Pernah menerima kebaikan
hati dari orang yang baru ditemui, lalu tak pernah berjumpa lagi? Saya selipkan
doa dan rasa terima kasih ini.
by Nur Ida Zed
Perjalanan masih separo lagi waktu itu,
ketika tiba-tiba merasakan ada yang tak beres dengan mobil kami. Bukan masalah bensin
habis, ban bocor atau mesinnya, tapi seperti dari salah satu kaki yang terasa
beda di depan sebelah kiri. Ah, padahal kata suami sudah dicek sebelum
berangkat tadi. Tapi namanya juga kendala, datangnya tanpa diduga dan kadang
tak bisa diprediksi. Jadi ya sudahlah, jalannya pelan-pelan saja sambil mencari
bengkel siapa tahu masih ada yang buka.
Tapi senja kemudian telah menghilang, dan
malam mulai menjelang. Setelah meniti perjalanan begitu lama, tak terlihat
bengkel di kanan kiri jalan, hanya menemukan warung kecil dengan lampu menyala,
seperti rumah penduduk biasa. Maklumlah, waktu itu sudah lama sekali, jalanan
masih sepi, belum banyak pertokoan menjamur seperti sekarang ini. Dan kami,
saya, suami serta anak yang masih balita mau menengok neneknya yang ada di
daerah karena ada acara keluarga.
“Coba kita tanya,” kata saya pada suami
seraya meminta untuk berhenti. Kami lalu turun dan bertanya sekiranya ada
bengkel di sekitar sini. Rupanya bapak yang saya tanya ternyata mantan orang
bengkel, tapi sudah tidak beroperasi entah karena apa. Kemudian dia periksa
sebentar, kemungkinan lahernya, katanya. Olala. Jadi sebaiknya onderdil ini
harus diganti ya, karena kalau diteruskan takut lebih parah, apalagi membawa
anak kecil.
Setelah diskusi sebentar, suami menelpon
saudaranya yang lumayan dekat dengan lokasi, katanya mau dijemput dan diminta menunggu
sebentar lagi. Tapi setelah lama menunggu, ternyata tak juga muncul, sampai
akhirnya si bapak bengkel tadi selesai memperbaiki. Lalu ketika kami pamit meneruskan perjalanan dan
mau membayar jasa bengkel, si bapak menolak seraya berkata, tidak usah, sudah dibayar mawi paseduluran kemawon. Ya
Allah, saya jadi trenyuh, katanya tak perlu bayar jasa sebab sudah dianggap saudara.
Mungkin karena kami sempat ngobrol panjang lebar sembari menunggu tadi, dia
bilang pernah merasakan hal yang sama saat anaknya masih balita. Jazakallahu khairan.
Ya. Kejadian malam itu membuat saya
terkesan, kebaikan bisa datang dari siapapun juga, tidak hanya lewat saudara,
kerabat atau teman dekat, bahkan dari orang yang baru diketuk pintu rumahnya.
Sayangnya, ketika beberapa tahun setelah itu saya lewat lagi, bermaksud mampir
dan membeli makanan kecil seperti dulu, rumah dan warungnya sudah tidak ada. Waktu itu saya sempat menanyakan namanya, tapi
entah karena sudah begitu lama saya lupa, tapi tidak dengan kebaikannya.
Cara Membalas Kebaikan
Tak berhenti sampai di situ, saya merenungi
hikmah dari kejadian ini sebagaimana dalam Al-Quran Surat Ar-Rahman ayat 60
yang artinya: “Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan juga”. Dan saya akan
meneruskan kebaikan ini kepada orang lain sebagai balasan atas kebaikannya.
Memang selayaknya manusia berbudi
ketika menerima kebaikan sudah seharusnya membalas dengan kebaikan pula. Seperti
yang tertuang dalam HR. Ahmad yang mengatakan; “Dan barang siapa yang berbuat
baik kepada kalian, maka balaslah (kebaikannya) dengan kebaikan yang
setimpal.Dan jika kalian tidak mendapati sesuatu untuk membalas kebaikannya
maka berdoalah untuknya sampai kalian merasa telah membalas kebaikannya”. Ada
beberapa cara yang bisa dilakukan bahkan yang dianjurkan oleh Nabi. Antara
lain:
1. Ucapkan Terima Kasih
Satu kata yang wajib dilakukan untuk
membalas kebaikan adalah mengucapkan terima kasih. Sesuatu yang begitu mudah, namun
bisa menunjukkan adab seseorang itu rendah hati dan tidak sombong (seperti yang pernah saya
tulis di artikel sebelumnya Say Thanks for Everything ). Ucapan terima kasih yang dilakukan dengan tulus merupakan
ungkapan rasa syukur dan akan memberikan kebahagiaan sebagai balasan kebaikan. Terhadap bapak bengkel itu saya juga
melakukannya, karena tidak mau dibayar jasanya, sebagai ganti saya membeli
banyak makanan kecil yang dijual di warungnya itu untuk ucapan terima kasih
juga.
2. Berikan bingkisan
Agar tetap terjalin silaturahmi
yang baik, bila mungkin berikan bingkisan sebagai bentuk perhatian telah
memberi kebaikan agar membuatnya senang. Tak harus mahal, semacam cendera mata
atau apapun untuk mengingat moment kenangan.
3. Ceritakan Kebaikannya
Meski tak pernah bertemu lagi,
ceritakan kebaikannya pada orang lain agar kita tidak serta merta melupakannya.
Bahwa masih ada orang baik di dunia ini yang dengan tulus mau membatu, ikhlas tanpa
pamrih dan tidak malah memanfaatkan
serta ngelabui. Saya tulis cerita inipun bermaksud sama, dalam rangka
memberikan inspirasi tentang kebaikan hati yang ternyata ada, dan saya pernah mengalaminya.
4. Doakan Yang Terbaik
Meski terdengar sepele, doa
merupakan salah satu yang bisa dilakukan untuk membalas kebaikan. Saat tak bisa
bertemu lagi, doakan yang terbaik agar diberi kesehatan, umur panjang,
berlimpah rezeki dan selalu dalam lindungan Tuhan. Doa adalah ungkapan rasa
yang langsung menuju kepada Yang Maha Kuasa. Segala kebaikan akan ditumpahkan
lewat ketulusan doa. Terhadap bapak ini dan keluarga saya juga menyelipkan doa layaknya saudara.
5. Tanamkan Kebaikan Yang Sama
Balaslah kebaikan yang telah
diberikan dengan kebaikan yang sama pada orang lain, agar energi positif ini
menjadi rantai kebaikan yang memberikan manfaat buat semuanya. Sekecil apapun,
kebaikan akan dibalas dengan kebaikan pula.
Pada intinya, jangan sampai melupakan kebaikan
seseorang karena dalam menjalani kehidupan ini hendaklah saling membantu dan
menebar kebaikan. Percayalah Tuhan pasti akan membalasnya meski tidak lewat
tangan yang sama. Ketika kita memberi kemudahan pada orang lain, niscaya akan
membuat kemudahan untuk jalan kita sendiri, begitupun sebaliknya.
Salam sehat dan selalu
semangat..!**NZ
Tidak ada komentar:
Posting Komentar