Minggu, 05 Mei 2013

Peduli Pendidikan Anak Bangsa



Peduli Pendidikan Anak Bangsa
Oleh Nur Ida Zuhayanti


 



  Ketika tangan kanan memberi bantuan, sebaiknya tangan kiri janganlah sampai mendengar. Begitulah  hakekat sebuah pemberian. Tulus dan ikhlas hanya
karena Tuhan. Bagaimana dengan Anda ?

     Suatu pagi di Kecamatan Kertopati, Palembang , Sumatera Selatan. Seorang  gadis kecil bernama Syalsa Dilla kembali melangkahkan kakinya ke sekolah. Bersama teman lainnya, siswa kelas IA SD 220 itu nampak berbinar menenteng tas baru dengan seragam putih merahnya. Tak bisa ditutupi, bahwa kebahagiaan begitu memancar dari sudut matanya yang polos, bening tanpa dosa.
     “Akhirnya aku bisa sekolah,” ujarnya dalam hati. Bapaknya yang sudah meninggal tentu juga akan merasa senang, karena putri kecilnya itu ada yang menyantuni, setidaknya untuk satu tahun ini. “Terimakasih GN-OTA,” demikian tulisnya pada sebuah lembaga yang menyalurkan bantuan kepadanya. “Semoga ini akan berkelanjutan, sampai tercapai cita-cita, “ ungkapnya lagi. Dan kebahagiaan ini ternyata membawa pada sepasang mata lain ikut berkaca-kaca. Sosok tanpa nama yang dengan tulus ikhlas mengulurkan tangannya. Tak seberapa, memang, menurutnya. Tapi sangat berarti bagi Dilla, juga bagi Rahma Amrita, Retno Wahyuningsih, Danang Suripto, Suparno dan yang lainnya.


     Di sisi lain, seorang ibu muda sedang menasehati anaknya. “Kita harus berbagi,” katanya pada si buah hati. Hal itulah yang selalu diajarkan kepada putranya agar bisa saling membantu. Karena itu manakala seseorang menawarkan brosur untuk menjadi orang tua asuh pada pameran kepedulian di sebuah Mall beberapa waktu lalu, sang ibu menjelaskan kepada si anak.
     “Kalau begitu, sisihkan sebagian uang jajan Nanda, Mama,” kata si anak kepada ibunya. Lalu mereka mengisi formulir, dan menyerahkan kepada petugas setelah mentransfer uang via sebuah bank. Pemandangan seperti ini membuat hati merasa bangga, betapa anak-anak itu telah mengerti bahwa dalam hidup hendaknya saling membahu dan membantu sesamanya.
     “Banyak juga lho, generasi muda yang peduli dan mau menjadi orang tua asuh,” terang Aurina Setyawitta, Pengurus Pusat Yayasan Lembaga GN-OTA ketika saya temui di kantornya, Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat. Sebuah lembaga yang mempunyai fokus utama mengupayakan peningkatan kesadaran dan tanggung jawab sosial masyarakat untuk  berperan serta sebagai orang tua asuh dalam memperjuangkan anak usia sekolah dari keluarga tidak mampu agar dapat menamatkan pendidikan dasar.

Orang Tua Asuh
     Yayasan Lembaga GN-OTA yang merupakan organisasi sosial, independen, koordinatif dan transparan dibentuk sebagai wadah kepedulian dan partisipasi masyarakat yang mengacu pada pengertian  atas wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun. Program nasional yang berhubungan dengan pemberian hak, kewajiban dan kesempatan bagi setiap anak usia sekolah, yakni 7-15 tahun. Memiliki visi mewujudkan pemerataan kesempatan pendidikan bagi setiap anak bangsa melalui pembudayaan tradisi masyarakat sebagai orang tua asuh demi masa depan bangsa ini.
     Yang termasuk orang tua asuh ini adalah warga masyarakat, perorangan dan kelompok, seperti lembaga, organisasi, instansi pemerintah atau korporasi yang secara sukarela memberi bantuan pendidikan kepada anak asuh yang membutuhkan. Bantuan itu berupa uang yang dapat dipergunakan untuk membeli ubo rampe alias perlengkapan sekolah seperti buku-buku, sepatu, tas, seragam sekolah dan sebagainya.
     Mengingat semakin banyaknya anak Indonesia usia sekolah yang belum tersentuh, maka peran orang tua asuh ini sangat dibutuhkan. Tak hanya sekedar memberikan bantuan, orang tua asuh juga dapat memilih dan menentukan sendiri jumlah anak asuh yang akan dibantu, tingkat pendidikan, daerah asal, dan berapa lama akan membantu calon anak asuh.
     Pada dasarnya, semua lapisan masyarakat dapat menjadi orang tua asuh. Dalam hal ini, lembaga yang telah berdiri sejak tahun 1996 ini menetapkan bantuan bagi siswa Sekolah Dasar (SD) sebesar 198.000 per tahun dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) sebesar 258.000,- per tahun.  Sumbangan dari orang tua asuh ini disalurkan kepada anak asuh dalam bentuk dana bantuan melaui kepala sekolah. Penyaluran dilaksanakan sesuai dengan permintaan orang tua asuh, dan akan dikirimkan melalui Bank BRI atau PT. Pos Indonesia.

Terdata dan Transparan
     Dalam menyalurkan dana bantuan, yayasan yang memiliki cabang hampir di seluruh pelosok tanah air ini mempunyai mekanisme pendataan tersendiri. Kepala sekolah SD atau SMP setara, guru kelas dan komite sekolah melakukan seleksi serta pendataan terhadap siswa yang layak menjadi calon anak asuh, dengan kriteria tergolong anak usia sekolah dari keluarga tidak mampu. Tentu saja tidak mampu menurut data kondisi keluarga yang ada di kantor kelurahan  atau desa, dan tercatat sebagai siswa atau calon siswa di suatu sekolah serta membutuhkan biaya sekolah.
     Data calon anak asuh yang telah disahkan oleh kepala sekolah bersama wakil  aparat desa  dan unsur masyarakat setempat lalu dikirimkan ke kantor pusat YLGN-OTA. Selanjutnya akan dicatat dan diolah oleh kantor pusat untuk menghindari duplikasi data. Nantinya, kepala sekolah bertugas mencairkan dana bantuan, dan memberikan kepada anak asuh yang dimaksud, kemudian menandatangani formulir bukti penerimaan bantuan, lalu mengirimnya kepada kantor pusat YLGN-OTA. Kemudian yayasan akan menyampaikan identitas anak asuh dan bukti penerimaan bantuan kepada orang tua asuh yang bersangkutan.
     Setiap penerimaan sumbangan, yayasan ini akan mengirimkan kwitansi tanda terima dana serta surat ucapan terima kasih kepada orang tua asuh. Juga salinan dari bukti penerimaan bantuan yang telah ditanda tangani oleh anak asuh, kepala sekolah, wakil aparat desa dan unsur masyarakat. Untuk akurasi data, setiap saat dapat dimonitor melalui webside GN-OTA.

Beasiswa Sampoerna Foundation
     Tak hanya GN-OTA, Putra Sampoerna Foundation (PSF) juga peduli terhadap kelanjutan nasib bangsa lewat jalur pendidikan. Memang, ada banyak hal yang dapat dilakukan, namun lembaga yang didirikan di Jakarta pada 1 Maret 2001 ini lebih mengutamakan program beasiswa. Organisasi filantropi yang memperoleh ISO 9001:2008 ini yakin bahwa program beasiswa adalah program yang sangat penting untuk menghasilkan calon-calon pemimpin yang berkualitas. Hingga saat ini, jumlah penerima beasiswa yang telah dibantu sebanyak lebih dari 34 600.
     Program beasiswa terbesar yang dimiliki oleh PSF ini adalah beasiswa pendidikan tingkat sekolah dasar dan menengah. Program ini membantu para siswa yang kurang beruntung dalam hal finansial di tingkat sekolah dasar (SD), sekolah menengah pertama (SMP) dan sekolah menengah atas (SMA) yang berprestasi. Untuk program ini PSF bekerjasama dengan Departemen Pendidikan Nasional.
     Bagi para donatur yang ingin membantu mengulurkan tangan, lembaga ini menetapkan jumlah tertentu per bulan untuk siswa SD, SMP dan SMA.  Bantuan ini akan disalurkan setiap semester atau tiap enam bulan sekali. Selain merekrut siswa untuk program beasiswa, SF juga telah memilih murid berprestasi dari beberapa  SMA  untuk menimba ilmu di Kanada, Amerika Serikat, Italia dan Inggris. Begitu juga untuk Olimpiade Sains Nasional.
     Tak hanya itu, dalam meningkatkan kualitas pendidikan, institusi bisnis sosial yang berkantor di bilangan Sudirman, Jakarta Pusat ini memberikan akses pendidikan kepada generasi muda yang kurang mampu secara finansial dan memberikan kontribusi nyata bagi perbaikan masa depan bangsa melalui pengembangan sistem pendidikan. Antara lain menyediakan program beasiswa kepada guru, program beasiswa S1 dalam negeri dan luar negeri serta program beasiswa S2 dalam negeri dan luar negeri. Untuk program ini, calon penerima beasiswa hendaknya mendaftarkan diri. Karena komitnya terhadap pendidikan bangsa, yayasan yang didirikan oleh Putera Sampoerna ini senantiasa berusaha memperbanyak penerima beasiswa setiap tahunnya. 

     Ya. Pendidikan memang merupakan salah satu kebutuhan anak bangsa. Namun situasi ekonomi yang memprihatinkan saat ini menuntut kita membuka mata demi berlangsungnya satu generasi. Kini, banyak juga yayasan serta lembaga nirlaba yang memiliki kepedulian terhadap pendidikan dengan menyalurkan beasiswa kepada mereka yang membutuhkan. Seperti Supersemar, Dompet Dhuafa, MNC Foundation, Sinar Mas Foundation, Bakrie Foundation, dan yang lainnya.  Karena itu, apapun bentuknya, bagaimanapun caranya, mari ulurkan tangan untuk ikut serta membangun masa depan bangsa dengan peduli terhadap pendidikan. ***NZ
Foto-foto: Revin Ananda

Tidak ada komentar:

Posting Komentar