Saat bertemu orang baru,
janganlah punya penilaian tertentu. Sebab kita ini sama, ada kurang dan
lebihnya.
Foto: Pinterest
Apa yang tersirat di benak kita ketika bertemu dengan orang baru ? Saya
percaya dengan pepatah yang mengatakan: Don’t judge book by its cover, jangan
melihat buku dari sekedar sampulnya, karena bisa saja kita terpedaya hanya
karena penampilan luarnya saja. Bagi saya ini berlaku juga saat bertemu dengan
orang baru. Tak bisa begitu mudah mengadili seseorang dari satu sisi saja.
Tapi ketika kita bertemu dengan orang baru, tak mungkin juga langsung
mengerti dan mengenali karakternya kan. Dalam situasi ini, first impression dapat menunjang bagaimana sebenarnya sosok yang
ada di depan kita. Seringkali saya
memakai ‘Feeling’ dengan ‘pandangan pertama’. Entah kenapa, rasanya teori yang
mengatakan, perhatikan pada dua menit pertama seolah memberi petunjuk untuk
mengenali seseorang selanjutnya. Setidaknya, apakah dia orang yang terbuka- ekstrovert, atau sebaliknya, justru
tertutup alias introvert yang
seringkali canggung saat langsung bertegur sapa.
Adakalanya kita dapat melihat karakter ini ketika sedang berbicara. Biasanya bila suka menggunakan
tangannya saat bicara, bisa jadi dia seorang
ekstrovert yang mudah bergaul
dengan siapa saja. Penggambaran ekspresi itu ditunjukkan dengan penekanan pada
gerakan tangannya. Bebeda bila banyak diam dan cenderung canggung, mungkin dia
seorang yang introvert yang sedikit sensitive dan perasa. Bisa saja terlihat
cuek dan seolah tidak peduli saat berbicara, karena lebih berhati-hati dan berfikir
dua kali untuk mengemukakan ekspresi dan pendapatnya.
Kedua karakter ini yang akan dijumpai saat kita bertemu dengan orang
baru. Selanjutnya barulah mengenal bagaimana sifat, sikap dan kepribadian yang
sebenarnya. Pastinya butuh proses interaksi beberapa kali ya, seperti menjalin
kerjasama, bersahabat baik atau berkawan biasa dan saling silaturahmi saja.
Teman Baru di Dunia Maya
Tak jarang saat kita bersosial media, seringkali bertemu dengan teman
baru di dunia maya. Entah itu ketika bergabung dengan komunitas, saling sapa
dan berkomunikasi lewat jejaring sosial dan tidak saling bertatap muka. Hal
pertama yang saya lakukan biasanya mengenali karakternya melalui jejak digital
yang dia punya. Seperti postingan di Instagram
atau facebook, cuitan di twitter atau bahkan postingan di blog
pribadinya.
Banyak hal yang dapat diketahui mengenai profil teman baru ini sebagai pembuka saat ingin bertegur sapa.
Setidaknya bias mengerti apa yang menjadi tujuan saat kita ingin berkomunikasi,
seperti karena kesamaan hobi, visi dan misi, atau sharing informasi sehingga passion
kita dapat bersinergi. Ada baiknya cek juga teman yang sama, biasanya media sosial
menunjukkan teman yang sama-sama diikuti agar dapat memperluas jejaring sosial kita.
Tidak semua menyenangkan dengan relationship
di dunia maya. Bisa saja informasi yang tertulis sebagai identitas maupun jati
diri berbeda dengan kenyataan yang sebenarnya. Begitupun mengenai sikap dan
karakternya. Mungkin saja teman yang terlihat seru, ramah dan aktif
berkomunikasi saat di media social justru seorang introvert ketika bertemu langsung dengannya, begitupun sebaliknya.
Saran saya jangan terlalu terbuka, tetap jaga keamanan supaya nyaman ke
depannya.
Tapi apapun itu, awal bertemu dengan orang baru sebaiknya berfikir
positif saja. Tak perlu memiliki persepsi atau penilaian yang akan menyulitkan
kita dalam menjalin relasi asal didasari dengan niat baik. Proporsional saja. Sebab
dalam hadist disebutkan bahwa silaturahmi itu akan membuka rizki dan memanjangkan umur kita. ***NZ
Tidak ada komentar:
Posting Komentar