Rabu, 06 April 2022

Journaling Untuk Sehat Mental dan Kebahagiaan


        Hobi menulis jurnal pribadi tak hanya sebagai sarana curahan hati, tapi juga baik untuk menjaga kesehatan mental dan kebahagiaan kita. Gak percaya?

by Nur Ida Zed


                                                    desain foto: dvine_adinda

        Coba diingat-ingat lagi, kapan kita mulai menulis di buku diary? Seingat saya, waktu sekolah dulu guru Bahasa Indonesia pernah memberi tugas untuk menulis semacam catatan harian tentang kegiatan apa saja yang telah dilakukan sehari- hari. Guru pelajaran agama juga begitu, tentang kegiatan harian selama bulan Ramadan, terutama ibadah sunnah yang telah dijalani setiap hari selama bulan suci. Kemudian dikumpulkan, lalu diceritakan kembali untuk refresh dan dievaluasi.

        Buku harian yang kita buat menjadi tempat curahan hati atau catatan harian yang dihadapi. Menuang tentang kejadian apa saja yang pernah dialami, baik yang biasa saja maupun yang tidak biasa. Bagi saya buku harian ini layaknya seorang teman yang bisa dipercaya. Menulis begitu saja, seperti curhat pada sebuah buku, yang bisa mengungkapkan mengenai apapun itu, entah kesenangan maupun kesedihan yang melibatkan perasaan. Kadang berupa cerita semacam paparan rasa untuk mengungkapkan segalanya, sesekali juga berupa sajak atau puisi manakala banyak hal yang dirasakan menyentuh hati. Ah, saya jadi ingat buku harian berwarna biru kado dari seorang teman ketika sweet seventeen dulu, yang masih tersimpan rapi karena ada kunci kecil dan kotaknya.

        Kini buku harian atau diary kerap disebut sebagai journal pribadi, dan kegiatan menuangkan pikiran dan perasaan lewat tulisan maupun gambar ini lebih tren dinamakan dengan journaling. Selain di atas kertas, journaling saat ini juga biasa dilakukan di laptop, komputer maupun hape. Karena itu kegiatan ini seringkali juga melibatkan kepiawaian kita menggunakan aplikasi, semacam canva, pic art, word, journey, memory dan yang lainnya untuk melengkapi apa yang akan diutarakan sebagai sebuah catatan pribadi yang menarik bila dibaca berulangkali.

        Biasanya menulis jurnal diawali dengan waktu kejadian. Kapan momen memulai sebuah perjalanan. Ketika saya dinyatakan positif hamil anak pertama, misalnya, saya ingin membuat jurnal mengenai perkembangan kesehatan saya agar lebih mengerti dan memberikan informasi dari hari ke hari. Tentang perasaan saya yang tiba-tiba saja harus menjadi seorang ibu setelah melalui tahapan sebagai perempuan dan istri yang sibuk bekerja.

        Saya menuang apa saja yang perlu dipersiapkan secara mental dan fisik agar semua rencana (baca: planning) dan goal yang diharapkan bisa berjalan dengan lancar. Mengenai bagaimana membagi waktu antara pekerjaan, keluarga dan sosialisasi dengan teman ketika sudah menjadi seorang ibu yang bekerja. Juga segala kendala yang dihadapi serta tantangan yang harus dilalui sehingga tidak ada lagi kekecewaan di kemudian hari. Ya, menuang perasaan sebagai catatan journaling ini sebenarnya banyak manfaatnya, antara lain untuk kesehatan mental dan kebahagiaan.

 

Sehat Mental dengan Journaling

        Disaat seseorang dapat mengungkapkan perasaan adalah bagian dari upaya untuk menjaga kesehatan mental kita. Dengan journaling, semua ganjalan yang ada di pikiran bisa diluapkan secara positif sehingga membuat hati menjadi tenang. Kebiasaan ini akan membuat habit yang baik karena akan memacu sel imun T-lymphocytes dalam tubuh menjadi lebih kuat sehingga dapat menurunkan tekanan darah tinggi dan tingkat depresi.

        Menurut Maud Purcell, psikoterapis yang juga ahli journaling, kegiatan ini melibatkan penerapan dari dua belah otak kita sekaligus, sehingga akan cenderung rasional dan analitis karena selalu sibuk berfikir. Di waktu yang sama, otak kanan juga akan cenderung kreatif, intuitif dan sensitive sehingga dapat membantu menghilangkan hambatan mental pada diri seseorang.

        Journaling juga dapat menjadi hobi yang bermanfaat dan bisa digunakan sebagai terapi melepas penat serta menjadi sarana mengasah kreativitas. Betapa tidak, bila waktu senggang digunakan untuk kegiatan produktif dengan menulis dan berfikir positif, maka akan jauh dari kesenangan untuk bergosip dan memikirkan hal negatif yang dapat merusak mental kita juga.   

 

Membawa Kebahagiaan

        Dengan journaling, kita akan membiarkan pikiran kita bebas berekspresi lewat tulisan, menuang segala rencana, mengukur kemampuan kita menghadapi apa yang terjadi dan bakal dilakukan sebagai harapan besar dan cita-cita yang akan diraih nanti. Kadang melanglang buana mengikuti perasaan dan merajut emosi yang kadang naik turun disertai dengan solusi. Kadangkala disertai dengan desain maupun foto-foto yang akan mengungkap memori serta semua kenangan yang akan memicu hormon dopamin yang membawa pada kebahagiaan.

         Ketika pengalaman journaling ini dapat bermanfaat juga untuk orang lain, seperti pada beberapa hal yang dapat memberikan motivasi serta menginspirasi, maka tak jarang dapat dishare lewat media sosial atau bahkan dibuat sebuah buku. Dan ini tentu akan membahagiakan karena bisa berbagi.

         Nah, apa pengalaman menarik journalingmu?

         Salam sehat dan selalu semangat.***NZ

Tidak ada komentar:

Posting Komentar