Selasa, 13 Oktober 2020

5 Tips Kelola Keuangan Keluarga


Tak hanya kebutuhan keluarga sehari-hari, mengelola keuangan perlu cerdas dan cermat untuk semua kepentingan lainnya, bahkan buat hal yang tak terduga. Mari kita kulik tipsnya.

By Nur Ida Zed

 Mengelola keuangan bukanlah masalah gampang, setidaknya itu menurut saya yang bukan berlatar belakang pendidikan manajemen keuangan dan akuntansi. Dari sekolah dulu seingat saya kalau ada pelajaran yang berkaitan dengan pembukuan dan masalah keuangan sedikit parno karena harus menyeimbangkan antara debet kreditnya. Namanya juga waktu itu masih anak-anak ya, belum begitu merasakan manfaat dan kepentinganya, apa-apa tinggal minta sama orang tua.

 Setelah kuliah dan ngekost ke luar kota, baru merasakan bila pengetahuan tentang mengelola keuangan ini ternyata sangat dibutuhkan, bahkan diperlukan dalam implementasinya baik di organisasi maupun untuk diri sendiri. Apalagi setelah berkeluarga dan memiliki anak yang kebutuhannya juga harus dicukupi. Sebagai ibu, yang notabene kepala rumah tangga layaknya menteri keuangan dalam sebuah negara, kepandaian mengelola uang atau budgeting ini perlu dimiliki supaya semua kebutuhan aman dan tercukupi. Menyeimbangkan antara pendapatan dan pengeluaran ini sangat penting agar tidak besar pasak daripada tiang.

 

Nah, untuk ini saya mempunyai 5 tips yang biasa dilakukan, antara lain:

1. Pisahkan Pos Pemasukan dan Pengeluaran.

Dalam mengelola keuangan, saya selalu menyarankan untuk memisahkan antara pos pemasukan dan pengeluaran supaya lebih jelas penempatan dan penggunaannya. Setiap kali menerima uang seperti gaji bulanan, tambahan honor, pendapatan lain-lain bahkan bonus tahunan sebaiknya dimasukkan dalam pos masing-masing agar ketahuan peruntukannya. Terutama untuk pos pemasukan yang rutin seperti pendapatan bulanan yang akan digunakan untuk kebutuhan bulanan juga.

 Yang lain seperti bonus dan tambahan pendapatan hendaknya dipisah untuk pengeluaran insidental seperti laptop untuk anak. Saat sebelum pandemi pun Puan, putri saya sudah akrab dengan gadget dan laptop untuk tugas dan belajarnya, atau perabotan rumah tangga seperti mengganti AC baru karena yang lama sudah beberapa kali di servis juga, serta keperluan mobil yang tidak dikeluarkan setiap bulan. Untuk pos pengeluaran  ini tetap mengemukakan skala prioritas sesuai dengan kebutuhannya. Kalau perlu dilist agar tahu kapan semua itu dibeli hingga dapat mempersiapkan secara berkala.      

 

2. Catat Semua Kebutuhan Bulanan.

Terutama untuk kebutuhan rutin, sebaiknya dicatat dan dipisahkan posnya. Tidak saja supaya tertib, tapi dengan mencatat kita bisa mengontrol seberapa banyak pengeluaran bulanan yang dibutuhkan dan sisa dari budget yang masih ada.

 Misalnya untuk konsumsi makan sehari-hari, transportasi, biaya listrik, langganan wifi, telpon dan channel televisi hingga iuran sampah, satpam, bayar arisan serta keperluan lain yang sudah pasti harus dikeluarkan setiap bulannya. Sekecil apapun kalau memang harus dikeluarkan secara rutin bulanan hendaknya dicatat dan dipersiapkan.

 

 3. Sisihkan Untuk Kesenangan.

Rasanya tak ada salahnya menyiapkan budget untuk kesenangan, karena kita dan keluarga butuh refreshing seperti rekreasi dan relaxing buat membahagiakan diri sendiri. Ini penting supaya tetap terjaga keseimbangan antara lahir dan batin. Sesuaikan saja dengan kebutuhan bulanan, meski sedikit dan seringkali tak semua dipergunakan untuk situasi pandemi seperti sekarang.

 Budget kesenangan ini meliputi belanja pakaian, jalan-jalan dan makan di restoran bareng keluarga atau sekedar menyisakan anggaran untuk hobi dan kesenangan. Walaupun hanya seminggu sekali makan di restoran kesukaan saat weekend tentu butuh anggaran lebih juga. Dan ketika tidak digunakan, budget kesenangan ini sebaiknya disimpan. Saving dulu dan ditunda sampai situasi memungkinkan.

 Sebenarnya bisa saja kesenangan belanja ini dialihkan dengan online lewat aplikasi yang banyak ditawarkan, tapi saya memilih untuk tetap memilah sesuai kebutuhan. Gila belanja secara online bisa menjadi addict dan lepas kontrol karena tergiur barang murah dan diskon, padahal sebenarnya hanya lapar mata, ingin mencoba dan beli barang yang kurang bermanfaat. Tentang ini, nanti akan saya share di postingan yang lain, ditunggu yaa...

 Karena situasi belum memungkinkan untuk banyak beraktivitas ke luar rumah demi kesenangan, biasanya saya alokasikan budget untuk menambah pos belanja bulanan dengan memasak menu makanan istimewa buat keluarga. Jadi serasa makan di restoran meski hanya di rumah saja sehingga bisa lebih hemat.  

 Anggaran untuk kesenangan ini termasuk agenda tahunan yang biasa kami lakukan seperti mudik lebaran dan liburan tahun baru atau event holiday season. Untuk keperluan tahunan ini biasanya budget diambilkan dari bonus dan pendapatan tambahan. Kalau mungkin ditambah sisa budget kesenangan bulanan.      

 4. Siapkan Dana Tak Terduga.

Dalam mengelola keuangan keluarga, pos yang perlu diperhatikan juga sisihkan dana untuk keperluan tak terduga. Saya biasanya menyisihkan ini sebagai pos yang dipisahkan dari awal. Budgednya disesuaikan kesepakatan, bisa sedikit atau banyak yang penting bisa mengcover ketika ada keperluan yang tak terduga.

 Di dalam organisasi atau perusahaan, dana ini juga harus ada bukan ? Peruntukannya belum bisa ditentukan sebelumnya, namun harus disiapkan karena bila sewaktu-waktu diperlukan harus tercukupi. Contohnya saat tiba-tiba genteng bocor dan harus memanggil tukang untuk membetulkannya, atau tiba-tiba mobil mogok di jalan dan musti diperiksa ke bengkel, serta peruntukan lain yang urgent dan tanpa direncana tapi harus diselesaikan dengan menggunakan biaya.

 Cara saya seperti menyiapkan pos kesenangan bulanan, bila tidak dipergunakan bisa dikumpulkan atau dibuatkan rekening terpisah supaya tidak tercampur dengan dana yang keluar masuk. Jadi semacam dana cadangan.

 

 5. Pikirkan Tabungan Hari Tua.

Yang terakhir dan perlu ada adalah tabungan untuk hari tua. Saran saya   bila mungkin ada semacam asuransi itu lebih baik, atau sisihkan dana untuk hari tua dengan menyimpan uang dan menganggap tak ada. Selayaknya kita berinvestasi saja, menabung dengan tanpa memikirkannya. Kalau sudah cukup bisa saja untuk membeli properti, emas batangan atau perhiasan serta saham kalau memungkinkan. Fungsinya untuk menyiapkan hari tua kita, karena mau tak mau, suka atau tidak suka, usia dan waktu akan membawa kita se sana. Oleh karena itu, sedari muda, selagi masih bisa produktif dan banyak berkarya, pikirkan juga untuk menikmati hari tua yang tenang dan bahagia. Mencari berkah dengan lebih banyak beribadah kepada Yang Maha Kuasa, agar ketentraman hidup akan melingkupi kita dan keluarga.

 Tabungan hari tua ini juga bermanfaat untuk diberikan pada anak sebagai warisan buat pegangan masa depannya. Saya sendiri sudah menyiapkan tanah berupa kebun di daerah yang lumayan ukurannya, cukuplah untuk anak-anak bila mereka sudah dewasa. Cara ini diajarkan oleh orang tua saya sebagai salah satu tanda cinta dan kasih sayangnya.

 Ya. Mengelola keuangan keluarga mengacu pada semua kebutuhan dari setiap anggota keluarga supaya tercukupi. Sedikit ataupun banyak tak masalah, karena cukup akan selalu dapat dirasakan ketika kita tidak pernah mengeluh akan kekurangan.

 Terimakasih sudah singgah di blog saya, semoga ada manfaatnya yaa.

 Salam sehat dan selalu semangaatt..! ***NZ

Tidak ada komentar:

Posting Komentar