Mario Lawalata: Masculine Style
By Nur Ida Zuhayanti
Nuansa sporty mendominasi tatanan ruangnya. Dalam sentuhan
material kaca, suasana berbeda begitu terasa di rumah Mario Lawalata.
Manakala menyambangi tempat
tinggalnya di bilangan Panglima Polim, Jakarta Selatan siang itu, seolah sedang
mengenal lebih dalam lagi karakter aktor muda ini. Begitu masculine: simple
dan sporty. Dalam balutan gaya
modern yang mengusung kenyamanan ala anak muda sebayanya, ruang demi ruang
diciptakan sebagaimana ekpsresi jiwa dalam dirinya. Ya. Di atas tanah seluas
150 meter persegi, bangunan empat lantai yang ditempati bersama butik sang
kakak, desainer Oscar Lawalata, Io, begitu lajang kelahiran 3 Maret 1980 ini
biasa disapa meluapkan kebebasan bereksperimen lewat hunian yang ditinggali
sejak beberapa tahun lalu. Dibantu desainer interior sahabatnya: Lia Suwandhono untuk
pembuatan lay out awal, pemain film dan sinetron yang hobi olah raga
bola basket ini bereksplorasi mewujudkan
hunian sesuai dengan kebutuhan dan aktivitasnya.
“Aku suka sesuatu yang berbeda,
begitupun untuk tempat tinggal,” ungkap pengagum Micheal Jourdan ini. Sebab itu
ia ingin memberi sentuhan lain, dan mulai berkreasi memadukan inspirasi dengan
menentukan sendiri apa yang ingin dipadankan untuk setiap bagian pada sisi
rumahnya hingga hal-hal yang mendetail.
Sebelum mendapati ruang
pribadinya itu, terlebih dahulu harus menapaki anak tangga sepanjang dua lantai
karena rumah Mario ini berada di lantai tiga. Dibatasi oleh dinding kaca tebal
transparan yang juga berfungsi sebagai pintu masuk, langkah saya lalu dibawa
menuju ruang tamunya yang nyaman. Berlantai parket warna cerah dengan karpet
tebal di atasnya membawa kehangatan suasana di dalamnya.“Di sini aku biasa
menerima tamu dan ngobrol bareng teman-teman,” terang bungsu dua bersaudara
itu. Seperangkat sofa bernuansa natural yang didesain sendiri menempati area
ini bersama TV Plasma dan audio visualnya. Pahatan batu berbentuk tangan dalam
posisi yoga yang cukup besar dan menjadi pajangan di sisi dindingnya itu seolah
memberi sentuhan artistik selaras dengan tema. Meski tidak terlalu luas, Mario
terlihat pandai menyiasati penataan dengan pemakaian perabot yang fungsional
dan pemilihan material yang tepat.
Seperti pemanfaatan kaca tebal yang tidak hanya sebagai pembatas antar ruang,
tapi juga media interaksi antara ruang dalam dengan area luar. Dengan begitu,
apabila roller blind bernuansa abu-abu itu digulung, maka dari ruang
tamu ini dapat ditangkap view halaman depan melalui balkon yang didesain
dalam tatanan batu candi dan dinding susun sirih.
Berlevel lantai lebih tinggi,
selanjutnya ditempatkan pantry bergaya modern dengan meja dan dua kursi
bernuansa hitam untuk sarapan. Dilengkapi lampu cantik di atasnya, bila malam
menjelang area ini lebih mirip sebagai minibar. Di sisi lain area ini
diletakkan rak sepatu yang didesain khusus dari kaca, dilengkapi dengan
lampu-lampu kecil untuk menjaga temperatur sekaligus memunculkan keindahannya.
Dengan line kayu berwarna merah yang mengelilingi itu seolah dibuat
sebagai point of interest dari susunan sepatu Nike koleksinya yang
sebagian besar didapat dari Singapura dan Australia.
Berbatas dinding kaca juga, kamar
tidur menjadi bagian sesudahnya. Sebagai area privacy, Mario mendesain
bergaya simple modern dengan meletakkan tempat tidur bernuansa hitam nan elegan
dengan backdrop cermin besar serta lukisan perempuan dalam dua pose:
tampak depan dan belakang goresan Tantry yang didapat dari butik Hers. Di
dekatnya diberi ambalan kayu berwarna hitam untuk area pajang yang menempatkan
pernak-pernik berupa patung-patung kecil dari metal, cendera mata serta replica
bernuansa basket. Di bawahnya ditata koleksi jam tangan kesayangan aneka merek.
Berbatas karpet tebal bernuansa natural, di sebelahnya diperuntukkan sebagai
area kerja. Selain perangkat komputer, mesin fax dan buku-buku, sebuah lampu
hias berbentuk bulan sabit sengaja diletakkan di pojok ruang menjadi aksen yang
memikat.
Di depan tempat tidur tadi,
ia juga menempatkan LCD TV yang cukup besar.
Berbeda dengan di ruang tamu, seperangkat stick game dan DVD kesayangan
nampak tertata rapi menemani kursi-kursi tanpa kaki. Di sebelahnya adalah
lemari wardrobe yang didesain panjang untuk menyimpan koleksi pakaian,
t-shirt, topi serta jaket. Area paling belakang diletakkan kamar mandi
berdesain modern dalam nuansa hitam putih dan metalik. Agar terlihat segar dan
alami, penyuka musik hip hop dan R&B ini memberi aksen water fall
kecil sebagai elemen air dan batu coral berwarna putih. Ya. Bagi Mario, rumah
ibarat sebuah dermaga yang mampu memberi keamanan dan kenyamanan penghuninya.
Dapat menjadi tempat beristirahat dalam ketenangan, ruang berkumpul bersama
teman-teman, sekaligus menumpahkan
segala inspirasi bagi karya-karya ke depan. ***NZ
Q & A
Area favorit di dalam rumah ?
Kalau bareng teman-teman suka di
ruang tamu. Sambil ngobrol kita bisa nonton TV, dengerin musik atau
makan-makan. Tapi kalau sendiri sih lebih enak di kamar, bisa nonton film, baca
atau main game sepuasnya.
Dari SMP aku sebenarnya suka
mengoleksi sepatu. Sebagian besar memang Nike, tapi ada juga Adidas dan Spotec.
Rata-rata limited edition, jadi sayang kalau tidak dirawat. Agar tetap
awet dan rapi, lalu aku minta dibuatkan tempat khusus berupa rak kaca yang unik
dengan pencahayaan lampu-lampu kecil itu. Hm..,rupanya bagus juga untuk
pelengkap interior ya, haha…
Untuk perabotan bagaimana ?
Aku biasa mendesain sendiri, lalu
minta dibuatkan oleh tukang sehingga lebih fleksibel dan sesuai keinginan. Dari
sofa, lemari hingga rak-rak semua. Tapi untuk kursi-kursi hitam tanpa kaki itu
didapat dari Ace Hardware.
Tips menata rumah ?
Bagi yang masih lajang, yang
penting tentu kenyamanan dan fungsionalnya. Padukan desain sesuai selera dan
jangan memaksakan diri. Manfaatkan pemakaian lampu dan effeck lighting
untuk membangun suasana tertentu.***NZ
Foto-foto: Skas , istimewa