Pernahkah kita menyadari kalau diri ini sebenarnya juara sejati? Selalu mendukung dan mendampingi anak berprestasi dengan ketulusan hati.
By Nur Ida Zed
foto:DokPri @nuridazed Sekali lagi saya bersyukur ketika putri
saya Puan kembali meraih medali emas untuk kategori Junior Female di kejuaraan
Taekwondo tingkat Nasional Kapolri Cup-3 yang terselenggara pada 25-27 Februari
2022 kemarin. Selain putri saya yang mendapat penghargaan dan ucapan selamat, ternyata saya,
ibunya juga ikutan dapat apresiasi.
“Selamat ya, Mama Puan,” begitu banyak reply yang dikirim teman-teman setelah saya posting
prestasi ini di media sosial. Meski seringkali dia juara, baik di tingkat
Nasional maupun Internasional, tapi setiap kali selalu saja terasa ada yang
berbeda dan istimewa. Ya, karena setiap kali mengikuti kejuaraan tentu memiliki
cerita yang tidak sama. Baik dari persiapan latihan, fisik dan mental serta mood yang harus dibangun agar tetap
stabil sehingga akan menghasilkan performa yang maksimal.
Kali ini entah sudah yang ke berapa
kalinya. Meski sebelumnya, sejak dinyatakan pandemi, pemerintah sempat melarang
penyelenggaraan kejuaraan olahraga seperti Taekwondo ini dilakukan di arena
karena akan mengundang kerumunan yang dikhawatirkan akan terjadi penyebaran
Covid-19. Lalu stuck, dan akhirnya
kebijakan pemerintah memperbolehkan penyelenggaraan kejuaraan secara virtual. Layaknya
mendapat angin segar, hal ini tak menyurutkan generasi muda untuk tetap berkreativitas
dan berprestasi, bahkan semakin meluas lagi hingga ke luar negeri. Semua bisa
dilakukan secara online.
Awal Mula Mendampingi
Saya masih ingat betul, saat pertama
kali mendampingi putri saya ini latihan. Waktu itu dia masih duduk di kelas B,
Taman Kanak-Kanak, sekitar umur tiga setengah tahun. Keinginannya terlihat
setiap kali menemani kakaknya berlatih dan mengikuti kejuaraan lebih dulu. Lalu
oleh Sabeum (baca:pelatih) dia diijinkan mengikuti latihan asal ada orang tua
yang mendampingi. Sebagai ibu, saya siap. Sejak itulah kemudian saya selalu
mengikuti perkembangan dan effortnya
hingga bisa maju ke arena pertandingan sampai sekarang.
Awalnya tentu saya khawatir. Anak
sekecil itu, perempuan pula, maju bertanding kyorugi di arena yang begitu besar, di Gelanggang Olah Raga POPKI,
Pusat Olahraga Persahabatan Korea Indonesia di Cibubur, Jakarta Timur. Setiap
kali mengikuti kejuaraan, jantung saya terasa berdegup kencang dan dalam hati tak
berhenti berdoa agar tidak cedera. Kemudian Alhamdulillah, karena prestasinya
itu, dia pernah perform dan diwawancara
di acara Anak Prestasi di sebuah stasiun televisi bersama Mentri Pemuda dan
Olahraga beserta Deputi Bidang Peningkatan Prestasi pada saat Hari Olah Raga
Nasional. Tentu saya bangga, karena ikut ditanya-tanya bagaimana tips
mendampingi putri saya Puan, D’vine Adinda Nizbach meraih prestasi hingga saat
ini, sebab tidak semua orang tua bisa melakukannya.
Memang tidaklah mudah, waktu masih kecil
dulu membawa dia pada passion bela
diri asal Korea ini. Butuh latihan intensif, konsisten dan terprogram agar power dan tekniknya terus berkembang dan
tetap konstan meraih prestasi. Godaan rasa malas dan pengaruh teman merupakan
salah satu tantangan yang harus dihadapi. Sesekali harus melawan emosi diri,
menambah kesabaran dan menetapkan hati supaya terjaga semangat serta suasana selaras
harmoni.
Pernah suatu kali, namanya anak-anak
perlu waktu bermain dan bersosialisasi dengan teman, sementara harus mengikuti
jadwal latihan. Atau di sekolah ada ulangan yang bentrok dengan kejuaraan. Saya
harus mencari solusi dan tetap menyikapi dengan senang. Belum lagi ketika
banyak pekerjaan yang harus diselesaikan dengan deadline berbarengan. Mau tak mau butuh ekstra tenaga dan pikiran. Semua itu menuntut penyelesaian dengan bijak serta cermat, yang tak semua orang bisa melakukannya. Dan
saya menjalani ini dengan ketulusan hati.
Dengan Ketulusan Hati
Ya, ketulusan hati menjadi kunci dan
kekuatan yang membedakan saya dengan yang lainnya sehingga bisa menjadi juara.
Apalagi di tengah pandemi seperti ini. Kadang harus menghadapi segala situasi
yang tak terpikirkan sebelumnya, termasuk saat mendapingi putri saya yang kini menginjak usia remaja.
Foto: DokPri @nuridazed
Ketika persiapan kejuaraan kemarin itu,
wabah omicron sedang menggila. Dan saya selalu akan mendukungnya. Menjaga
kondisi fisik serta psikis menjadi hal yang utama agar semua berjalan sesuai
rencana. Memang tidaklah mudah, tapi saya menjalani semua ini sebagai ibadah,
karena anak adalah amanah. Percayalah, manakala kita membekali mereka dengan
ilmu dan amal kebaikan, maka akan berbuah kebaikan juga pada akhirnya.
Salam sehat dan selalu semangat…!***NZ
Tidak ada komentar:
Posting Komentar