Bahasa iklan selalu
menyimpan pesan di balik pemasaran produknya, namun ada makna yang ditinggalkan
dan melekat di hati pemirsa juga ya.
by Nur Ida Zed
Ketika sedang seru-serunya nonton acara
kesayangan di televisi, tiba-tiba terputus oleh iklan. Hmm, pastinya jadi
sedikit kesal ya, haha. Tapi inilah strategi
marketing, agar penonton seperti kita-kita ini mau gak mau jadi ‘terpaksa’
nyimak juga pesan berbayarnya itu alias iklanya itu. Ya, iklan sendiri sebenarnya
cara untuk mempromosikan produk, brand
atau layanan kepada audience untuk
mendorong ketertarikan, pelibatan dan penjualan. Dalam KBBI-Kamus Besar Bahasa
Indonesia disebut, bahwa iklan adalah berita pesanan untuk mendorong, membujuk
khalayak ramai agar tertarik pada barang dan jasa yang ditawarkan.
Iklan tuh dapat dibuat dalam berbagai
bentuk, dari media cetak hingga video interaktif seperti yang biasa dinikmati
di televisi serta channel youtube dan
telah berevolusi menjadi fitur penting untuk marketplace aplikasi. Jadi kehadiran iklan ini sebenarnya sangat
dibutuhkan, termasuk untuk berlangsungnya sebuah acara semacam program televisi
yang kita suka. Semakin banyak iklan biasanya makin tinggi juga rating acaranya.
Tapi terlepas dari itu semua, hadirnya
sebuah iklan ini merupakan karya kreatif dan ide brilian dari para pekerja
kreatif yang ada di balik layar. Untuk tayangan iklan dalam hitungan detik
(baca: second) itu bisa saja melibatkan
banyak orang di berbagai devisi, seperti riset, produksi, editing, auditing dan
semua yang mendukung agar mengena pada sasaran audience dan lekat pada pemirsa.
Menyentuh Budaya
Saya paling ingat dengan iklan Indomie
yang dibuat berbagai versi dari jaman dahulu alias jadul hingga saat ini. Siapa
sih yang tak kenal dengan produk mie instan yang pertama kali membuat iklan di
antara nama mie lain yang kemudian bermunculan itu? Bahkan di luar negeri, nama
mie instan apapun yang dibawa oleh orang Indonesia seringkali disebut dengan
Indomie. Juga di Indonesia sendiri, di banyak kota seperti yang saya tahu di
Jakarta, banyak Warmi yang disebut sebagai Warung Indomie meski kadang yang
dijual bukan hanya mie instan produk ini, bisa saja Sarimie, Supermie, mie
Sedaap atau yang lainnya. Ini berarti strategi marketingnya yang pandai membuat
brand image sebuah produk, sehingga
dapat melekat kepada seluruh pemirsa yang juga penikmat mie instan, seperti
saya ya.
Dari anak sekolah yang dibekali ibunya
dengan mie instan, anak kost dan anak kuliahan yang identik dengan mie instan, konsumsi
para pekerja kantoran yang mulai lapar, solusi para ibu yang kedatangan banyak
tamu, hidangan praktis untuk para bapak yang sedang ditinggal rapat oleh ibu, bahkan
mengena di seluruh lapisan masyarakat baik di desa maupun di kota. Di saat
layanan iklan itu ditayangkan, serasa mewakili pesan untuk dirinya karena
benar-benar pernah menikmati produknya.
Untuk membuat iklan sukses seperti itu
tentu tidaklah mudah. Saya sendiri menyukai iklan ini karena dibuat begitu
natural dengan menyentuh berbagai budaya yang ada di Indonesia. Semacam versi “Dari
Sabang Sampai Merauke” yang dibuat tahun 90an. Menyuguhkan kumpulan bermacam-macam
daerah dengan aktivitas dan antusias bekerja lalu diberi klimaks dengan sajian
mie instan. Pesan yang diberikan bisa saja mengenai rasa persatuan dan kesatuan
bangsa yang harus dimiliki oleh setiap warga negara ketika kita ingin maju
bersama. Meski iklan mie instan, tapi semua proses harus dilalui karena tak ada
kesuksesan yang instan.
Memanfaatkan Moment Besar
Karena perusahaan besar, seringkali
pembuat iklan memanfaatkan moment
besar agar masyarakat tetap mengingat pada produknya. Saya juga suka menunggu
versi moment besar ini, karena
seringkali dibuat begitu menarik dan relate
dengan situasi dan kondisi yang ada. Semacam peringatan Hari Kemerdekaan, Hari
Ibu atau moment puasa Ramadan dan
Lebaran seperti sekarang.
Tak hanya iklan Indomie, tapi juga sirup
Marjan. Seringkali memberi iklan dengan sebuah cerita yang berkesinambungan dan dibuat serial. Menyentuh sisi kemanusiaan
serta menumbuhkan jiwa sosial dengan semangat berbagi yang kerap ditampilkan
dalam alur storyboard iklan. Akhirnya
moment puasa Ramadhan serta Lebaran
selalu terasa lebih afdol dengan sajian sirup Marjan yang dapat mebuat
kebersamaan dan kebahagiaan.
Moment
besar ini kemudian akan melekat pada masyarakat hingga nama sirup ini akan
selalu memberi solusi pada dahaga saat berbuka dan kemeriahan di hari
kemenangan. Bahkan bentuk botolnya pun kini mulai diadopsi oleh jenis sirup
dengan merk produk lain, sehingga image sebagai sirup yang manis dan segar
telihat juga pada kemasan.
Sebenarnya banyak iklan sebuah produk
yang kini tak hanya mengandalkan public figure
atau tokoh terkenal untuk menjadi brand
produk, tapi lebih pada misi pesan yang ingin disampaikan. Kebersamaan,
kebahagiaan dan kemanusiaan yang menyentuh hati serta dekat dengan keseharian
kita. Mengangkat budaya, adat, kesenian serta mengekspose keindahan alam yang
ada di negeri ini juga menjadi salah satu sisi iklan yang sangat diminati.
Kadang saya juga menunggu tayangan iklan jenis ini, karena bisa memberikan
insight yang bermanfaat untuk diri sendiri.
Salam sehat dan selalu semangat..!***NZ
Foto iklan: dari Youtube
Asyik yah kalo iklan berfaedah seperti ini
BalasHapusIyaa bener, Mbak Yayu. Jadi nempel di pikiran yaa.
Hapus