Sabtu, 19 Juli 2025

Detoks Digital Agar Sehat Mental

    Banyak banget informasi yang mengganggu akhir-akhir ini. Bagaimana melindungi mental kita agar tetap sehat dan tidak terpengaruh bahkan menjadikan fobia.

by Nur Ida Zed

                                                                pic by pinterest


       Tak bisa dipungkiri bila setiap hari di era dunia digital telah mempengaruhi kehidupan kita di berbagai sisi. Dari bangun tidur saja sudah membuka gadged untuk mengecek notifikasi. Kemudian berseliweran berbagai informasi di media sosial berbagai platform  lewat fyp - for your page, ditambah berita di televisi, semua seolah tak berhenti membuat penuh memori di dalam pikiran dan otak kita yang berpengaruh terhatap kondisi mental. 

     Lagi-lagi berita mengenai kekerasan, pembunuhan, pemerkosaan dan hal negatif lain yang memenuhi informsi setiap hari. Baru saja kemarin viral tentang penemuan jasad yang dimutilasi, lalu pelecehan pada anak di bawah umur dari seorang guru ngaji, kini sudah ada lagi segala informasi mengenai perbuatan keji. Manusia kini seakan sudah tidak punya hati, sehingga dengan mudahnya mencelakai dan melenyapkan nyawa orang lain, bahkan orang terdekat sendiri. Belum lagi tentang perampokan, penipuan juga bencana alam yang kian marak saja.

    Ya, dan ketika berita semacam itu mampir di beranda, mau tidak mau kita jadi tergerak juga untuk membacanya, mengetahui kelanjutannya. Paling tidak kalau sudah terlanjur lewat, kemudian di  scroll dan berlalu, setidaknya mata ini sudah melihat juga.

    Di tempat arisan kemarin sempat jadi bahan perbincangan dan sharing pengalaman. Karena bagi para ibu, yang kebetulan mempunyai anak remaja alias Gen Z ini tentu sedikit khawatir bila setiap hari, bahkan setiap saat menemukan informasi dengan tema negatif yang dapat meresahkan.  

    "Astaghfirlah, itu teman dekatnya yang dimutilasi ya, kejam banget," kata salah satu teman saya ketika ada yang menyinggung soal berita yang ada. Lalu ditambahkan yang lainnya sembari menyebut asal berita. 

    Dan yang terakhir ini, tentang diplomat yang ditemukan meninggal di tempat kosnya dengan muka dibalut lakban. Oh, Tuhan, sungguh mengerikan. Kejahatan dan bencana dimana-mana. Berita politik, ekonomi yang tidak lagi baik. Lalu bagaimana cara bijak menghadapi ini, sementara mental health kita harus tetap terjaga.


Membatasi Penggunaan Media Sosial

    Mengatasi paparan informasi dengan membatasi penggunaan media sosial merupakan salah satu cara bijak agar dapat mengurangi disrupsi informasi yang kita terima. Sesekali memang kita ini perlu terbebas dari  gadged dan televisi agar membuat pikiran tidak dipusingkan oleh "huru-hara" yang kerap terjadi. 

    Ibaratnya tubuh dan pikiran kita butuh refresh sejenak agar bisa segar kembali. Kadang saya juga melakukan ini, bahkan tidak membuka media sosial beberapa waktu agar tetap fokus kepada hal yang kita tuju. Bukan tak ingin mendapat informasi, tapi lebih kepada menjaga memori tak dipenuhi oleh hal yang tak berarti.   

    Melakukan detoks digital secara berkala seperti ini penting dilakukan agar membuat kesehatan mental tetap terjaga. Cobalah menambah waktu untuk berinteraksi dengan dunia nyata dan jadwalkan untuk jeda tanpa tehnologi. sesekali dengan beraktivitas positif seperti olah raga atau memasak untuk mengurangi stres dan meningkatkan suasana hati.


Memilih Sumber Informasi yang Terpercaya

    Banyaknya platform media mainsteam dan media sosial yang ada kerap membuat pembaca seperti kita seolah terkena magnet untuk selalu mengikuti informasi yang di up date setiap hari. Cobalah mengerti bahwa ini merupakan salah satu strategi agar kita terikat untuk selalu mengikuti dan mengikuti. 

    Pilih sumber informasi yang terpercaya dan akurat agar tidak terjebak pada berita hoax. Setiap platform mempunyai ciri khas masing-masing, dan cara bagaimana meramu informasi sebagai sajian yang menarik. Kurangi mengkonsumsi informasi dari sumber yang kurang jelas atau berita yang mengedepankan sensasi semata. Pahami bahwa berita sensasional selalu memiliki tujuan sebagai marketing semata. Artinya menguntungkan bagi pengunggah berita dan merugikan kita. 


Melatih Berfikir Positif

    Setiap informasi yang diterima sebaiknya jangan ditelan begitu saja. Melatih berfikir positif dengan kesadaran penuh sehingga tidak asal menyimpulkan apalagi memberikan komentar yang kadang memperkeruh suasana. 

      Bersihkan pikiran dengan menjaga pola hidup sehat, seperti dengan olah raga atau aktifitas lain yang membuat relaks dan menyenangkan hati supaya tetap produktif dan bahagia. Menjalin komunikasi bersama teman-teman yang satu visi dan tujuan untuk kebaikan juga perlu dilakukan agar tetap berpijak pada dunia nyata.  

    Ketika terbelenggu informasi yang mengganggu, saran saya sebaiknya tidak perlu banyak mencari tahu. Stop. Pikirkan kesehatan mental kita lebih penting dari semua berita yang berseliweran di beranda dan di luar sana. 


    Ya. Detoks digital bukan berarti tidak mengikuti perkembangan informasi lewat dunia digital ya, tapi tetap menjaga keseimbangan agar tidak terjebak pada disrupsi informasi yang seringkali mengotori mental kita dengan hal yang kurang berisi. 

    Manakala sudah merasa terdistraksi, maka segera lakukan yang membuat pikiran lebih nyaman. Kalau perlu, jangan menunggu hingga merasa terganggu, tapi mencegah dengan bijak mengelola apa yang sebaiknya diserap oleh hati dan pikiran supaya kesehatan mental tetap terjaga.

    Salam sehat dan selalu semangat.***NZ


Tidak ada komentar:

Posting Komentar