Senin, 26 November 2012

Women's Health: Organ Intim


Perawatan Organ Intim 

oleh: Nur Ida Zuhayanti


Bagi perempuan, menjaga kesehatan sangatlah diperlukan. Berbagai hal harus diperhatikan, termasuk dalam  perawatan  organ  intim . 


Ketika belanja bulanan di hypermarket, seperti biasa Saskia tidak lupa membeli kebutuhan rutin untuk wanita. Apalagi kalau bukan pembalut, panty liner dan cairan pembersihnya. Sama juga dengan wanita lain, karyawan sebuah perbankan ternama ini menyadari betul bahwa perlengkapan tersebut sangat diperlukan untuk menunjang kenyamanan berkaitan dengan perawatan untuk kesehatan organ intimnya. Pembalut tentu saja dibutuhkan pada saat-saat penting, yakni waktu datang bulan atau haid. Panty liner diperlukan setiap hari, agar ia tetap percaya diri. Sementara cairan pembersih dan pewangi selalu digunakan terutama untuk keharmonisan hubungan dengan suami, supaya terasa lebih segar, bersih dan kesat, seperti kata iklan di televisi.
Ya, perempuan memang makhluk spesial dibandingkan dengan laki-laki. Setiap bulan selalu kedatangan “tamu” sebagai siklus yang melengkapi system reproduksi. Sekitar 28 hari, di dalam tubuh perempuan terjadi siklus haid yang diatur oleh hormon-hormon dan bahan kimia tubuh produksi hypothalamus otak, kelenjar pituitary dan indung telur yang akan luruh bersama dinding rahim bila tidak terbuahi. Bahkan pada saat normal dan biasa, perawatan khusus juga diperlukan untuk area yang sangat pribadi ini.

Organ Intim dan Reproduksi

Bagian paling pribadi bagi perempuan merupakan organ reproduksi yang kita miliki. Menurut Dr. Tony Smith, ahli medis dari British Medical Association Family Doctor Publication dalam bukunya “Dokter di Rumah Anda” menyebutkan bahwa organ reproduksi wanita antara lain adalah dua indung telur yang masing-masing terhubung pada rahim atau uterus oleh saluran felopian, serta vagina atau lubang penghubung antara rahim dengan alat genital luar, termasuk di dalamnya organ intim kita. Organ ini merupakan bagian penting yang harus senantiasa dirawat dan dijaga kebersihannya.
Mengapa demikian ?  Beberapa kasus menyebutkan bahwa penyakit kanker leher rahim yang seringkali diderita oleh wanita bisa berawal dari kurangnya perawatan di area ini. Seperti kita ketahui, penyakit tersebut bisa saja membawa pada kematian.  Selain itu, disadari atau tidak, beberapa keluhan dari kaum perempuan yang terjadi bermula dari kesehatan organ intim ini. Seperti rasa gatal karena iritasi di daerah kemaluan, infeksi kandung kemih, hingga keputihan atau pek thay.
Tak dapat dipungkiri, bahwa gaya hidup dan suasana perkotaan juga sangat mempengaruhi.  Karena tinggal di daerah tropis yang panas seperti Jakarta, sehingga dalam beraktivitas kita sering berkeringat. Dan keringat ini membuat tubuh menjadi lembab, terutama pada organ intim yang tertutup dan berlipat. Apalagi bila sering memakai pakaian ketat, terutama jins ketat, misalnya. Akibatnya bakteri mudah berkembang biak dan eksosistem di vagina terganggu sehingga menimbulkan bau tak sedap serta infeksi

Bakteri Baik dan Buruk

Menurut Dr. Sri Pudyastuti, SpOG, dokter spesialis kebidanan dan penyakit kandungan dari Rumah Sakit Jakarta Medical Centre (JMC), bahwa setiap wanita perlu menjaga keseimbangan ekosistem vaginanya. Ekosistem vagina adalah lingkaran kehidupan yang ada di area intim kita. Ekosistem ini dipengaruhi oleh dua faktor utama, yaitu estrogen dan laktobasilus alias bakteri baik. Jika keseimbangan ini terganggu, maka bakteri laktobasilus akan mati dan bakteri pathogen akan tumbuh sehingga tubuh akan rentan terhadap infeksi.
Pada vagina sendiri sebenarnya terdapat bakteri, yang sekitar 95 % adalah bakteri baik, sedang sisanya bakteri pathogen. Agar ekosistem seimbang, maka dibutuhkan tingkat keasaman  atau pH balance  pada kisaran 3,8 - 4,2. Dengan tingkat keasaman tersebut, laktobasilus akan subur dan bakteri pathogen yang akan mati.
Ada banyak faktor yang menyebabkan ketidakseimbangan ekosistem pada vagina ini , antara lain kontrasepsi oral, diabetes melitus, pemakaian antibiotik, darah haid, cairan mani, penyemprotan cairan ke dalam vagina atau douching serta gangguan hormon pada masa pubertas, menopause atau kehamilan.
Dalam keadaan normal vagina mempunyai bau yang khas. Tetapi, bila ada infeksi atau keputihan yang tidak normal dapat menimbulkan bau yang mengganggu, seperti bau yang tidak sedap, menyengat, dan amis yang disebabkan oleh jamur, bakteri atau kuman lainnya.  Jika infeksi ini dibiarkan atau tidak diketahui, maka dapat merambah sampai ke dalam rahim. Oleh karena itu, ada banyak hal yang hendaknya diketahui dalam perawatan kesehatan organ intim ini.

1. Kebersihan Tiap Hari
-         Seperti halnya mandi, merawat  kesehatan organ intim ini juga perlu dilakukan tiap hari. Setidaknya dengan membasuh air bersih di area yang sangat pribadi ini, serta mengganti celana dalam minimal setiap hari.
-         Jangan biarkan area ini dalam keadaan lembab, apalagi basah, karena akan mengundang jamur yang dapat merugikan kesehatan.
-         Setiap kali buang air, baik besar maupun kecil, segera bersihkan dan jangan tunda lagi. Meski terlihat sepele, sebaiknya dilakukan dari depan ke belakang, jangan sebaliknya, dari belakang ke depan, supaya kuman yang seringkali ada di anus tidak ikut menempel pada vagina.
-         Karena kulit di bagian ini lebih peka dari yang lain, maka ketika membersihkan perlu ekstra hati-hati agar tidak terluka dan iritasi.
-         Yang perlu dibasuh hanyalah bagian luar dari vagina, atau bagian yang di luar vulva, karena dinding vagina akan dibersihkan sendiri oleh cairan vagina yang juga berfungsi melindungi dari infeksi.
2. Pembersih dan Pewangi
-         Pemakaian pembersih dan pewangi di area pribadi ini sebenarnya tidaklah dianjurkan. Bahan kimia yang terdapat dalam pembersih dan pewangi dapat merusak kulit di sekitar vagina dan dinding vagina yang sensitive.
-         Lebih dari itu, semprotan dan pewangi vagina baik berupa talk maupun jelly sebenarnya tidak berguna bagi kesehatan reproduksi, bahkan dapat mengacaukan keseimbangan kimiawi dalam vagina. 
-         Hindarkan pemakaian sabun secara berlebihan, meskipun itu lembut.
-         Kalaupun perlu menggunakan pembersih, sebaiknya pilih cairan yang sesuai dengan kebutuhan organ intim Anda. 
3. Pembalut serta Panty Liner
-         Memakai pembalut sanitasi memang sangat bermanfaat dipergunakan ketika kita sedang mengalami masa haid atau datang bulan.
-         Pilihlah pembalut yang memiliki daya serap tinggi, terutama pada saat sedang banyak-banyaknya.
-         Gantilah pembalut setiap 3 sampai 6 jam, tergantung banyaknya haid supaya tetap kering dan tidak mengundang jamur.
-         Untuk panty liner, sebaiknya pilih yang steril  dan tanpa pewangi.
-         Sebisa mungkin, panty liner tidak perlu dipakai setiap hari agar sirkulasi udara berjalan dengan baik.

4. Tentang Celana Dalam
-         Seringkali kita merasa kurang nyaman manakala memakai celana dalam yang tidak pas. Tahukah Anda bahwa celana dalam juga menjadi factor yang penting dalam perawatan organ intim ini.
-         Pemakaian celana dalam dan stocking yang terlalu ketat kurang baik untuk kesehatan karena dapat mengakibatkan iritasi.
-         Pilihlah celana dalam yang berbahan katun dan mudah menyerap keringat untuk pemakaian sehari-hari.
-         Bagi yang menyukai G-string, pakailah hanya sekali-sekali, karena rentan dengan gesekan di selangkangan. Begitu juga dengan celana dalam yang penuh berenda.***NZ
foto:istimewa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar