Apa yang menjadi harapanmu di jangka pendek dan jangka panjang? Tetapkan hati agar dapat terlaksana di kemudian hari.
By Nur Ida Zed
Keinginan
yang selalu diupayakan dengan berulang akan menjadi doa yang didengar dan
dikabulkan. Saya percaya ini, karena ketika berharap sesuatu, alam bawah sadar
akan muncul dorongan untuk mewujudkannya sehingga timbul usaha yang tidak bisa
diduga. Lalu semesta seolah ikut mendukung niat baik kita lewat energi positifnya.
Sebagai contoh kecil saja ya, sewaktu masih duduk di bangku TK, saya mengajak Puan, putri saya mengantar kakaknya mengikuti kejuaraan Taekwondo tingkat Nasional di arena GOR POPKI- Pusat Olahraga Persahabatan Korea Indonesia di Cibubur. Venue yang biasa dijadikan ajang kejuaraan bergengsi tingkat Nasional dan Internasional semacam Sea Games dan Asian Games. Saat pertama itu kami merasakan aura yang berbeda karena sudah disetting sedemikian rupa, dengan tatanan matras di bawahnya serta spanduk dan baliho pendukung acara, lengkap dengan supporting para atlet dari berbagai kota bersama panitia, para pelatih, orang tua dan penggembira. Ketika itu dia bilang, “ Puan pingin ikutan juga,” katanya.
Ah, lalu ketika break istirahat, dia diantarkan sahbeum
(baca: pelatih) menuju arena untuk main-main sembari melambaikan tangan, dada
dada, sementara kami menyambut dengan memandang dari balkon saja, selayaknya
melepas Sang Atlet berlaga. Siapa sangka, akhirnya di kemudian hari dia
berkesempatan untuk mengikuti kejuaraan di sana dan seringkali menang membawa
medali emas karena juara. Anak perempuan juga bisa, begitu pikir saya yang
waktu itu tak sengaja berharap dia mau berlatih juga.
Harapan dan Doa
Ya, tak masalah bila kita, manusia, siapapun juga punya harapan untuk dirinya dan
keluarga, misalnya. Apapun itu jangan membuat kita ragu seolah “pungguk
merindukan bulan” manakala harapan dan mimpi seakan ketinggian. Saya selalu ingat cerita Thomas Alfa Edison,
penemu listrik yang juga ilmuan pemilik ratusan hak paten yang awalnya
dipandang sebelah mata dan “dipaksa” keluar dari sekolah karena dianggap
penghayal, tidak bisa mengikuti pelajaran sehingga harus dikembalikan kepada
orang tuanya. Sang ibu bersikukuh dan bilang,” Anda yang tidak mampu mengajari
anak saya yang jenius, luar biasa.” Kemudian dengan segala upaya, meyakinkan
diri dengan penuh harapan dan doa, Thomas akhirnya dapat menunjukkan sebagai
seorang ilmuwan yang diakui dunia dan kaya raya.
Pastinya banyak kisah lain dari sebuah
harapan yang kemudian menjadi nyata. Semua itu terjadi karena adanya upaya dan
doa. Karena Allah SWT telah berfirman dalam Al-Quran surat Ar-Ra’d ayat 11 yang
artinya: “Sesungguhnya Allah tak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum
mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri.”
Untuk saat ini sih harapan jangka
pendek saya Puan lulus SMP dengan nilai bagus dan dapat diterima di SMA yang
diinginkan. Semoga juga bisa diterima lewat jalur prestasi lagi dengan
rekomendasi sertifikat kemenangannya di kejuaraan internasional kemarin. Lalu
sekolah bisa kembali tatap muka, anak-anak bersukaria, bersosialisasi juga di
dunia nyata dan bermain dengan teman-temannya serta dapat belajar dan
berekplorasi sesuai minat atau bakatnya.
Di situasi pandemi seperti ini, harapan
utama saya tak lain selalu diberi kesehatan, keberkahan dan keberuntungan. Karena
melihat suasana yang belum normal sempurna, masih banyak yang harus dijaga
sehingga setiap doa dalam sholat saya
sisipkan tiga poin itu. Semoga pandemi segera berlalu. Keep your Hope. Harapan
merupakan semangat untuk hidup yang membuat kita selalu bisa bangkit dari
kondisi apapun juga.
Salam sehat dan selalu semangaatt..!***NZ