Senin, 25 Agustus 2014

Parfum dan Karakter Perempuan



Feature: Antara Parfum dan Karakter Perempuan 
By Nur Ida Zuhayanti

Perempuan tak bisa dipisahkan dari wewangian. Kelembutan dan eksotis yang dimiliki dapat tercermin lewat pilihan aroma parfum yang dipakainya.

    Ya. Wewangian memang mempunyai kekuatan yang dapat membawa imajinasi seseorang. Dan itulah dahsatnya parfum. Wanginya sanggup menyusup membangkitkan imaji dan kenangan. Bahkan menurut Mietha, suatu ketika kekasihnya yang  sedang bertugas ke Surabaya itu tiba-tiba datang karena sedang berpapasan dengan orang yang memakai parfum sama seperti yang dipakainya. “Kangen,” begitu kata auditor sebuah bank pemerintah yang menyukai parfum bernuansa lembut serta feminim macam Kenzo dan Nina Ricci ini. Baginya, parfum merupakan pelengkap kosmetik yang keberadaannya seperti bedak dan lipstik saja.

     Begitu juga Anny. Bedanya, Public Relation ArtComm ini lebih suka nuansa spicy yang sedikit maskulin dengan aroma terapi. “Aku memang tidak terlalu fanatik dengan parfum tertentu. Kadang-kadang bahkan suka bereksperimen,” terang penyuka shopping yang selalu membawa parfum dalam tas kerjanya ini. Ia mengoleksi beberapa merek seperti Estee lauder, Nina Ricci hingga Odise keluaran Issey Miyake. Pada kesempatan tertentu, seperti ketika sedang bertemu klien atau berdua dengan pasangan, ibu muda ini mengaku selalu memakai parfum untuk menambah kenyamanan. Ia merasakan kehadiran parfum sebagai pelengkap yang berarti bagi dirinya. Namun lepas dari semua itu, adakah rahasia di balik parfum seorang  perempuan?

Cerminan Karakter
     Tak bisa dipungkiri bila kebanyakan perempuan memang menyukai parfum. Setidaknya wangi-wangian atau harum-haruman untuk kenyamanan dirinya. Dalam kehidupan sehari-hari saja, misalnya, perempuan membersihkan badan dengan sabun wangi. Juga memakai pakaian yang dicuci dengan deterjen yang beraroma harum, dan terkadang masih ditambah pula dengan pewangi.

     Begitupun untuk perawatan tubuh seperti bedak, lulur, shampoo, pelembab, facial, hand and body lotion dan sebagainya yang mengandung unsur wewangian dengan berbagai macam pilihan aroma.  Bahkan pada dasarnya, tidak hanya perempuan, tapi semua orang tentu memilih bau harum dari pada sebaliknya. Sebab bau harum itu setidaknya dapat memberikan stimulasi pada seseorang, semacam kesegaran, ketenangan, kedamaian, dengan catatan apabila sesuai dengan indera penciuman masing-masing individu.
    
     “Khusus untuk parfum, bagi perempuan merupakan sesuatu yang sangat pribadi keberadaannya. Parfum bisa mencerminkan karakter pemakainya, “ terang Poppy Dharsono, desainer yang pernah meluncurkan produk parfum berlogo namanya itu ketika saya temui di rumahnya, siang itu. Misalnya: tipikal perempuan yang mempunyai pribadi yang classy dan elegant, biasanya cenderung memilih parfum dengan aroma spicy. Sedangkan yang sportif, akan cenderung memilih aroma lemon atau orange. Sementara yang maskulin, akan lebih berat pada aroma woody, atau sedikit tobacco. Dan bagi perempuan dengan tipe lembut, akan lebih nyaman dengan aroma mawar yang kental. Untuk aroma melati, biasanya banyak dipilih oleh perempuan yang romantis.

     Pada beberapa perempuan, memilih parfum bisa tergantung suasana dan kesempatan tertentu. Untuk pagi hari, misalnya, lebih cenderng ke aroma bunga-bungaan agar membawa kesan segar alami. Sedang untuk siang hari, biasanya dipilih yang tidak terlampau keras mengingat pengaruh udara yang panas. Sementara untuk suasana malam, biasanya lebih berani memilih yang eksperimental.

     Namun bagi beberapa perempuan lain, pertimbangan suasana dan kesempatan bisa saja tidak berlaku. Ia lebih nyaman dengan satu aroma, bahkan satu merek tertentu yang dirasa telah cocok dan menyatu dengan dirinya, hingga tidak mempertimbangkan lagi suasana dan acara apapun.

Sesuai  Nudge
     Memakai parfum  yang sama bagi masing-masing orang bisa saja berbeda harumnya. Artinya, meski dengan aroma yang sama, kalau sudah dipakai dapat saja berubah dan berbeda. Hal ini disebabkan karena pH kulit masing-masing orang serta unsur hormonal yang tidak sama. Dan ini dapat dipengaruhi oleh pola hidup serta makanan yang dikonsumsi, maupun mutu dan macam parfum itu sendiri.

     Mengenai mutu parfum, menurut Poppy sangat ditentukan oleh nudge, atau aroma yang ditebarkan. Dan ini dapat dibagi menjadi tiga tahapan terhitung sejak pertama parfum disemprotkan atau dipakai, yakni:

-         Top Nudge- aroma awal yang langsung menebar hingga 15 menit.
-         Body Nudge- aroma yang melekat setelah sekitar 2 sampai 5 jam dan telah menyatu dengan     aroma tubuh.
-         Bottom Nudge- sisa aroma yang tertinggal, yang sangat menentukan kwalitas sebuah parfum.

     Untuk standar parfum berkelas, biasanya melewati tiga tahapan nudge di atas, yakni top-body dan bottom nudge, sehingga sekali pemakaian bisa bertahan sampai seharian atau bahkan lebih. Namun ada beberapa parfum yang sengaja dibuat antara tahapan nudge yang memiliki tebaran aroma yang berlainan.  Nah, pilihlah  parfum  yang  sesuai  dengan  diri  kita.***NZ
foto: istimewa

1 komentar: