Menyiapkan skill dan memperluas relasi menjadi penting agar bijak mematut diri. Tak perlu peduli dengan faktor "orang dalam" dan juga "titipan" ketika ingin dihargai dengan value yang dimiliki.
by Nur Ida Zed
pic by pinterestMemaknai kehidupan dengan terus belajar menjadi salah satu keyakinan saya untuk kian bertumbuh. Tak hanya di bangku sekolah, lanjut kuliah, bahkan disaat kerja serta di kehidupan nyata upaya terus belajar dan mematut diri untuk terus beradaptasi dan upgrade diri saya rasa menjadi salah satu hal yang penting juga. Secara dunia terus berkembang ya, begitu dinamis dan selalu berubah sesuai dengan kemajuan jaman.
Seperti setelah tamat kuliah dari Yogyakarta saya memutuskan untuk merantau ke Jakarta. Awalnya karena diterima di Majalah Indionesia Indah, majalah budaya dan wisata di Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta waktu itu. Background kuliah dan pengalaman kerja di media sebagai redaktur media lokal semasa di kota Gudeg dulu menjadi bekal saya. Skill menulis dan berorganisasi yang sudah saya miliki sejak SMA sehingga tak membuat saya khawatir untuk mengembangkan diri.
Prinsip kerja dengan loyalitas dan profesional membawa saya diminta membantu produksi Kuis Budaya dan Wisata di TPI. Di sini saya juga belajar, dan ketika menemui klien yang kebetulan dari Yogya juga, yang waktu itu advertising manager sebuah perusahaan penyedap rasa, saya menawarkan program Kuis Citra Rasa.
"Saya akan mempertimbangkan kalau kamu yang memegang projectnya," kata klien saya waktu itu. Yang pasti beliau sudah mengerti kemampuan serta respect saya terhadap tugas dan tanggung jawab, juga visi ke depannya meski saat itu saya masih belia. Lalu saya mulai membuat project ini. Bismillah, saya lalu menambah skill dengan menjadi Managing Director dan penanggung jawab untuk urusan pra produksi sebuah acara televisi.
foto: dokumen Taffinda Project MultimediaSaya mulai menyusun planning kerja, merekrut beberapa teman untuk urusan pra produksi seperti soal naskah, properti, stage, bagian umum, urusan artis sampai masalah iklan dan promosi hingga pendanaan. Sungguh menguras tenaga dan pikiran, apalagi saat harus menyiapkan shooting yang biasanya harus disiapkan beberapa episode sekalian. Saya musti koordinasi dengan bagian produksi televisi, editing serta urusan pembayaran. Tapi ketika sudah tayang, betapa bahagia melihat karya kita dihargai orang.
Tak mudah memang, selain harus menyelesaikan urusan dalam ternyata "gempuran" dari luarpun harus dapat diatasi juga. Salah satunya saat ada yang "mengancam" karena ada yang kurang suka. Maklumlah, tapi saya tetap berpikir positif dan berserah kepada Allah SWT, bahwa semua yang saya lakukan semata hanya karena ibadah, atas ijinNya. Waktu itu tayang setiap hari Rabu jam 08.30 pagi. Respon para perempuan, baik ibu, remaja putri dan semua yang interest seputar rasa, makanan dan gizi seimbang membuat saya begitu optimis dan penuh harapan. Ratingnyapun tak mengecewakan. Sayangnya setelah beberapa puluh episode program dipending karena waktu itu krisis moneter dan persoalan internal TPI yang akhirnya sampai akuisisi menjadi MNCTV. Tak apa, setidaknya saya pernah memberikan manfaat dengan karya saya di bidang ini. Dan skill tetap saya asah agar selalu dapat beradaptasi dengan peluang yang lebih banyak lagi.
Saya kemudian kembali ke bidang penulisan dan media. Seorang teman lama merekomendasikan untuk gabung di majalah lifestyle, dan keasyikan dengan serunya liputan, hire fotografer, editing dan bagaimana sibuknya menepati deadline dengan rekan kerja yang menyenagkan. Kemudian saya ingin berkembang dengan menerima tawaran dari Global Media untuk membidani Majalah Hongshui Living Harmony, lalu gabung di MRA Media untuk Harpers Bazaar, dan Herworld Indonesia. Pengalaman kerja berbekal skill dan relasi, serta kemampuan dan dedikasi memberikan saya banyak belajar tentang kehidupan ini. Saya jadi mengerti bagaimana mengenal berbagai karakter teman kerja, atasan bawahan, nara sumber dan klien serta mengelola bisnis dan membangun kepercayaan dengan relationship yang baik serta banyak hal lagi. Semua itu sangat bermanfaat ketika saatnya kita harus mandiri, membuka peluang untuk diri sendiri dan orang lain.
Skill dan relasi menjadi bagian yang mengikuti kesuksesan seseorang. Karena itu teruslah mengasah skill, kemampuan dan keahlian yang kita miliki, baik itu soft skill yang menyangkut interaksi interpersonal seperti komunikasi, team work, leadership, empati dan adaptasi. Serta hard skill yang meliputi ketrampilan teknis yang spesifik dan dapat diukur secara konkrit seperti pemograman, matematika dan bahasa asing.
Upgrade diri dan bijak mematut diri kita untuk tetap bekerja dan berkarya. Begitu juga membangun relasi dan networking yang lebih luas lagi karena hal ini akan berdampak pada value dan rasa percaya diri. Saya percaya sebagai blogger, kreator, podcaster, youtuber atau karier dan profesi apapun itu juga membutuhkan semua ini agar dapat bijak mematut diri.
Ketika memiliki skill yang cukup serta relasi yang baik ditambah respect dan profesional dalam tugas dan pekerjaan, maka tak perlu takut untuk terus berkembang. Apalagi di jaman yang sudah maju, di era digital sekarang ini, hanya orang yang memiliki skill hebat di bidangnya yang banyak dicari. Meski demikian, yang tidak kalah penting teruslah bersyukur dan bertawadhuk dengan segala yang ada.
Salam sehat dan selalu semangatt.***NZ
Tidak ada komentar:
Posting Komentar