Minggu, 28 Februari 2021

Tips Survive Hidup Di Perantauan


        Saat memutuskan untuk merantau, banyak yang harus diperhatikan. Selain biaya hidup yang cukup, juga kesiapan mental saat menemui berbagai tantangan agar tetap survive.

By. Nur Ida Zed

  

                                            Foto: dokpri @nuridazed

        Setiap orang tentu memiliki alasan masing-masing ketika memutuskan untuk merantau. Pergi dari kampung halaman tempat ia dibesakan dan menimba pengalaman di daerah lain, entah itu ke luar kota, ke luar pulau atau ke luar negeri. Di beberapa daerah seperti Padang, Madura, Bugis Makassar dan daerah lain, merantau konon bahkan menjadi semacam tradisi bagi sebuah keluarga untuk menunjukkan eksistensinya. Ketika memiliki anak yang sudah cukup dewasa, orang tua biasanya membiarkan mereka untuk merantau agar mendapatkan pengalaman hidup lebih luas sebagai bekal dalam menjalani masa depannya.

        Banyak cerita hidup di perantauan yang mengungkap bagaimana mengahadapi tantangan yang terkadang tidaklah gampang. Dari masalah keuangan, pertemanan hingga tuntutan beradaptasi dengan lingkungan dan budaya sekitar yang membuat kehidupan di tempat baru juga butuh kesiapan mental. Karena itulah perantau biasanya memiliki keberanian yang lebih besar, cara berpikir matang dalam memutuskan sesuatu serta mandiri.

        Beberapa hal perlu diperhatikan di saat merantau supaya bisa menyiapkan diri dan mengantisipasi serta meminimalisir kendala sehingga tetap survive di tanah orang.  Berikut THP alias tips bertahan hidup di perantauan dan tetap survive:


1.       1. Tentukan tujuan dan alasan mengapa harus merantau.

    Sebelum memutuskan untuk merantau, sebaiknya tentukan dulu tujuanmu mau kemana. Hal ini penting agar punya gambaran bagaimana nanti menjalani kehidupan di tempat baru. Begitu juga alasan kenapa harus merantau, apakah karena akan melanjutkan sekolah, kuliah, kerja atau merantau untuk mencari pengalaman baru dalam jangka waktu tertentu.

    Awal merantau dulu saya memilih Yogyakarta sebagai tujuan untuk melanjutkan kuliah. Saya ingin membuka wawasan dan bertemu dengan orang-orang yang berkompeten dengan pendidikan yang saya tekuni di kota pelajar itu. Setelah lulus, masih juga merantau untuk bekerja di Jakarta, kemudian berkeluarga.

    Selain itu karena Yogya tidak terlalu jauh dari kampung halaman saya, Blora, masih sama-sama di Jawa Tengah sehingga tidak terlalu sulit untuk beradaptasi karena latar belakang budaya yang hampir sama. Begitupun dari bahasa daerah dan budaya masyarakatnya.

 

2.       2. Persiapkan fisik dan mental.

    Sebelum pergi merantau sebaiknya tanyakan pada diri sendiri apakah sudah siap secara fisik dan mental. Karena harus hidup jauh dari orang tua dan keluarga, sebaiknya kesehatan fisik harus dijaga dan diperhatikan. Seperti ketika memiliki riwayat penyakit yang akut, sebaiknya dipikirkan untuk keputusan merantau, kecuali sudah disiapkan antisipasinya.  Teman saya waktu itu ada yang punya riwayat sakit asma akut, seringkali kambuh di tempat kost sehingga kami harus membawanya ke rumah sakit untuk dirawat sebelum kemudian balik ke daerahnya.

    Selain itu persiapan mental juga diperlukan ya. Di tempat baru tentu dituntut untuk lebih pandai beradaptasi dengan lingkungan sekitar karena budaya dan kebiasaan masyarakatnya yang berbeda. Apalagi bila di luar pulau atau luar negeri yang memiliki kultur dan pola hidup yang berbeda.

 

3.       3. Kenali tempat yang dituju sebagai lokasi perantauan.

    Mengenali daerah atau lokasi tempat perantauan ini penting juga ya. Sebab di tempat baru tentu akan berbeda dengan di daerah yang sudah kita kenal. Di banyak tempat biasanya memiliki aturan atau tata karma, budaya dan kebiasaan masyarakatnya. Sebagai pendatang baru, sebaiknya kita menghomati dan mengenalinya agar tak terjadi konflik atau hal yang tidak diinginkan. Untuk ini ada baiknya searching info agar mengetahui sebelumnya, atau tanya teman yang sudah lama tinggal di sana.

    Tata karma di suatu daerah dengan daerah lain bisa saja berbeda. Hal kecil yang dianggap biasa kadang dianggap tabu di daerah tertentu. Seperti budaya “nuwun sewu” atau permisi di Jawa Tengah, saat melintas di depan orang yang lebih tua sembari sedikit menunduk, jika lupa bisa dibilang kurang sopan. Sementara di daerah lain, mungkin ini tidak masalah.

 

4.       4. Pilih tempat tinggal yang nyaman.

    Setelah memutuskan untuk merantau, pastikan mendapatkan tempat tinggal yang baru agar lebih nyaman. Pilih lokasi yang dekat dengan kampus atau tempat kerja agar memudahkan akomodasi dan transportasinya. Atau setidaknya yang tidak terlalu jauh dengan sarana transportasi umum yang ada, supaya ketika sewaktu-waktu ada keperluan mendadak dan kendaraan pribadi sedang bermasalah, tetap tersedia alternatif lain yang lebih mudah.

    Ini bisa dilakukan dengan mencari lebih dulu, atau setelah sampai di tempat rantau. Sesuaikan dengan budget yang dimiliki dan pilihlah lingkungan tempat tinggal yang sehat serta teman yang sefrekwensi.


5.       5. Selektif memilih teman di perantauan.

    Hidup diperantauan tentu tidak bisa sendirian, pasti ada banyak teman di sekitar kita yang juga sama sebagai anak rantau. Meski demikian, sebaiknya jangan terlalu mudah percaya pada teman walau sudah saling kenal, apalagi jika baru ketemu, termasuk  saat home sick dan harus curhat. Ada banyak teman yang terkadang hanya memanfaatkan saja tanpa kita sadari, bahkan teman yang merugikan. Namun juga tidak perlu parno, jadilah diri sendiri. Pahami bahwa di perantauan, kita jauh dari keluarga dan kerabat sehingga kalau terjadi apa-apa tentu akan lebih sulit.

    Ada baiknya mencari teman yang memiliki visi dan misi yang sama, atau satu frekwensi agar lebih mudah mengerti dan memahami. Biasanya di tempat perantauan ada paguyuban dari daerah asal. Mungkin bisa ikut gabung di grup ini. Atau dengan teman yang sehobi sehingga dapat saling mendukung dan memberi energy positif untuk maju bersama, bukan sebaliknya. Meski begitu tak perlu kelewat parno. Pilih teman yang benar-benar baik dan mau mengerti dan memahami kita. Jika punya visi dan misi yang sama sehingga bisa saling percaya.

 

6.       6. Pandai mengatur keuangan.  

    Ini hal yang penting diperhatikan ketika merantau. Saat masih menerima kiriman uang dari orang tua atau bahkan bekerja, atur jangan sampai besar pasak daripada tiang. Artinya pengeluaran tidak boleh lebih besar daripada pendapatan. Segala kebiasaan yang seringkali berkaitan dengan masalah keuangan hendaknya diatur dengan benar supaya tidak habis sebelum waktunya. Kalau mungkin sisihkan sebagian uang  untuk ditabung.

    Kurangi hang out dan belanja sesuatu yang kurang begitu perlu. Bila masih ada uang sisa sebaiknya disimpan atau ditambahkan untuk ditabung, sehingga tidak khawatir apabila ada keperluan mendadak yang membutuhkan uang lebih banyak.

 

7.       7. Tetap berhubungan dengan keluarga sebagai kekuatan.

    Meski merantau, sebaiknya tetap berhubungan dengan keluarga agar tetap merasa dekat. Tak perlu bersedih saat homesick atau merasa kangen. Jadikan sebagai kekuatan yang menjadi penyemangat untuk meraih tujuanmu ketika memutuskan untuk merantau.

    Ketika merasa ingin pulang sebelum waktunya, obati dengan menikmati foto-foto atau video saat kebersamaan dengan mereka. Bila mungkin bisa juga videocall atau zoom meet agar dapat mengurangi kangen yang dirasa.

 

8.       8. Buka relasi yang baik dengan banyak orang.

    Saat hidup di perantauan tentu akan mengenal berbagai macam orang yang dapat membuka wawasan serta memperluas pergaulan. Di satu sisi, saring mana yang baik dan buka relasi serta networking agar terkoneksi saat membutuhkan pertolongan.

    Seringkali pengalaman hidup di perantauan dapat menjadi referensi yang baik saat seseorang menghadapi tantangan dan kendala.  Karena pernah sama-sama hidup di rantau, ikatan senasib bisa jadi sangat kuat di saat sudah sukses untuk saling support dan bekerja sama.

 

 Nah, begitulah. Ketika merantau sudah menjadi bagian dari proses kehidupan yang harus dijalani, maka kuatkan niat hanya untuk kebaikan. Berbagai tantangan yang harus dihadapi dan kadang tak dapat dihindari jadikan sebagai tahapan menuju kesuksesan di kemudian hari. Jangan lupa untuk selalu berdoa dan mendekatkan diri pada Yang Kuasa, agar selalu dijaga dari semua kesulitan dan bahaya sehingga tetap survive hidup di perantauan.

 Semoga bermanfaat. Salam sehat dan selalu semangaatt..!***NZ

Tidak ada komentar:

Posting Komentar