Tahun
ini tentu banyak agenda traveling yang tertunda. Meski new normal, tapi rasa
khawatir tetap saja ada buat jalan bareng keluarga.
By Nur Ida Zed
Siapa sangka
pandemi bisa sepanjang ini. Begitu banyak rencana yang sudah dibuat harus ditunda karena situasi dan kondisi yang belum
memungkinkan, termasuk keinginan jalan-jalan atau traveling karena belum secure sepenuhnya. Memang sih, di era new normal beberapa tempat wisata dan
hotel sudah mulai banyak dibuka, tapi entah kenapa kalau tidak terlalu penting
banget rasanya enggan untuk jalan karena harus melalui prosedur protokol
kesehatan seperti menunjukkan hasil rapid
test negative terbaru atau persyaratan lain di tempat yang dituju sehingga lebih baik menunda sampai normal sebenarnya.
Kalau dulu saya suka jalan sendiri saja, backpacker bareng teman ke tempat yang
ada tantangan sebagai seorang petualang. Sesekali memenuhi undangan bersama
para jurnalis seperti ketika di Lombok, Nusa Tenggara Barat waktu itu untuk
meliput serangkaian acara Festival Maritim dari Dirjen Pariwisata. Tapi
sekarang lebih banyak jalan bersama keluarga kecil saya. Tujuan utama tentu
membuat semua anggota keluarga senang dan bahagia.
Memang kebutuhan untuk rekreasi seperti
traveling sebaiknya disempatkan karena bermanfaat menjaga keseimbangan antara
hati dan pikiran. Kegiatan rutin yang biasa dilakukan sehari-hari seringkali
menimbulkan kejenuhan, sehingga refreshing sejenak dengan suasana baru bisa
memberi kesegaran dan semangat lagi dalam menjalankan aktivitas. Ibarat handphone tentu perlu nge-charge batere supaya bisa lebih on, kan ?
Mudik Yang Tertunda
Kalau ditanya kemana rencana traveling setelah
pandemi, anak-anak saya sudah menunjuk mudik yang tertunda. Hahaha… Sejak
pandemi melanda negeri kita hingga saat ini, kami belum bisa pulang kampung untuk silaturahmi kepada orang
tua. Alasannya saling menjaga agar tidak
tertular dan menularkan corona kepada mereka, karena usianya sudah sepuh dan
takutnya ada penyakit penyerta. Jadi
saat Iedul Fitri, juga ketika Iedul Adha tahun 2020 ini harus puas hanya dengan
komunikasi lewat telepon dan video call saja.
Mudik sudah seperti ritual tahunan yang biasa
kami lakukan bersama keluarga. Entah kenapa moment
lebaran yang berbarengan dengan liburan dan cuti bersama seringkali dimanfaatkan
sebagai sarana berkumpul bareng keluarga besar juga. Semua saudara, terutama
adik-adik, sepupu, ipar, anak dan menantu biasanya menyempatkan waktu untuk bertemu
meski hanya sebentar buat saling sapa secara langsung dan maaf memafkan antara keluarga satu dengan
lainnya. Dan perjalanan dalam suasana mudik dan balik lebaran itu yang selalu
bikin kangen. Meski bermacet ria di tol Cipali, tapi keseruan di jalan,
berhenti di pom bensin dan bersantai sejenak di rest area sembari makan atau antri sholat di masjid membawa kesan
tersendiri di setiap tahunnya. Hal Ini terasa
lebih merekatkan kebersamaan antar
setiap anggota keluarga.
Selain silaturahmi, bagi kami pulang kampung juga
menjadi event untuk berwisata. Biasanya
kami singgah di kota Solo, Jawa Tengah, menikmati wisata kuliner yang
memanjakan lidah. Seperti Selat Solo, Nasi Liwet, Serabi Notosuman dan jajanan
lainnya. Lalu lanjut ke Yogyakarta, yang jadi destinasi sembari mengenang masa
kuliah dulu.
Yogya menjadi tujuan wisata yang tak pernah
membuat bosan. Meski dulu menghabiskan waktu sepanjang kuliah di kota pelajar
dan mahasiswa ini, rasanya seneng aja kalau bisa kembali menikmatinya bersama
keluarga. Jalan-jalan di sepanjang Malioboro, singgah di Keraton, Taman Sari,
Siti Hinggil alun-alun Utara. Saya ingin mengenalkan anak-anak dengan suasana
dimana ayah dan ibunya pernah menuntut ilmu di sana. Mencicipi kulinernya
seperti gudeg, bakpia dan yangko, hingga esgepece alias nasi pecel di dekat Balairung
kampus yang biasa didatangi para mahasiswa dan dosen waktu itu. Semacam napak tilas, begitulah, karena
anak-anak saya lebih mengenal Jakarta daripada daerah orang tuanya.
Beberapa tahun belakangan ini setiap menjelang
tahun baru kami biasa menyisakan waktu untuk traveling bareng keluarga kecil saya dengan menginap di
hotel yang tak jauh dari Jakarta. Mencari suasana nyaman dalam nuansa alam yang
masih sejuk dan asri untuk ketenangan serta refleksi diri dan rasa syukur
dengan berenang sepuasnya.
Entahlah tahun ini apakah juga bisa, atau
harus dipending dulu karena pandemi masih ada? Tak apa, yang terpenting bagi
kami adalah kesehatan dan bisa terus berkumpul bersama keluarga. Kalau mungkin
dan bila diberikan banyak rezeki, sungguh kami ingin bisa beribadah umroh
bareng keluarga kecil saya. Semoga keinginan ini dapat diijabah oleh Allah SWT,
aamiin..
Terimakasih sudah singgah di blog saya
Salam sehat dan selalu semnagaatt..!***NZ