Perawatan Organ Intim
oleh: Nur Ida Zuhayanti
Bagi perempuan, menjaga kesehatan sangatlah
diperlukan. Berbagai hal harus diperhatikan, termasuk
dalam perawatan organ intim .
Ketika
belanja bulanan di hypermarket, seperti biasa Saskia tidak lupa membeli
kebutuhan rutin untuk wanita. Apalagi kalau bukan pembalut, panty liner dan
cairan pembersihnya. Sama juga dengan wanita lain, karyawan sebuah perbankan
ternama ini menyadari betul bahwa perlengkapan tersebut sangat diperlukan untuk
menunjang kenyamanan berkaitan dengan perawatan untuk kesehatan organ intimnya.
Pembalut tentu saja dibutuhkan pada saat-saat penting, yakni waktu datang bulan
atau haid. Panty liner diperlukan setiap hari, agar ia tetap percaya diri.
Sementara cairan pembersih dan pewangi selalu digunakan terutama untuk
keharmonisan hubungan dengan suami, supaya terasa lebih segar, bersih dan
kesat, seperti kata iklan di televisi.
Ya,
perempuan memang makhluk spesial dibandingkan dengan laki-laki. Setiap bulan
selalu kedatangan “tamu” sebagai siklus yang melengkapi system reproduksi.
Sekitar 28 hari, di dalam tubuh perempuan terjadi siklus haid yang diatur oleh
hormon-hormon dan bahan kimia tubuh produksi hypothalamus otak, kelenjar
pituitary dan indung telur yang akan luruh bersama dinding rahim bila
tidak terbuahi. Bahkan pada saat normal dan biasa, perawatan khusus juga
diperlukan untuk area yang sangat pribadi ini.
Organ Intim dan Reproduksi
Bagian
paling pribadi bagi perempuan merupakan organ reproduksi yang kita miliki.
Menurut Dr. Tony Smith, ahli medis dari British Medical Association Family
Doctor Publication dalam bukunya “Dokter di Rumah Anda” menyebutkan bahwa organ
reproduksi wanita antara lain adalah dua indung telur yang masing-masing
terhubung pada rahim atau uterus oleh saluran felopian, serta vagina atau
lubang penghubung antara rahim dengan alat genital luar, termasuk di dalamnya
organ intim kita. Organ ini merupakan bagian penting yang harus senantiasa
dirawat dan dijaga kebersihannya.
Mengapa
demikian ? Beberapa kasus menyebutkan bahwa penyakit kanker leher rahim
yang seringkali diderita oleh wanita bisa berawal dari kurangnya perawatan di
area ini. Seperti kita ketahui, penyakit tersebut bisa saja membawa pada
kematian. Selain itu, disadari atau tidak, beberapa keluhan dari kaum
perempuan yang terjadi bermula dari kesehatan organ intim ini. Seperti rasa
gatal karena iritasi di daerah kemaluan, infeksi kandung kemih, hingga
keputihan atau pek thay.
Tak
dapat dipungkiri, bahwa gaya hidup dan suasana perkotaan juga sangat
mempengaruhi. Karena tinggal di
daerah tropis yang panas seperti Jakarta, sehingga dalam beraktivitas kita
sering berkeringat. Dan keringat ini membuat tubuh menjadi lembab, terutama
pada organ intim yang tertutup dan berlipat. Apalagi bila sering memakai
pakaian ketat, terutama jins ketat, misalnya. Akibatnya bakteri mudah
berkembang biak dan eksosistem di vagina terganggu sehingga menimbulkan bau tak
sedap serta infeksi
Bakteri Baik dan Buruk
Menurut
Dr. Sri Pudyastuti, SpOG, dokter spesialis kebidanan dan penyakit kandungan
dari Rumah Sakit Jakarta Medical Centre (JMC), bahwa setiap wanita perlu
menjaga keseimbangan ekosistem vaginanya. Ekosistem vagina adalah lingkaran
kehidupan yang ada di area intim kita. Ekosistem ini dipengaruhi oleh dua
faktor utama, yaitu estrogen dan laktobasilus alias bakteri baik. Jika
keseimbangan ini terganggu, maka bakteri laktobasilus akan mati dan bakteri
pathogen akan tumbuh sehingga tubuh akan rentan terhadap infeksi.
Pada
vagina sendiri sebenarnya terdapat bakteri, yang sekitar 95 % adalah bakteri
baik, sedang sisanya bakteri pathogen. Agar ekosistem seimbang, maka dibutuhkan
tingkat keasaman atau pH balance pada kisaran 3,8 - 4,2. Dengan
tingkat keasaman tersebut, laktobasilus akan subur dan bakteri pathogen yang
akan mati.
Ada
banyak faktor yang menyebabkan ketidakseimbangan ekosistem pada vagina ini ,
antara lain kontrasepsi oral, diabetes melitus, pemakaian antibiotik, darah
haid, cairan mani, penyemprotan cairan ke dalam vagina atau douching
serta gangguan hormon pada masa pubertas, menopause atau kehamilan.
Dalam keadaan normal vagina mempunyai bau yang khas. Tetapi,
bila ada infeksi atau keputihan yang tidak normal dapat menimbulkan bau yang
mengganggu, seperti bau yang tidak sedap, menyengat, dan amis yang disebabkan
oleh jamur, bakteri atau kuman lainnya. Jika infeksi ini dibiarkan atau
tidak diketahui, maka dapat merambah sampai ke dalam rahim. Oleh karena itu,
ada banyak hal yang hendaknya diketahui dalam perawatan kesehatan organ intim
ini.
1.
Kebersihan Tiap Hari
-
Seperti halnya mandi, merawat kesehatan organ intim ini juga perlu
dilakukan tiap hari. Setidaknya dengan membasuh air bersih di area yang sangat
pribadi ini, serta mengganti celana dalam minimal setiap hari.
-
Jangan biarkan area ini dalam keadaan lembab, apalagi basah, karena akan
mengundang jamur yang dapat merugikan kesehatan.
-
Setiap kali buang air, baik besar maupun kecil, segera bersihkan dan
jangan tunda lagi. Meski terlihat sepele, sebaiknya dilakukan dari depan ke
belakang, jangan sebaliknya, dari belakang ke depan, supaya kuman yang
seringkali ada di anus tidak ikut menempel pada vagina.
-
Karena kulit di bagian ini lebih peka dari yang lain, maka ketika
membersihkan perlu ekstra hati-hati agar tidak terluka dan iritasi.
-
Yang perlu dibasuh hanyalah bagian luar dari vagina, atau bagian yang di
luar vulva, karena dinding vagina akan dibersihkan sendiri oleh cairan vagina
yang juga berfungsi melindungi dari infeksi.
2. Pembersih
dan Pewangi
-
Pemakaian pembersih dan pewangi di area pribadi ini sebenarnya tidaklah
dianjurkan. Bahan kimia yang terdapat dalam pembersih dan pewangi dapat merusak
kulit di sekitar vagina dan dinding vagina yang sensitive.
-
Lebih dari itu, semprotan dan pewangi vagina baik berupa talk maupun
jelly sebenarnya tidak berguna bagi kesehatan reproduksi, bahkan dapat
mengacaukan keseimbangan kimiawi dalam vagina.
-
Hindarkan pemakaian sabun secara berlebihan, meskipun itu lembut.
-
Kalaupun perlu menggunakan pembersih, sebaiknya pilih cairan yang sesuai
dengan kebutuhan organ intim Anda.
3. Pembalut
serta Panty Liner
-
Memakai pembalut sanitasi memang sangat bermanfaat dipergunakan ketika
kita sedang mengalami masa haid atau datang bulan.
-
Pilihlah pembalut yang memiliki daya serap tinggi, terutama pada saat
sedang banyak-banyaknya.
-
Gantilah pembalut setiap 3 sampai 6 jam, tergantung banyaknya haid
supaya tetap kering dan tidak mengundang jamur.
-
Untuk panty liner, sebaiknya pilih yang steril dan tanpa pewangi.
-
Sebisa mungkin, panty liner tidak perlu dipakai setiap hari agar
sirkulasi udara berjalan dengan baik.
4. Tentang
Celana Dalam
-
Seringkali kita merasa kurang nyaman manakala memakai celana dalam yang
tidak pas. Tahukah Anda bahwa celana dalam juga menjadi factor yang penting
dalam perawatan organ intim ini.
-
Pemakaian celana dalam dan stocking yang terlalu ketat kurang baik untuk
kesehatan karena dapat mengakibatkan iritasi.
-
Pilihlah celana dalam yang berbahan katun dan mudah menyerap keringat
untuk pemakaian sehari-hari.
-
Bagi yang menyukai G-string, pakailah hanya sekali-sekali, karena rentan
dengan gesekan di selangkangan. Begitu juga dengan celana dalam yang penuh
berenda.***NZ
foto:istimewa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar