Minggu, 25 April 2021

Belajar Dengan Yang Lebih Muda, Kenapa Tidak


        Tak ada istilah usia ketika kita mau belajar. Karena itu belajarlah sampai ke negeri China, sejak dari dalam kandungan hingga menjelang ajal.

By. Nur Ida Zed



        Setiap manusia pada dasarnya adalah pembelajar. Dari sejak lahir ke dunia saja, alam dan lingkungan sudah mengajarkan bagaimana harus beradaptasi, tumbuh dan bertahan. Lalu belajar menyusu pada ibu, menangis ketika merasa lapar, memanggil dan mengenali kata-kata, belajar bagaimana cara makan, duduk, berjalan dan berlari. Semua merupakan proses belajar yang harus dilalui agar terus dapat mengupdate diri. Dan ini yang menjadi panduan saya ketika ingin terus belajar.

        Dulu sih, saat mulai masuk sekolah, ketika masih kecil hingga SMA bahkan kuliah kita diajari oleh bapak dan ibu guru. Selain belajar tentang ilmu pengetahuan dan akademik pelajaran yang telah ditentukan oleh kurikulum, juga belajar soal etika, sopan santun dan tata cara menghormati guru, pengajar juga dosen yang lebih tua. Ya, karena ilmu yang diberikan tentu akan dapat bermanfaat untuk kita sebagai muridnya sebagai bekal di masa mendatang. Tapi seiring berjalannya waktu dan perkembangan jaman dan tehnologi yang semakin pesat, konsep belajar rasanya tidak harus kepada yang lebih tua secara usia ya, tapi lebih fleksibel kepada yang lebih paham dan tau mengenai tehnologi dan kemajuan digital saat ini.

        Saya sendiri termasuk ibu yang tak malu ketika harus bertanya pada teman yang lebih muda usianya mengenai hal yang ingin diketahui. Bahkan kepada anak. Ya, untuk beberapa hal seperti soal editing, bagaimana menerapkan beberapa aplikasi digital, soal media social dan yang berkaitan dengan kemajuan tehnologi sekarang ini, tak sungkan lagi untuk belajar dan sharing bareng anak atau kepada yang lebih muda usianya.

        Menurut saya sih bukan hal yang tabu atau bikin malu karena memang kita ingin maju. Tak masalah bila sering bertanya dan harus diulang-ulang karena belum paham. Maklumlah, jaman mama dulu belum ada yang secanggih ini, begitu saya sering berdalih saat putri saya terlihat sedikit kesal ketika ditanyakan hal yang sudah pernah dijelaskan, dan berkali-kali. Hahaha...inilah seninya. Kadang saya sempat bercanda dan bilang: waktu belum bisa maem sendiri dulu, mama juga ngajarinya berkali-kali. Lalu kami tertawa bersama-sama.

 

Saling Mengerti dan Memahami

        Untuk belajar tak kenal usia, antara yang lebih tua dan yang lebih muda. Baiknya saat ini berkolaborasi untuk saling supporting demi menghasilkan karya. Asal sama-sama memiliki niat baik dan visi serta misi yang sama, kenapa tidak ya, lupakan soal usia. Karena dalam berkarya ada baiknya terapkan sebagai rekan kerja.

        Ketika ujian sekolah kemarin saja, karena masih situasi pandemi di sekolah Puan harus dilakukan secara online di rumah saja. Nah, wali kelasnya yang sudah senior secara usia pun tak sungkan untuk mita tolong kita, korlas-koordinator kelas membuatkan kolase absensi anak karena beliau belum paham. Tak masalah kan, meski menurut kita itu hal yang mudah. Sepanjang kita, yang lebih muda tetap memahami dan menghormati untuk saling membantu demi kebaikan bersama.     

        Untuk posting blog, podcast dan channel youtube pun, seringkali saya juga belajar dari anak, atau teman yang lebih muda di komunitas bagaimana supaya menjadi lebih baik. Banyak diskusi dan minta masukan mengenai beberapa aplikasi dan yang lain agar tetap update serta menarik sebagai  sajian bermanfaat yang mengikuti kemajuan jaman. Dengan kata kunci saling berbagi dan sharing inspirasi rasanya usia tak perlu menjadi satu kendala yang berarti. Hanya ada guru saat kita berbagi ilmu, yang tidak dibatasi oleh usia dan kesan harus menggurui. Siapa yang sepakat dengan pernyataan ini ?

https://youtu.be/aLZH1cd7b_Y


       Semoga bermanfaat.

       Salam sehat dan selalu semangaatt..!***NZ

Tidak ada komentar:

Posting Komentar