Tahun 2024 ini banyak hal yang harus disyukuri. Untuk kesehatan, keluarga dan rezeki. Tahun perjuangan sekaligus pencapaian mendampingi putri saya menjadi mahasiswi Universitas Indonesia seperti impiannya.
By Nur Ida Zed
foto: dok.pri @nuridazedSatu hal yang selalu saya lakukan di saat menjelang tutup tahun dan mengakhiri pergantian tahun biasanya mencatat semua kejadian dan peristiwa penting sepanjang tahun. Kalau di tahun sebelumnya, di 2023 kemarin, salah satu peristiwa penting yang selalu terkenang dan berkesan adalah perjalanan umroh ke tanah suci yang memberikan begitu banyak arti. Terutama dari sisi iman dan spiritual yang membuat saya selalu ingin menjadi manusia yang lebih baik lagi. Nah, tahun ini berbeda lagi.
Masih berkaitan dengan perjalanan umroh saya waktu itu, salah satu doa yang saya panjatkan di Mekkah dan di Raudhah adalah agar putri saya Puan, Dvine Adinda diberikan kelancaran dan kemudahan dalam menentukan pilihan kuliahnya, yakni diterima di Universitas Indonesia yang menjadi impian dan cita-citanya.
Sebagai ibu yang selalu mendampingi putrinya, saya memang tak putus untuk terus berdoa dan berusaha. Saya begitu mengerti bagaimana perjuangan putri saya ketika memasuki kelas tiga SMA. Persaingan yang begitu ketat, ditambah kegiatannya yang begitu banyak membuat saya ekstra memberikan perhatian dan dukungan untuk menjaga semangatnya. Saya tahu putri saya ini termasuk anak berprestasi yang masuk kategori eligible di sekolahnya, sehingga berkesempatan memilih jurusan kuliah dengan nilai terbaik rata-rata di sekolah. Tapi rupanya dia tidak diterima di fakultas yang diinginkan lewat jalur SNBP ini sehingga harus berjuang lewat jalur SNBT alias Seleksi Nasional Berbasis Tes.
Perjuangan makin keras, mengingat saingan tentu semakin banyak. Selain sekolah, setiap hari masuk les super intensif di sebuah Bimbingan Belajar di Prosus Inten, dan ditempa agar tetap semangat dan berjuang meraih keinginannya memasuki perguruan tinggi impian. Qadarullah alhamdulillah, diterima di FIK-Fakultas Ilmu Keperawatan (Nursing) Universitas Indonesia. Sebenarnya dia diterima juga di Universitas Negeri Jakarta lewat jalur prestasi, fakultas kimia murni, tapi tidak diambil dan memilih di UI sesuai keinginannya. Saya bersyukur karena tidak sampai melewati jalur mandiri dan lainnya, yang harus menunggu pengumuman lebih lama dan kadang harus tes ke tempat yang berbeda.
Dari awal memang putri saya ini berkeinginan untuk mendaftar di Universitas Indonesia, di salah satu rumpun fakultas ilmu kesehatan. Saya melihat potensi dan passionnya ini sehingga selalu mendukung. Tak jarang saya menungguinya belajar sampai larut malam, juga memasak makanan kesukaannya agar semangat tetap terjaga. Persiapan untuk SNBT ini hampir di sepanjang tahun, hingga di awal semester. Agar fokus belajarnya bahkan kami menunda untuk mudik karena waktunya berdekatan dengan UTBK. Dan perjuangan ini tidak sia-sia. Akhirnya Puan sah memakai Jakun alias Jaket Kuning yang menjadi jaket almamater salah satu universitas ternama ini, Universitas Indonesia.
foto: dok.pri @nuridazed
Tidak bisa dipungkiri ada rasa bangga tersendiri di sela rasa syukur saya. Terhadap waktu yang terus saja berjalan, yang tanpa terasa membersamainya dari kecil dalam menempuh pendidikan. Dari mencarikan Sekolah TK, melanjutkan PPDB SD, lalu PPDB SMP kemudian PPDB SMA yang alhamdulillah lancar, hingga kini sudah menjadi mahasiswa saja.
Pastinya tugas saya kini tidak sama, musti bisa lebih banyak menjadi teman dan sahabat baik bagi putri saya yang sekarang telah menjadi remaja puteri dengan dunianya. Tidak bisa lagi menerapkan peraturan dengan kata harus dan kudu, tapi sebaiknya mementingkan diskusi untuk mencari solusi terbaiknya. Membantu mengembangkan potensi sesuai apa keinginannya. Seperti ketika memilih UKM- Unit Kegiatan Mahasiswa Marching Band yang menjadi salah satu aktivitas kampus di sela kuliahnya. Sebagai orang tua saya mendukung dan mensupport saja. Senantiasa memberikan semangat dengan menghadiri saat performe, lomba dan memberikan apresiasi setelahnya.
foto: dok.pri @nuridazed
Begitu juga ketika dia aktif di Band Fakultas yang dapat menjadi sarana mengembangkan diri dalam bermusik, saya ingin menjadi orang pertama yang memberikan dukungan agar bakat dan hobinya yang satu ini juga berkembang. "Besok diminta perform di acara Fun Run dan Dies Natalis Fakultas, Mam, " katanya ketika minta ijin pulang agak telat karena harus latihan dan sinkronisasi lebih dahulu.
"OK, enjoy your time," kata saya seraya mengingatkan jangan lupa makan. Untuk masalah mendidik anak ini saya selalu ingat nasehat Sayyidina Ali bin Abi Thalib yang mengatakan bahwa: "Ajarilah anak-anakmu sesuai dengan zamannya, karena mereka hidup di zaman mereka, bukan di zamanmu". Sehingga pola pengasuhan anak tidak bisa disamakan dengan pola pengasuhan orang tuanya, sebab zaman memang sudah berbeda.
Ya, dengan begitu anak akan dapat lebih berkembang, tumbuh dan maju. Di fase ke tiga anak kita, di usia 14-21 selayaknya diberikan keleluasaan dalam ber4fikir dan bertindak sehingga dia akan lebih bertanggung jawab terhadap apa yang menjadi pilihannya.
Peristiwa lain yang saya alami di tahun ini membuat saya merasa bersyukur karena selalu diberikan kesehatan dan keberkahan. Saya masih bisa berkarya, membersamai anak-anak dan suami, bahkan bisa leluasa bertemu teman-teman sekolah masa kecil yang telah lama tak berjumpa. Tahun 2024 saya sempat jalan-jalan dengan putri saya, healing dan mengganti waktu mudik kemarin dengan mengenalkannya pada kehidupan dunia yang lebih luas lagi.
foto: dok.pri @nuridazedMemiliki berbagai kegiatan yang memberikan manfaat dan selalu dipenuhi oleh orang-orang terdekat yang menyayangi dan selalu ada untuk saya.
Berharap dapat menutup tahun 2024 ini dengan segala kegembiraan dan semangat serta rasa syukur yang besar terhadap semua yang telah diberikan Allah SWT. Meski di akhir tahun cuaca seringkali tak mendukung dan usia terus bertambah, terpenting saya selalu diberikan kecukupan dan kesehatan. Dicukupkan rezeki dan ditambah keimanan serta taqwa saya pada Tuhan.
Di usia yang tidak lagi muda, kebahagiaan dan kesehatan yang menjadi harapan utama. Anak-anak membutuhkan saya, setidaknya untuk mendampingi dan membersamainya terus bertumbuh dan memberikan manfaat.
Segala yang baik akan terus dipertahankan, diperjuangkan, dan ditingkatkan. Hal yang kurang baik sebaiknya dihilangkan, dilupakan dan dijadikan pelajaran. Kalau mungkin diperbaiki lagi. Begitupun dengan semua kenangan. Yang baik akan tetap melekat dan menjadi semangat, yang kurang baik dibuang saja.
Menutup tahun selalu memberikan banyak kenangan, perjalanan, dan pelajaran. Apapun itu hendaknya dipenuhi dengan rasa syukur yang tiada henti. Dengan begitu akan banyak berkah berlimpah di tahun depan nanti.
Selamat menutup tahun 2024 dengan rasa bahagis, selamat datang tahun 2025 dengan setumpuk asa untuk meraih kesuksesan.
Salam sehat dan selalu semangat.***NZ
Tidak ada komentar:
Posting Komentar