk refreshing agar pikiran tetap segar. Saling bertukar buku dengan anak biasa saya lakukan juga, supaya kita memahami pola pikir mereka. Dengan begitu kadang bisa terlibat diskusi panjang yang mengasyikkan dari sebuah buku. Suasana ini tentu saling memberikan energi positif dalam menambah wawasan, meningkatkan imajinasi dan menjelajahi dunia baru melalui buku.

    Salam sehat dan selalu semangat. ***NZ



Tidak ada komentar:

Posting Komentar