Selasa, 27 Agustus 2013

Masculine Style


Mario Lawalata: Masculine Style
By Nur Ida Zuhayanti
 

Nuansa sporty mendominasi tatanan ruangnya. Dalam sentuhan material kaca, suasana berbeda begitu terasa di rumah Mario Lawalata.

    Manakala menyambangi tempat tinggalnya di bilangan Panglima Polim, Jakarta Selatan siang itu, seolah sedang mengenal lebih dalam lagi karakter aktor muda ini. Begitu masculine: simple dan sporty. Dalam balutan gaya modern yang mengusung kenyamanan ala anak muda sebayanya, ruang demi ruang diciptakan sebagaimana ekpsresi jiwa dalam dirinya. Ya. Di atas tanah seluas 150 meter persegi, bangunan empat lantai yang ditempati bersama butik sang kakak, desainer Oscar Lawalata, Io, begitu lajang kelahiran 3 Maret 1980 ini biasa disapa meluapkan kebebasan bereksperimen lewat hunian yang ditinggali sejak beberapa tahun lalu. Dibantu desainer interior sahabatnya: Lia Suwandhono untuk pembuatan lay out awal, pemain film dan sinetron yang hobi olah raga bola basket ini  bereksplorasi mewujudkan hunian sesuai dengan kebutuhan dan aktivitasnya.
   
      “Aku suka sesuatu yang berbeda, begitupun untuk tempat tinggal,” ungkap pengagum Micheal Jourdan ini. Sebab itu ia ingin memberi sentuhan lain, dan mulai berkreasi memadukan inspirasi dengan menentukan sendiri apa yang ingin dipadankan untuk setiap bagian pada sisi rumahnya hingga hal-hal yang mendetail. 

    Sebelum mendapati ruang pribadinya itu, terlebih dahulu harus menapaki anak tangga sepanjang dua lantai karena rumah Mario ini berada di lantai tiga. Dibatasi oleh dinding kaca tebal transparan yang juga berfungsi sebagai pintu masuk, langkah saya lalu dibawa menuju ruang tamunya yang nyaman. Berlantai parket warna cerah dengan karpet tebal di atasnya membawa kehangatan suasana di dalamnya.“Di sini aku biasa menerima tamu dan ngobrol bareng teman-teman,” terang bungsu dua bersaudara itu. Seperangkat sofa bernuansa natural yang didesain sendiri menempati area ini bersama TV Plasma dan audio visualnya. Pahatan batu berbentuk tangan dalam posisi yoga yang cukup besar dan menjadi pajangan di sisi dindingnya itu seolah memberi sentuhan artistik selaras dengan tema. Meski tidak terlalu luas, Mario terlihat pandai menyiasati penataan dengan pemakaian perabot yang fungsional dan pemilihan  material yang tepat. Seperti pemanfaatan kaca tebal yang tidak hanya sebagai pembatas antar ruang, tapi juga media interaksi antara ruang dalam dengan area luar. Dengan begitu, apabila roller blind bernuansa abu-abu itu digulung, maka dari ruang tamu ini dapat ditangkap view halaman depan melalui balkon yang didesain dalam tatanan batu candi dan dinding susun sirih.

     Berlevel lantai lebih tinggi, selanjutnya ditempatkan pantry bergaya modern dengan meja dan dua kursi bernuansa hitam untuk sarapan. Dilengkapi lampu cantik di atasnya, bila malam menjelang area ini lebih mirip sebagai minibar. Di sisi lain area ini diletakkan rak sepatu yang didesain khusus dari kaca, dilengkapi dengan lampu-lampu kecil untuk menjaga temperatur sekaligus memunculkan keindahannya. Dengan line kayu berwarna merah yang mengelilingi itu seolah dibuat sebagai point of interest dari susunan sepatu Nike koleksinya yang sebagian besar didapat dari Singapura dan Australia.

     Berbatas dinding kaca juga, kamar tidur menjadi bagian sesudahnya. Sebagai area privacy, Mario mendesain bergaya simple modern dengan meletakkan tempat tidur bernuansa hitam nan elegan dengan backdrop cermin besar serta lukisan perempuan dalam dua pose: tampak depan dan belakang goresan Tantry yang didapat dari butik Hers. Di dekatnya diberi ambalan kayu berwarna hitam untuk area pajang yang menempatkan pernak-pernik berupa patung-patung kecil dari metal, cendera mata serta replica bernuansa basket. Di bawahnya ditata koleksi jam tangan kesayangan aneka merek. Berbatas karpet tebal bernuansa natural, di sebelahnya diperuntukkan sebagai area kerja. Selain perangkat komputer, mesin fax dan buku-buku, sebuah lampu hias berbentuk bulan sabit sengaja diletakkan di pojok ruang menjadi aksen yang memikat.

     Di depan tempat tidur tadi, ia juga menempatkan LCD TV yang cukup besar. Berbeda dengan di ruang tamu, seperangkat stick game dan DVD kesayangan nampak tertata rapi menemani kursi-kursi tanpa kaki. Di sebelahnya adalah lemari wardrobe yang didesain panjang untuk menyimpan koleksi pakaian, t-shirt, topi serta jaket. Area paling belakang diletakkan kamar mandi berdesain modern dalam nuansa hitam putih dan metalik. Agar terlihat segar dan alami, penyuka musik hip hop dan R&B ini memberi aksen water fall kecil sebagai elemen air dan batu coral berwarna putih. Ya. Bagi Mario, rumah ibarat sebuah dermaga yang mampu memberi keamanan dan kenyamanan penghuninya. Dapat menjadi tempat beristirahat dalam ketenangan, ruang berkumpul bersama teman-teman,  sekaligus menumpahkan segala inspirasi bagi karya-karya ke depan. ***NZ


Q & A

Area favorit di dalam rumah ?
Kalau bareng teman-teman suka di ruang tamu. Sambil ngobrol kita bisa nonton TV, dengerin musik atau makan-makan. Tapi kalau sendiri sih lebih enak di kamar, bisa nonton film, baca atau main game sepuasnya.

Rak sepatu ditata begitu khusus. Ada ceritanya ?
Dari SMP aku sebenarnya suka mengoleksi sepatu. Sebagian besar memang Nike, tapi ada juga Adidas dan Spotec. Rata-rata limited edition, jadi sayang kalau tidak dirawat. Agar tetap awet dan rapi, lalu aku minta dibuatkan tempat khusus berupa rak kaca yang unik dengan pencahayaan lampu-lampu kecil itu. Hm..,rupanya bagus juga untuk pelengkap interior ya, haha…

Untuk perabotan bagaimana ?
Aku biasa mendesain sendiri, lalu minta dibuatkan oleh tukang sehingga lebih fleksibel dan sesuai keinginan. Dari sofa, lemari hingga rak-rak semua. Tapi untuk kursi-kursi hitam tanpa kaki itu didapat  dari Ace Hardware.

Tips menata rumah ?
Bagi yang masih lajang, yang penting tentu kenyamanan dan fungsionalnya. Padukan desain sesuai selera dan jangan memaksakan diri. Manfaatkan pemakaian lampu dan effeck lighting untuk membangun suasana tertentu.***NZ
Foto-foto: Skas , istimewa


Tidak ada komentar:

Posting Komentar