Mengingat masakan
kesukaan seolah mengundang rasa kangen untuk mudik ke kampung halaman dan bercengkerama
bersama keluarga serta teman-teman lama. Apakah kamu juga pernah merasakannya?
by Nur Ida Zed
Foto: Dokpri Nurul Hidayah
Waktu kecil dulu saya sering dibelikan
lontong tahu oleh ibu, di warung langganan yang tak jauh dari toko pakaian milik ibu saya. Kalau
kebetulan libur dan ikut bantuin, atau setelah pulang sekolah dan mampir,
seporsi lontong tahu ini sangat lezat buat sarapan atau makan siang. Duduk
dekat ibu sambil makan begitu, terasa kenikmatan luar biasa yang sangat
mengesankan.
Oya, saya lahir dan dibesarkan di
Blora, salah satu kota kabupaten di Jawa Tengah yang mulai naik daun karena
banyak proyek pemerintah yang sedang dikembangkan di sana. Diantaranya bandara
Ngloram dan Bendungan Randugunting yang beberapa waktu lalu baru diresmikan oleh Presiden
Jokowi. Dan tentang makanan kesukaan ini, lontong tahu bisa dibilang menjadi
salah satu icon karena banyak dicari,
dan tentu saja “ngangeni”. Setiap kali pulang ke sana, sepiring lontong tahu
selalu menjadi sajian yang sangat ditunggu. Saat ada acara keluarga atau reuni,
lontong tahu juga menjadi makanan favorit yang melengkapi selain sate ayamnya. Bahkan
ketika ada acara resmi seperti kedatangan tamu dari kota lain, semacam pejabat
yang sedang kunjungan kerja, makanan tradisional ini menjadi pilihan dari salah
satu menunya.
Entah, lidah terasa melekat dengan taste daerah yang seolah telah mendarah
daging. Padahal kalau dipikir-pikir, sama saja layaknya makanan dengan adonan
saos bumbu kacang seperti pada ketoprak, karedok, gado-gado dan makanan lain
ya, tapi kok tetap saja terasa beda, ada khas yang ditinggalkan untuk lontong
tahu ini.
Benar saja, bagi diaspora seperti saya
yang sudah lama meninggalkan kota kelahiran, sesuatu yang ingin dirasakan lagi
saat sempat kembali adalah makan lontong tahu ini. Sungguh. Pernah suatu kali
saya menemukan masakan ini di Jakarta, pakai nama Lontong Tahu Blora, tapi
rupanya tak selezat dengan yang dijual di tempat asalnya. Mungkin racikan dan cara
membuatnya yang tak bisa tergantikan, meski bahan bakunya sama. Sama-sama
berbahan dasar lontong dan tahu yang digoreng
serta tauge, lalu diguyur dengan saos bumbu kacang dicampur sedikit kecap manis dan taburan bawang goreng, tapi cara penyajiannya terlihat khas dengan
sentuhan kacang goreng yang dibiarkan utuh dan kucai. Satu lagi, bumbu kacangnya yang begitu
lembut dan lumek ini diuleg oleh penjualnya di setiap porsi, sehingga terasa
istimewa saat dinikmati.
Dibungkus Daun jati
Kini banyak penjual lontong tahu di
Blora sebagai sarana melestarikan makanan tradisionalnya. Bahkan oleh
pemerintah daerah sudah disediakan tempat kuliner khusus daerah ini seperti
Koplakan dan Teras Grojokan sehingga lebih nyaman buat nongkrong sambil makan. Saat dine in, atau makan di tempat, lontong
tahu ini akan disajikan dengan piring beling yang kadang dilapisi daun jati, begitupun saat take away atau dibawa pulang biasanya akan dibungkus dengan daun
jati yang menjadi ciri khas dari kota Blora ini.
Daun jati agaknya tetap akan dilestarikan sebagai penyempurna makanan tradisional ini daripada daun pisang maupun kertas saji. Terus terang saya juga suka karena di saat makan terasa bertambah nikmatnya dengan sensasi sedikit getas-getas gimana gitu, sehingga lebih lezat ketika menyuapnya hingga sendok terakhir pada bumbu kacangnya yang menyelip
di sela jari-jari daun jati. Yuummyy..!
Nah, buat yang ingin mencoba makanan
tradisional ini sebenarnya tidaklah sulit untuk membuatnya. Berikut menu Lontong Tahu Blora:
Bahan:
-
- Lontong, terbuat dari beras yang dibungkus
daun pisang.
-
- Tahu yang digoreng, diiris segi empat semacam kotak
ukuran dadu.
-
- Tauge, diseduh dengan air panas hingga matang
dan ditiriskan.
-
- Kacang tanah yang sudah digoreng
-
- Kecap manis.
Bumbu:
-
- Cabe rawit, bawang putih, daun jeruk, sedikit garam, jeruk
nipis
Cara membuat:
-
* Kupas lontong dan iris sesuai selera, lalu
atur di atas piring, berikan irisan tahu goreng, kemudian tauge yang sudah
matang, selanjutnya tuangkan saos kacang yang sudah siap dihaluskan dengan
bumbu yang sudah digoreng dan dicampur sedikit kecap manis serta air matang. Taburi bawang goreng, kacang goreng utuh serta kucai.
Agar semakin lengkap, ketika menikmati
lontong tahu ini bisa ditambah dengan kerupuk putih atau tempe goreng persegi. Hmm..jadi
makin kangen aja saya rasanya.
Apa makanan tradisional kesukaan di daerahmu?
Salam sehat dan selalu semangat..!**NZ
Kalo di Bandung mungkin kulat tahu ya? Aku kangeen lotek dan karedok
BalasHapusBisa jadi mirip ya Mbak Yayu. Kalo lotek dan karedok banyak sayurnya, uenak juga ya, hehe..
HapusKupat tahu
BalasHapus