Melakukan kegiatan analog menambah bahagia buat diri saya. Interaksi sosial jadi lebih terasa, hati makin bersyukur dan jiwa tambah tentram tanpa direpotkan dengan notifikasi yang seringkali mengganggu. Sebentar saja dan rasakan sensasi itu.
by. Nur Ida Zed
foto: dok.pri @nuridazedAktivitas jalan pagi yang akhir-akhir ini lebih sering saya lakukan menjadi salah satu kegiatan analog yang memberikan dampak positif bagi diri saya. Betapa tidak? Saya yang tadinya kurang suka dengan hal rutin semacam olah raga, yang seolah memaksakan diri menjadi begitu saja tergerak untuk melakukan kegiatan ini dengan senang hati. Seperti ada daya magnet yang begitu kuat, karena saya sering menemukan hal-hal tak terduga yang menggelitik hati saya untuk melakukan sesuatu sembari menikmati udara segar ini.
Ya. Tak mengapa saya berangkat sendiri menuju taman, mencumbui suasana fajar yang masih temaram dengan udara yang sekali lagi, masih bersih dan segar. Terang saja karena saya dapat merasakan hembusan oksigen pagi yang perlahan memenuhi paru-paru ini dengan kesegarannya lewat hidung saat bernafas, hmmm. Selain itu banyak hal yang saya temukan yang membuat hati saya tergerak karena melihat dengan mata kepala sendiri bahwa ternyata dunia ini tidak pernah tidur, terutama buat mereka yang mau mencari rezeki. Sebab sepagi itupun beberapa orang sudah mulai bekerja, melakukan aktifitas mencari nafkah bagi keluarga.
foto: dok.pri @nuridazed
Pas, pikir saya. Begitu keluar dari gerbang sesaat saya memandangi sekitar yang masih sepi. Sayup-sayup terdengar suara sapu lidi yang khas dari seorang perempuan petugas PPKL yang sedang menyapu jalanan dengan seragam oranyenya itu. Saya sengaja menemuinya pagi itu, mendekat lalu memberikan bungkusan yang sudah saya siapkan dari rumah tadi. Beberapa pakaian bekas pantas untuknya.
"Alhamdulillah. Terima kasih, Bu," begitu katanya setelah menerima bingkisan dari saya. Awalnya beberapa hari lalu, saya melihat dia, perempuan muda itu juga sedang menyapu jalanan ketika mau berangkat jalan pagi seperti ini. Beberapa kali saya bertemu, kadang membawa anaknya yang masih kecil. Sebelumnya saya pernah menyisihkan sedekah Jumat Berkah untuknya, lalu menanyakan apakah mau kalau ada pakaian pantas yang masih layak pakai. Syukurlah dia senang menerima ini, sehingga saya pun merasa senang bisa berbagi.
Melanjutkan langkah kaki saya melewati tukang sayur yang masih belum buka sepenuhnya. Terlihat seorang bapak setengah tua yang mengambil sisa sayuran yang sudah layu yang sengaja disiapkan di kantong plastik untuk dibawa. Entah, barangkali mau dimasak lagi atau untuk apa, selayaknya rantai kehidupan yang selalu ada dengan memanfaatkan barang yang sudah tak terpakai dan sayang bila dibuang.
"Pagi, Bunda. Monggo mampir dulu," begitu sapa penjual kue subuh ketika saya hampir melewatinya. Saya tersenyum dan menuruti ajakannya. Melihat beraneka makanan untuk sarapan dan kue-kue yang tertata di meja. Beberapa orang nampak datang menyetor menitipkan kue juga. Hmm, pagi sudah mulai beraktivitas para UMKM ini, pikir saya. Lalu saya memilih serabi solo aneka rasa, kue ku dan risol mayo untuk dibawa jalan pagi. Seperti langganan saja, awalnya saya mencari sarapan sebelum berangkat jalan. Dia menyapa dan mengajak bicara, ternyata sesama orang Jawa. Akhirnya setiap lewat dia selalu menyapa, meski kadang saya tidak membeli daganganya.
Sampai di taman beberapa orang sudah mulai jalan santai juga. Saya menemukan beberapa kucing liar yang terlihat sedang menikmati makanan yang diberikan penyuka binatang atau volunteer di sana. Sungguh, di saat jalan sepagi ini saya menemukan banyak cerita yang membuat hati bahagia. Inilah manfaat kegiatan analog saya, yang dapat menumbuhkan rasa empati juga. Sebenarnya tak hanya jalan kaki, kegiatan analog yang suka saya lakukan dengan mengenyampingkan sarana digital seperti hape dan jaringan internet yang kadang membuat distrack seperti membaca buku, berkebun, memasak makanan kesukaan, menyulam dan sesekali melukis juga. Saya dapat leluasa berkegiatan dan berekspresi menuang isi hati untuk menambah kebahagiaan buat diri sendiri.
Kegiatan analog, yang merupakan aktivitas yang dilakukan di luar layar dapat memberikan lingkungan bebas dari gangguan digital yang selama ini terus bertumbuh dan seolah menguasai setiap orang. Kegiatan analog ini memungkinkan kreativitas, perhatian dan istirahat dari stimulasi digital yang konstan. Sebab tak bisa dipungkiri, hampir semua aktivitas berkegiatan tehnologi digital dan keberadaan sinyal internet, dipengaruhi gelombang listrik yang terus menerus, sehingga perlu kembali sejenak ke selera asal dengan analog untuk refresh dan penyegaran.
Dan salah satu kegiatan analog saya ini tak hanya membuat sehat badan, tapi juga membuka mata pada hal-hal sederhana yang berkaitan dengan kehidupan di alam nyata. Hal ini memang perlu dilakukan sesekali agar tidak membuat kita menjadi egois karena sibuk dengan notifikasi yang kadang bisa mengganggu dan mempengaruhi perilaku kita. Ternyata tanpa hapepun saya dapat menikmati hari dan lebih merasa tentram dan baik-baik saja.
Salam sehat dan selalu semangat.***NZ
Tidak ada komentar:
Posting Komentar