Tanpa disadari trauma masa
kecil kadang bisa berpengaruh pada seseorang hingga usia dewasa, lho. Bila itu
negative, maka berdamailah dengan inner child ini.
by Nur Ida Zed
Foto: Pinterest
Istilah
inner child seringkali kita dengar berkaitan
dengan luka batin seseorang. Pengalaman masa kecil saat mendapatkan pola
pengasuhan yang salah, misalnya bisa saja menyisakan trauma yang sulit diobati,
bahkan melekat dan akan menjadi kendala yang berpengaruh terhadap karakter dan perkembangan
mentalnya. Seperti perceraian dalam keluarga, kematian orang yang disayangi,
kekerasan dalam rumah tangga, kekecewaan terhadap keadaan dan kejadian lain yang
membuat kesan membekas dan tak mudah hilang dalam ingatan.
Pada
siang kemarin (19 Maret 2022) saya berkesempatan mengikuti webinar bareng pakar di
bidang ini, yakni Dandiah Care (IG: @dandiahconsultant) bersama Komunitas ISB
secara virtual, dengan zoom meeting yang
mengulas seputar inner child ini. Konsep
mengalaman masa lalu yang tidak atau belum mendapatkan penyelesaian dengan
baik. Menurut Diah Mahmudah S.Psi dan suaminya Dandi Birdy S.Psi, setiap orang bisa jadi memiliki inner child karena memang punya
pengalaman masing-masing dalam menjalani kehidupan masa kecil bersama keluarga,
dan circle di sekitarnya. Sehingga
tidak menutup kemungkinan akan terjadi peristiwa yang dapat memberikan luka,
maupun sebaliknya, kesenangan yang akan disimpan dalam memori dan ingatannya.
“Ada beberapa level inner child yang dialami oleh
masing-masing orang ini. Dari yang ringan dan biasa-biasa saja, sedang hingga
berat sehingga butuh waktu dan terapi khusus untuk menanganinya,” terang pasangan psikolog klinis yang sudah membuat banyak buku mengenai pengasuhan dan kesehatan
mental ini. Tak hanya luka dan kepedihan yang biasa dinamakan negative inner child, tapi ada juga positive inner child yang merupakan
kenangan manis tentang hal yang positif.
Seseorang yang menemukan ini sebaiknya self awareness atau mengenali bahwa
dirinya mengalami keluhan dan akan berusaha untuk mengatasi kondisinya. Beberapa
ciri-ciri yang biasa dialami seperti rasa insecure,
hilangnya percaya diri, pendiam dan menarik diri, atau sebaliknya sangat frontal
dan tidak bisa menguasai emosi manakala menemukan hal yang berkaitan dengan
situasi inner child ini.
Banyak memang yang menjadi penyebabnya,
termasuk masalah luka pengasuhan. Seringkali tanpa disadari orangtua justru berkontribusi terhadap
perkembangan anak mengalami “kepedihan” ini. Ungkapan rasa sayang yang salah,
fungsi orang tua sebagai pelindung yang kerap memberi semacam dogma harus dipatuhi
kadang membuat anak tak bisa melawan suara hati. Dandiah Care merangkum ada
tujuh tema luka pengasuhan yang dapat menjadi pemicu inner child ini, yaitu:
1. 1. Unwanted Child, artinya keinginan masa
kecil yang belum pernah tercapai. Seperti ketika kecil ingin punya sepeda, tapi
karena orang tua takut nanti bakal jatuh dan kenapa-napa sehingga tidak
dibelikan.
2. 2. Bullying atau perundungan. Hal yang
seringkali kita dengar, bahkan mungkin pernah dialami yang membuat masa kecil
dulu jadi takut dan insecure, bahkan
sampai menyisakan dendam dan butuh pembuktian.
3. 3. Sibling Rivalry, persaingan antar saudara.
Dari kecil seringkali dibanding-bandingkan dengan dengan saudaranya, entah
masalah kepintaran, prestasi atau apapun. Bahkan setiap kali ada pertemuan atau
kumpul keluarga besar yang membawa anak kecil selalu dibanding-bandingkan akan
membuat anak menyimpan rasa sakit yang tak terkatakan.
4. 4. Buah helicopter parenting, pola asuh
dimana orang tua terlalu dominan pada anak, dan cenderung terlalu terlibat pada
kehidupan mereka. Bahkan anak tidak dibiarkan mengambil keputusan sendiri
karena takut mengambil pilihan yang salah, meski untuk masa depannya sendiri
karena semua fasilitas sudah diberikan oleh orang tuanya secara afeksi atau
perhatian.
5. 5. Parent way, orang tua yang terlalu keras
dalam bersikap seolah mengendalikan anak, sehingga berkesan otoriter.
6. 6. Anak
broken home, kondisi perceraian orang
tua yang menyisakan pengalaman pahit dan menjadi luka. Mungkin karena
pertengkaran mereka, pengalaman yang tidak menyenangkan, bahkan kekerasan dalam
rumah tangga. Kondisi anak seperti ini akan menjadi rapuh.
7. 7. Anak
terlantar di rumah mewah, seperti burung dalam sangkar emas. Bukan hal yang
menyenangkan juga berada di situasi keluarga yang berkecukupan tapi tak pernah
mendapat kasih sayang dari orang sekitar, terutama keluarga dan orang tua
karena sibuk bekerja, mungkin sehingga
anak akan merasa trauma sendirian, merasakan tak punya teman yang bisa diajak
bicara, sharing kehidupan dan
sebagainya.
Membasuh Luka Pengasuhan
Ketika seseorang menemukan inner child sebaiknya mulai
menyadari bahwa luka hati ini harus segera disembuhkan. Masa lalu yang menjadi beban
sebaiknya segera diselesaikan sehingga tak akan ada lagi ganjalan yang dirasakan.
Ada tiga hal yang dapat dilakukan untuk
membasuh luka pengasuhan, yaitu dengan:
1. * Ilmu Self Healing Therapy, agar bisa
keluar dari zona mental kurban.
2. * The Power of Forgiveness, memaafkan
untuk membersihkan jiwa dari ragam penyakit hati.
3. * Anger Management, mengatur kemarahan dan ledakan emosi dengan baik, terutama saat menemukan situasi dan kondisi yang membuat seseorang mengingat kembali atau mengenangkan hal yang berkaitan dengan luka batinnya.
Selain itu, yang tak kalah penting adalah menyadari dan mengelola dengan melakukan pemulihan jiwa yang terluka sebagai tindakan kuratif dengan melakukan terapi self healing tadi, serta preventif dengan mencegah agar luka pengasuhan stop hanya di kita. Artinya berharap tak akan terjadi lagi pada anak-anak kita dan seterusnya. Anggap saja yang sudah dialami adalah pelajaran penting untuk proses pengasuhan selanjutnya. Berhenti saja pada diri kita dan berdamai dengan inner child, lalu fokus terus berdaya. Seperti Han Sun Joo, tokoh ibu dalam Drama Korea Show Window yang menerima luka batin dengan perceraian orang tuanya, lalu ia berusaha sekuat tenaga mempertahankan pernikahannya demi kebahagiaan sang anak agar tidak memiliki luka hati yang sama dengan dirinya.
Akhirnya, tak ada manusia yang sempurna. Perjalanan hidup ini merupakan proses panjang pembelajaran yang sudah ditentukan oleh Allah SWT sesuai dengan takdirNya. Ketika kita menemukan inner child, maka berdamailah sebagai rasa syukur atas karunia dan nikmat yang diberikan oleh Nya. “Jika kamu terlahir bukan dari keluarga berlimpah cinta, pastikan keluarga berlimpah cinta itu lahir mulai dari keluarga kecilmu saat ini,” Begitulah pesan dari Dandiah Care Center. Setuju, kan?
Terima kasiih banyak sudah singgah di blog saya.
Salam sehat dan selalu semangat..!
***NZ
Tidak ada komentar:
Posting Komentar