Senin, 09 November 2020

Tema Perjuangan Rayakan Kemerdekaan dan Hari Pahlawan


       Banyak macam jenis lomba saat merayakan kemerdekaan dan hari pahlawan. Tak hanya balap karung dan makan kerupuk saja, tapi juga tema perjuangan untuk mengenang pahlawan kita.

                                                                 Foto: dokpri @nuridazed


       Selalu penuh keseruan ketika merayakan kemerdekaan, diwarnai dengan berbagai lomba yang mengacu pada kreativitas dan semangat para generasi muda dan masyarakat pada umumnya. Semua menyambut gembira agar suasana semakin semarak saja. Tak hanya membangun rasa kesatuan dan persatuan,  aneka lomba juga dapat menanamkan nilai sejarah dan jiwa kepahlawanan yang telah diwariskan oleh generasi sebelumnya. Seperti lomba pidato perjuangan, misalnya, atau drama serta storytelling yang bertema perjuangan. Karena dituntut untuk riset dan mencari referensi yang dapat memperkaya materi serta sajian yang ingin disampaikan dalam lomba.

       Ketika di sekolah dulu, saya biasa mengikuti lomba semacam ini. Pidato perjuangan dengan menyelipkan kalimat-kalimat heroik yang dapat membangkitkan semangat dan memotivasi anak muda dalam mengisi kemerdekaan yang telah diperjuangkan oleh para pahlawan bangsa sekian lama. Bagaimana melawan kemalasan dan terus berkarya serta berprestasi membawa nama bangsa Indonesia di kancah dunia. Tema kemerdekaan yang tak hanya strategi melawan penjajah bersenjata api, tapi lebih kepada bahaya dari dalam sendiri seperti korupsi, narkoba dan hal lain yang lebih susah untuk diberantas dan dikalahkan.

 

Drama Perjuangan

       Yang tak kalah seru ketika harus menyiapkan drama bertema perjuangan dengan beberapa pemain di dalamnya. Sedikit susah ketika harus mengikuti alur cerita yang menggambarkan karakter pejuang dengan segala kostum dan properti yang ada. Untuk perempuan ada yang menjadi perawat dan siap membantu pejuang yang terluka. Setting dibuat seperti suasana jaman dahulu, begitu juga dengan perlengkapan semacam bambu runcing, radio dan sepeda tua.

       Beberapa segmen menggambarkan bagaimana para pemuda waktu itu berusaha menyatukan sikap dengan membentuk perkumpulan dari beberapa daerah.  Rapat pertemuan para pejuang yang merencanakan strategi bagaimana melawan penjajah yang menguasai negeri ini. Di sisi lain sebuah keluarga sederhana yang rela ditinggal ayah dan suaminya berjuang melawan penjajah, bergerilya menghadapi kejamnya kompeni yang menginjak-injak tanah air kita ini.

       Saya pernah di posisi sebagai narator yang juga berperan sebagai ibu yang dipamiti sang anak minta doa restu pergi berjuang. Menampakkan kegelisahan dengan banyak doa agar negeri kita segera lepas dari penindas. Lalu bersyukur ketika kemerdekaan sudah di tangan, dan berpesan kepada generasi muda untuk terus mempertahankan kemerdekaan dan mengisinya dengan karya.

       Jenis lomba seperti ini akan dapat menambah rasa cinta tanah air dan wawasan tentang sejarah perjuangan bangsa. Sehingga semangat itu tetap menggelora di dalam dada serta memantikkan kecintaan terhadap para pahlawan dan menghargai perjuangannya.

 

Meneladani Pahlawan Bangsa     

         Sebenarnya tak hanya di sekolah, semangat perjuangan itu hendaknya ditanamkan juga pada setiap elemen masyarakat hingga di kawasan RT ( baca: Rukun Tetangga) sekalipun. Saya melihat potensi anak-anak yang mulai dapat berekplorasi dengan  lomba deklamasi dan storytelling, bahkan pada mereka yang duduk di Sekolah Dasar. Generasi muda di berbagai Karang Taruna semakin aktif membentuk panitia agar suasana kemerdekaan dan pengetahuan tentang sejarah bangsa ini terus melekat sejak usia dini.

       Pengetahuan tentang pahlawan bangsa tak hanya patut dikenang dan dipelajari saja, namun lebih dari itu juga sebagai suri tauladan atau panutan mengenai kepemimpinan dan rasa cinta pada tanah air kita,  Indonesia ini. Sedih rasanya ketika menemui generasi muda yang tak lagi mengenal  sosok dan meneladani tokoh bangsa, tapi begitu hafal dengan mencontoh dan mengidolakan selebritis bahkan selebgram yang hanya popular lewat berita gosip dan sosial media.

       Saya sendiri percaya bahwa bangsa yang besar adalah bangsa yang bisa menghargai jasa para pahlawannya. Karena dari mereka ini terciptanya sejarah suatu negara. Ya, jangan sekali-sekali melupakan sejarah. Jas Merah. Begitulah pesan dari pendiri bangsa untuk semua generasi muda. Upaya upload foto bersama tokoh atau sosok pahlawan idola yang diselenggarakan oleh berbagai komunitas seperti Indonesian Social Blogpreneur, ISB juga memberikan motivasi agar lebih mengenal sejarah lewat figur pahlawan yang menginspirasi.

       Selamat Hari Pahlawan.***NZ

Tidak ada komentar:

Posting Komentar