Resolusi Pernikahan
Akhir Tahun
Oleh: Nur Ida Zuhayanti
Sepanjang tahun ini, pernahkan Anda mengalami masalah dalam pernikahan
? Sisakan waktu bersama di akhir tahun untuk saling membenahi diri.
Ibarat perjalanan, sebuah
pernikahan adalah perahu yang telah disepakati untuk digunakan berlayar bersama
mengarungi samudra luas. Ketika dalam perjalanan ditemui badai dan karang yang
terjal, akankah Anda bisa bertahan ? Hm…ada baiknya bila segera menyiapkan
pelampung, pakailah sabuk pengaman dan rekatkan kedua tangan untuk saling bantu
agar perahu tidak karam. Begitupun dengan kehidupan pernikahan. Bila ada
pertengkaran dan perbedaan pendapat yang menghadirkan konflik, apakah harus
berakhir dengan perceraian ?
Menurut penasehat perkawinan Robert
Stephan Cohen, setiap perceraian pada dasarnya selalu diawali dengan konflik
perkawinan yang sebenarnya sepele. Ditambah lagi dengan alasan: Sudah tidak ada
cinta di antara kita. Betulkah ? Lalu, sebenarnya apa sih yang Anda butuhkan
untuk mempertahankan perkawinan ?
Sebagian orang bilang bahwa jatuh
cinta itu gampang. Prosesnya terjadi
begitu saja tanpa perlu diusahakan. Pada awal jatuh cinta, ikatannya akan
tampak begitu kuat, menyenangkan, perhatian, romantis dan seks. Tapi ketika
cinta menjadi suatu kenyataan dan bagian dari kehidupan yang panjang, muncullah
kebutuhan-kebutuhan lebih mendalam yang dilandasi cinta seperti rasa aman,
penghargaan, penerimaan, kerjasama, dukungan dan rasa terpenuhi. Nah, bila
salah satu merasakan ada ketimpangan, maka ikatan ini bisa saja rapuh hingga
terjadi konflik dan masalah yang berkepanjangan. Kalau sudah demikian, untuk
menghadirkan kembali wujud baru kehidupan pernikahan bukanlah hal yang tak
mungkin. Dan untuk tetap mencintai pasangan meski pernah mengalami konflik dan
amarah kepadanya bukanlah hal yang bodoh. Di akhir tahun ini, ada baiknya bila
Anda melakukan refleksi pernikahan bersama pasangan supaya kehidupan pernikahan
kembali bergairah, hangat dan mesra.
Lakukan perjalanan romantis.
Akhir tahun selalu memberi suasana lain bagi setiap orang. Manfaatkan kesempatan ini untuk melakukan liburan yang romantis bersama pasangan. Buat suasana intim yang menghadirkan kesenangan dan kemesraan hingga komunikasi yang baik akan kembali terasakan.
Akhir tahun selalu memberi suasana lain bagi setiap orang. Manfaatkan kesempatan ini untuk melakukan liburan yang romantis bersama pasangan. Buat suasana intim yang menghadirkan kesenangan dan kemesraan hingga komunikasi yang baik akan kembali terasakan.
Perjalanan romantis tidak harus
mahal, lho. Lupakan Paris dengan suasana mewahnya. Anda dapat mengunjungi tempat-tempat tertentu
yang dapat mengingatkan masa pacaran indah dulu. Seperti ketika Anda pertama
kali bertemu, atau tempat yang menyimpan memori akan suasana lucu. Saskia (33) memilih
berkunjung ke Yogyakarta untuk sekedar makan
di warung lesehan sederhana langganan mereka ketika masih jaman kuliah dulu.
“Di sanalah saya “ditembak” Johan. Waktu itu masih sama-sama mahasiswa. Tahu
sendirilah, namanya juga anak kos, hehe…” terang accounting manager sebuah produk kecantikan itu dengan mata
berbinar-binar.
“Saya selalu terkesan ketika menginap
di guest house kecil yang jauh dari
keramaian Hal itu mengingatkan kejadian lucu saat bertemu suami,” cerita Fenny
(27) yang baru menikah setahun lalu. Dalam Susana yang romantis dan rileks
seperti itu, Anda dapat saling mengasihi dan memahami satu dengan yang lain
tanpa ada yang mengganggu. Buatlah kejutan-kejutan kecil yang menyenangkan,
sebelum kemudian mengungkapkan uneg-uneg
seperti sedikit kritikan dan keluhan dengan suasana santai tanpa menyinggung
perasaan. Lalu pikirkan hal-hal positif yang dapat memperbaiki hubungan
pernikahan selanjutnya. Lupakan semua yang dapat mengingatkan pada penyebab
konflik yang pernah terjadi. Ciptakan episode baru yang lebih menyenangkan agar
memberi kesan mendalam.
Pikirkan untuk punya anak
Bagi pasangan baru, barangkali kehadiran anak akan merepotkan karena bisa saja mengganggu kebersamaan dengan pasangan. Anak seringkali dijadikan alasan sebagai penghambat karir bagi perempuan bekerja. Tapi tahukah Anda bahwa anak juga dapat menjadi peredam konflik dan kemarahan dengan pasangan. Anak bahkan merupakan perekat paling kuat dalam sebuah tali pernikahan. “Saya pernah berantem hebat dengan suami, keduanya sama-sama emosi dan tidak ada yang mengalah. Lalu ketika mendengar Yoga, anak kami menangis, entah kenapa pertengkaran itu tiba-tiba berhenti, dan kami sama-sama terdiam, jadi seperti diingatkan. Buat apa juga ribut-ribut, kasihan anak juga akhirnya…” ungkap Yulia (32 ), yang tahun ini lagi planning punya anak kedua.
Bagi pasangan baru, barangkali kehadiran anak akan merepotkan karena bisa saja mengganggu kebersamaan dengan pasangan. Anak seringkali dijadikan alasan sebagai penghambat karir bagi perempuan bekerja. Tapi tahukah Anda bahwa anak juga dapat menjadi peredam konflik dan kemarahan dengan pasangan. Anak bahkan merupakan perekat paling kuat dalam sebuah tali pernikahan. “Saya pernah berantem hebat dengan suami, keduanya sama-sama emosi dan tidak ada yang mengalah. Lalu ketika mendengar Yoga, anak kami menangis, entah kenapa pertengkaran itu tiba-tiba berhenti, dan kami sama-sama terdiam, jadi seperti diingatkan. Buat apa juga ribut-ribut, kasihan anak juga akhirnya…” ungkap Yulia (32 ), yang tahun ini lagi planning punya anak kedua.
Adanya anak di antara keluarga sebenarnya
akan menambah kebahagiaan. Bayangkan dia bisa jadi penengah yang bijaksana
hanya dengan kepolosan matanya. Konflik yang terjadi justru sering timbul karena belum ada
anak sehingga masing-masing pihak hanya berpikir untuk diri sendiri. Pada
banyak kasus, pasangan pernikahan yang sudah diambang krisis bias saja rukun setelah berebut perhatian dari si anak. Berdekatan
dengannya dapat dijadikan sarana sebagai kesempatan untuk introspeksi diri. Karena
itu, pikirkan untuk punya bayi sebagai resolusi akhir tahun ini. Dengan
hadirnya si buah hati, paling tidak Anda tak perlu bingung lagi ketika harus
menjawab: Kapan punya momongan, setiap menghadiri acara keluarga besar.
Lupakan semua masalah, bangun komunikasi lagi
Tak ada garis finish yang jelas untuk mengakhiri sebuah perkawinan, begitu pendapat Robert S. Cohen lagi. Perceraian bukan seperti mobil yang tiba-tiba bertabrakan hebat dan hancur total, atau bom yang langsung meledak. Perceraian lebih seperti masalah ban bocor , yang sedikit demi sedikit mengeluarkan angin dan bertambah kempis hingga akhirnya menjadi rata.
Tak ada garis finish yang jelas untuk mengakhiri sebuah perkawinan, begitu pendapat Robert S. Cohen lagi. Perceraian bukan seperti mobil yang tiba-tiba bertabrakan hebat dan hancur total, atau bom yang langsung meledak. Perceraian lebih seperti masalah ban bocor , yang sedikit demi sedikit mengeluarkan angin dan bertambah kempis hingga akhirnya menjadi rata.
Kedua pasangan harus sama-sama mewaspadai
tanda-tanda ban kempis ini, dan segera mengambil tindakan sebelum terlambat.
Anda berdua harus mencoba mengurai penyebab konflik dan berusaha
memperbaikinya. Usaha ini memang perlu adanya niat dari kedua belah pihak. Tapi
tak ada salahnya kalau Anda yang memulai terlebih dahulu, sebab umumnya pria lebih
sulit daripada wanita untuk memulai berbaikan.
Tak perlu gengsi, lupakan semua
masalah yang berhubungan dengan segala kepentingan. Memang sih, awalnya agak hambar menjalin
komunikasi setelah pertengkaran hebat dan saling menyakiti. Tapi siapa peduli ?
Sebelumnya siapkan kalimat singkat yang sekiranya dapat memecah ketegangan
situasi, seperti: Saya pikir kamu tadi tak sengaja, atau boleh minta waktu sedikit saja. Awalnya
barangkali kaku, tapi lama-lama pasti akan menjadi normal lagi. Lets try, honey….
Jangan mudah berultimatum.
Di dunia ini, rasanya tidak ada orang yang sempurna, begitu juga Anda dan pasangan. Bila suatu ketika tanpa sengaja melakukan kesalahan, maka sebaiknya Anda tidak lalu mengambil ultimatum dalam suasana ‘panas’ yang mengarah pada perceraian. Irina mengaku, suaminya sering ceroboh dan pelupa sehingga ia kerap tak memberi hadiah saat hari perkawinan mereka. Suatu ketika ia pernah berpikir, bila tahun ini Arnold tetap tidak appreciate dengan hari yang bersejarah itu, maka ia menganggap pria yang telah lima tahun mendampinginya itu sudah tak sayang lagi. Wah, mengapa pemahaman cinta hanya sepanjang mengingat satu hari saja ?
Di dunia ini, rasanya tidak ada orang yang sempurna, begitu juga Anda dan pasangan. Bila suatu ketika tanpa sengaja melakukan kesalahan, maka sebaiknya Anda tidak lalu mengambil ultimatum dalam suasana ‘panas’ yang mengarah pada perceraian. Irina mengaku, suaminya sering ceroboh dan pelupa sehingga ia kerap tak memberi hadiah saat hari perkawinan mereka. Suatu ketika ia pernah berpikir, bila tahun ini Arnold tetap tidak appreciate dengan hari yang bersejarah itu, maka ia menganggap pria yang telah lima tahun mendampinginya itu sudah tak sayang lagi. Wah, mengapa pemahaman cinta hanya sepanjang mengingat satu hari saja ?
“ Sebal rasanya karena ia lebih
mementingkan jadwal meeting daripada
istri,” keluh perempuan berambut panjang ini. Sehingga kesempatan ini menjadi
pemicu pertengkaran yang sama sekali tidak dimengerti oleh suami. “Saya rasa
itu hanya persoalan kecil,” terang Arnold.
Padahal bagi Irina tidak. Kecerobohan itu dianggapnya sebagai awal dari
kelalaian tanggung jawab yang lebih fatal. Miskomunikasi yang seperti ini
seringkali terjadi tanpa disadari. Karena itu, jangan mudah memberi ultimatum
sebelum memahami betul duduk perkaranya. Setting
kembali pemahaman akan visi dari kebersamaan dalam membangun pernikahan Anda
ke depan. Jangan sampai ada penyesalan dengan ultimatum yang salah
dipersepsikan. Hal ini memang tidak
gampang. Tapi bukan berarti tidak mungkin bila ada niat untuk diusahakan.
Di dalam menjalani kehidupan
pernikahan, ada baiknya bercermin pada kalimat bijak yang mengatakan bahwa
perjalanan itu membutuhkan bekal yang cukup matang, salah satunya adalah cinta,
pengertian dan harapan. Jadikan masalah dan konflik itu justru merupakan sarana
untuk memahami masing-masing pihak sehingga dapat lebih mempererat hubungan
pernikahan dan tali kasih Anda. Bukan sebaliknya, membawa pada keretakan rumah
tangga dan gugatan perceraian.***NZ
foto-foto: istimewa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar