Tak ada istilah usia
ketika kita mau belajar. Karena itu belajarlah sampai ke negeri China, sejak dari dalam kandungan hingga menjelang ajal.
By. Nur Ida Zed
Setiap manusia pada dasarnya adalah
pembelajar. Dari sejak lahir ke dunia saja, alam dan lingkungan sudah
mengajarkan bagaimana harus beradaptasi, tumbuh dan bertahan. Lalu belajar
menyusu pada ibu, menangis ketika merasa lapar, memanggil dan mengenali
kata-kata, belajar bagaimana cara makan, duduk, berjalan dan berlari. Semua
merupakan proses belajar yang harus dilalui agar terus dapat mengupdate diri. Dan ini yang menjadi
panduan saya ketika ingin terus belajar.
Dulu sih, saat mulai masuk sekolah,
ketika masih kecil hingga SMA bahkan kuliah kita diajari oleh bapak dan ibu
guru. Selain belajar tentang ilmu pengetahuan dan akademik pelajaran yang telah
ditentukan oleh kurikulum, juga belajar soal etika, sopan santun dan tata cara
menghormati guru, pengajar juga dosen yang lebih tua. Ya, karena ilmu yang
diberikan tentu akan dapat bermanfaat untuk kita sebagai muridnya sebagai bekal
di masa mendatang. Tapi seiring berjalannya waktu dan perkembangan jaman dan
tehnologi yang semakin pesat, konsep belajar rasanya tidak harus kepada yang
lebih tua secara usia ya, tapi lebih fleksibel kepada yang lebih paham dan tau
mengenai tehnologi dan kemajuan digital saat ini.
Saya sendiri termasuk ibu yang tak malu
ketika harus bertanya pada teman yang lebih muda usianya mengenai hal yang
ingin diketahui. Bahkan kepada anak. Ya, untuk beberapa hal seperti soal
editing, bagaimana menerapkan beberapa aplikasi digital, soal media social dan
yang berkaitan dengan kemajuan tehnologi sekarang ini, tak sungkan lagi untuk
belajar dan sharing bareng anak atau
kepada yang lebih muda usianya.
Menurut saya sih bukan hal yang tabu
atau bikin malu karena memang kita ingin maju. Tak masalah bila sering bertanya
dan harus diulang-ulang karena belum paham. Maklumlah, jaman mama dulu belum
ada yang secanggih ini, begitu saya sering berdalih saat putri saya terlihat
sedikit kesal ketika ditanyakan hal yang sudah pernah dijelaskan, dan
berkali-kali. Hahaha...inilah seninya. Kadang saya sempat bercanda dan bilang:
waktu belum bisa maem sendiri dulu, mama juga ngajarinya berkali-kali. Lalu
kami tertawa bersama-sama.
Saling Mengerti dan Memahami
Untuk belajar tak kenal usia, antara
yang lebih tua dan yang lebih muda. Baiknya saat ini berkolaborasi untuk saling
supporting demi menghasilkan karya. Asal sama-sama memiliki niat baik dan visi
serta misi yang sama, kenapa tidak ya, lupakan soal usia. Karena dalam berkarya
ada baiknya terapkan sebagai rekan kerja.
Ketika ujian sekolah kemarin saja,
karena masih situasi pandemi di sekolah Puan harus dilakukan secara online di rumah saja. Nah, wali kelasnya
yang sudah senior secara usia pun tak sungkan untuk mita tolong kita,
korlas-koordinator kelas membuatkan kolase absensi anak karena beliau belum
paham. Tak masalah kan, meski menurut kita itu hal yang mudah. Sepanjang kita,
yang lebih muda tetap memahami dan menghormati untuk saling membantu demi
kebaikan bersama.
Untuk posting blog, podcast dan channel youtube pun, seringkali saya juga
belajar dari anak, atau teman yang lebih muda di komunitas bagaimana supaya
menjadi lebih baik. Banyak diskusi dan minta masukan mengenai beberapa aplikasi
dan yang lain agar tetap update serta menarik sebagai sajian bermanfaat yang mengikuti kemajuan
jaman. Dengan kata kunci saling berbagi dan
sharing inspirasi rasanya usia tak perlu menjadi satu kendala yang berarti.
Hanya ada guru saat kita berbagi ilmu, yang tidak dibatasi oleh usia dan kesan
harus menggurui. Siapa yang sepakat dengan pernyataan ini ?
Semoga bermanfaat.
Salam
sehat dan selalu semangaatt..!***NZ
Tidak ada komentar:
Posting Komentar