Percaya atau tidak bila
kuliner khas sebuah daerah bisa membuat kita kangen untuk kembali datang dan
mencicipinya. Lidah seperti sudah mengenali racikan mana yang paling enak untuk
dinikmati.
By Nur Ida Zed
Boleh dibilang saya ini termasuk penjelajah
rasa dalam kuliner. Meski berasal dari Jawa Tengah, saya juga suka masakan khas
Jawa Timur. Dari kecil ibu sudah mengenalkan rawon dan rujak cingur di lidah
kami karena rasanya memang enak, sehingga menjadi sajian pilihan yang juga sering
dihidangkan di meja makan. Saya masih ingat saat ibu megenalkan pada kluwek, bahan khas untuk rawon berkulit
keras seperti batu yang harus dipecah dulu dan unik itu. Juga petis udang yang
menjadi pelengkap wajib untuk campuran sambal kacang pada rujak cingur.
“Petis yang baik bisa dilihat dari
tekstur, warna dan rasa gurih udangnya,” begitu kata ibu. Beberapa teman ada
yang kurang menyukai petis karena sedikit amis, tapi bagiku itu justru sensasi
rasa yang paling nikmat.
Sewaktu masih kuliah di Yogyakarta,
saya menemukan makanan ini di Mirota Kampus dan warung dekat jalan layang. Setelah
tinggal di Jakarta, kami suka berburu makanan ini di beberapa restoran khas
Jawa Timur yang menyajikannya. Kebetulan suami juga berasal dari sana, sehingga
untuk selera makan tak jauh berbeda. Anak-anak pun mulai kenal dengan rasa khas
masakan daerah yang sudah jelas enak, fresh
dan sehat di antara makanan cepat saji yang lebih gampang ditemui saat ini.
Masakan Daerah Warisan Budaya
Untuk memasak masakan daerah memang
butuh keahlian tersendiri. Banyak teknik yang perlu dicermati agar rasa dan taste aslinya tetap terjaga. Meski
banyak juga yang bisa dimodifikasi sesuai selera, namun ada beberapa pakem semacam
bumbu dan cara memasak tertentu agar tidak hilang kelezatannya.
Namanya saja rujak cingur, tentu
paduan dari rujak buah dan sayur yang terkenal segar itu ditambah dengan irisan
cingur. Ya, cingur, bagian dari mulut sapi yang sudah direbus itu akan terasa gurih,
kenyal dan lezat bila diolah dengan cara yang benar dengan bumbu khusus,
lho, yaitu dilumeri dengan bubuk
ketumbar dan bawang putih, lalu direbus bersama daun salam untuk menghilangkan
bau amis dan memunculkan sensasi gurihnya.
Konon, cerita hikayat rujak cingur berawal
dari kesukaan seorang raja yang waktu itu menyelenggarakan sayembara membuat
menu baru dan istimewa, karena sudah bosan jenis masakan yang itu-itu saja.
Lalu seseorang menciptakan rujak cingur, paduan kesegaran dari aneka buah dan
sayur yang dibuat rujak, serta gurih dari sambal kacang yang dicampur petis udang
dengan sensasi unik dari kekenyalan cingur yang lembut.
Masakan khas Surabaya, Jawa Timur, khas
dari daerah pesisir pantai ini tak hanya terkenal di tempatnya, tapi juga sudah
menjelajah hingga ke ibukota bahkan manca negara. Di beberapa acara kedutaan di
luar negeri, kuliner khas daerah ini juga dikenalkan sebagai salah satu identitas
dan kekayaan budaya bangsa ini. Rujak cingur biasanya termasuk sajian pembuka
atau salat karena memadukan kesegaran buah dan sayur di dalamnya, sementara
sambel kacang campur petis menjadi sauce
yang istimewa. Bisa juga menjadi menu
utama atau main course bila
dilengkapi dengan irisan lontong, nasi maupun kentang, juga kerupuk udang.
Resep Rujak Cingur
Bahan:
-
150 gram cingur yang sudah direbus
-
Sayuran seperti 1 ikat kangkung, toge secukupnya.
-
Buah segar seperti nanas, bengkoang, timun,
mangga, kedondong, jambu air, iris sesuai selera.
-
Pisang batu untuk sambal kacang
-
1 kotak tempe goring, potong persegi
-
1 kotak tahu putih goreng, potong persegi
-
Lontong, iris sesuai selera
Bumbu kacang:
-
50 gram kacang tanah, goreng
-
2 siung bawang putih, goring sampai layu
-
Cabe rawit atau merah secukupnya
-
1 sdm gula merah
-
½ sdt terasi bakar
-
Garam secukupnya
-
2 sdm petis udang
-
3 sdm air asam jawa
Cara membuat:
-
Rebus cingur sapi bersama sedikit garam dan daun
salam setelah dilamuri bubuk ketumbar dan bawang putih hingga lunak, lalu
angkat dan tiriskan. Bisa juga lalu digoreng sebelum diiris dan disajikan.
-
Kemudian siapkan bumbu kacang. Haluskan kacang
yang sudah digoreng bersama cabe rawit, garam, terasi dan gula merah. Lalu
tambahkan petis dan air asam juga air matang air matang secukupnya hingga lumer
merata.
-
Siapkan potongan buah seperti mentimun, nanas,
bengkoang juga jambu air juga sayuran yang sudah direbus seperti kangkung,
taoge serta irisan cingur, tahu dan tempe goreng yang sudah dipotong dadu serta
lontong bila mau.
-
Sajikan dengan dicampur semua bahan dan sambal
kacang petisnya, atau bisa juga dipisah lalu sambal kacang petis disajikan
dengan disiram di atasnya. Akan lebih enak bila dilengkapi dengan kerupuk uyel
atau kerupuk udang.
Ya. Buat kami, sesekali mencicipi makanan khas daerah menjadi salah satu
cara untuk mencintai budaya bangsa dari
kekayaan asli Indonesia. Membiasakan lidah kita untuk tetap mengenali masakan khas
sebagai warisan leluhur yang kaya rasa serta banyak manfaatnya. Selain itu, dimanapun
kita berada, kuliner daerah seringkali bisa mengobati rasa kangen saat ingin datang dan mencicipinya.
Agaknya, kuliner khas daerah bisa
membuat cerita panjang dalam paparan sejarah bahkan lekat dengan memori yang
ingin diungkapkan ketika menikmati kelezatannya.
Salam sehat dan selalu semangaatt.***NZ