Feature: Antara Parfum dan Karakter Perempuan
By Nur Ida Zuhayanti
Perempuan tak bisa dipisahkan dari
wewangian. Kelembutan dan eksotis yang dimiliki dapat tercermin lewat pilihan
aroma parfum yang dipakainya.
Ya.
Wewangian memang mempunyai kekuatan yang dapat membawa imajinasi seseorang. Dan
itulah dahsatnya parfum. Wanginya sanggup menyusup membangkitkan imaji dan
kenangan. Bahkan menurut Mietha, suatu ketika kekasihnya yang sedang
bertugas ke Surabaya itu tiba-tiba datang karena sedang berpapasan dengan orang
yang memakai parfum sama seperti yang dipakainya. “Kangen,” begitu kata auditor
sebuah bank pemerintah yang menyukai parfum bernuansa lembut serta feminim
macam Kenzo dan Nina Ricci ini. Baginya, parfum merupakan pelengkap kosmetik
yang keberadaannya seperti bedak dan lipstik saja.
Begitu
juga Anny. Bedanya, Public Relation ArtComm ini lebih suka nuansa spicy yang sedikit maskulin dengan aroma
terapi. “Aku memang tidak terlalu fanatik dengan parfum tertentu. Kadang-kadang
bahkan suka bereksperimen,” terang penyuka shopping
yang selalu membawa parfum dalam tas kerjanya ini. Ia mengoleksi beberapa merek
seperti Estee lauder, Nina Ricci hingga Odise keluaran Issey Miyake. Pada
kesempatan tertentu, seperti ketika sedang bertemu klien atau berdua dengan
pasangan, ibu muda ini mengaku selalu memakai parfum untuk menambah kenyamanan.
Ia merasakan kehadiran parfum sebagai pelengkap yang berarti bagi dirinya.
Namun lepas dari semua itu, adakah rahasia di balik parfum seorang perempuan?
Cerminan Karakter
Tak
bisa dipungkiri bila kebanyakan perempuan memang menyukai parfum. Setidaknya
wangi-wangian atau harum-haruman untuk kenyamanan dirinya. Dalam kehidupan
sehari-hari saja, misalnya, perempuan membersihkan badan dengan sabun wangi.
Juga memakai pakaian yang dicuci dengan deterjen yang beraroma harum, dan terkadang
masih ditambah pula dengan pewangi.
Begitupun
untuk perawatan tubuh seperti bedak, lulur, shampoo, pelembab, facial,
hand and body lotion dan sebagainya yang mengandung unsur wewangian
dengan berbagai macam pilihan aroma. Bahkan pada dasarnya, tidak hanya perempuan,
tapi semua orang tentu memilih bau harum dari pada sebaliknya. Sebab bau harum
itu setidaknya dapat memberikan stimulasi pada seseorang, semacam kesegaran,
ketenangan, kedamaian, dengan catatan apabila sesuai dengan indera penciuman
masing-masing individu.
“Khusus
untuk parfum, bagi perempuan merupakan sesuatu yang sangat pribadi
keberadaannya. Parfum bisa mencerminkan karakter pemakainya, “ terang Poppy
Dharsono, desainer yang pernah meluncurkan produk parfum berlogo namanya itu
ketika saya temui di rumahnya, siang itu. Misalnya: tipikal perempuan yang
mempunyai pribadi yang classy dan elegant, biasanya cenderung
memilih parfum dengan aroma spicy. Sedangkan yang sportif, akan
cenderung memilih aroma lemon atau orange.
Sementara yang maskulin, akan lebih berat pada aroma woody, atau sedikit
tobacco. Dan bagi perempuan dengan tipe lembut, akan lebih nyaman
dengan aroma mawar yang kental. Untuk aroma melati, biasanya banyak dipilih oleh
perempuan yang romantis.
Pada
beberapa perempuan, memilih parfum bisa tergantung suasana dan kesempatan
tertentu. Untuk pagi hari, misalnya, lebih cenderng ke aroma bunga-bungaan agar
membawa kesan segar alami. Sedang untuk siang hari, biasanya dipilih yang tidak
terlampau keras mengingat pengaruh udara yang panas. Sementara untuk suasana malam,
biasanya lebih berani memilih yang eksperimental.
Namun
bagi beberapa perempuan lain, pertimbangan suasana dan kesempatan bisa saja
tidak berlaku. Ia lebih nyaman dengan satu aroma, bahkan satu merek tertentu
yang dirasa telah cocok dan menyatu dengan dirinya, hingga tidak
mempertimbangkan lagi suasana dan acara apapun.
Sesuai Nudge
Memakai
parfum yang sama bagi masing-masing orang bisa saja berbeda harumnya.
Artinya, meski dengan aroma yang sama, kalau sudah dipakai dapat saja berubah
dan berbeda. Hal ini disebabkan karena pH kulit masing-masing orang serta unsur
hormonal yang tidak sama. Dan ini dapat dipengaruhi oleh pola hidup serta
makanan yang dikonsumsi, maupun mutu dan macam parfum itu sendiri.
Mengenai
mutu parfum, menurut Poppy sangat ditentukan oleh nudge, atau aroma yang
ditebarkan. Dan ini dapat dibagi menjadi tiga tahapan terhitung sejak pertama
parfum disemprotkan atau dipakai, yakni:
-
Top Nudge- aroma awal yang langsung menebar hingga 15 menit.
-
Body Nudge- aroma yang melekat setelah sekitar 2 sampai 5 jam dan telah
menyatu dengan aroma tubuh.
-
Bottom Nudge- sisa aroma yang tertinggal, yang sangat menentukan
kwalitas sebuah parfum.
Untuk
standar parfum berkelas, biasanya melewati tiga tahapan nudge di atas,
yakni top-body dan bottom nudge, sehingga sekali pemakaian
bisa bertahan sampai seharian atau bahkan lebih. Namun ada beberapa parfum yang
sengaja dibuat antara tahapan nudge yang memiliki tebaran aroma yang berlainan.
Nah, pilihlah parfum
yang sesuai dengan
diri kita.***NZ
foto: istimewa
Terima kasih infonya gan.
BalasHapusLumayan buat nambah wawasan.
Gema Parfum
Parfum Kenzo.
----------